Netanyahu: Tentara Israel Berhasil Menembus 'Jantung Kota Gaza'
PM Israel Netanyahu mengatakan bahwa tentara Israel telah berhasil 'mengepung' Kota Gaza. Israel meminta ribuan warga sipil Gaza untuk…
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah berhasil "mengepung” kota Gaza, sementara Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menyebut bahwa pasukannya telah "beroperasi di dalam” jantung kota terpadat di Gaza, pada Selasa (07/11).
"Kota Gaza telah dikepung, kami berhasil beroperasi di dalamnya," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi. "Kami meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari. Sejauh ini, kami telah membunuh ribuan teroris, baik di atas tanah maupun di bawah tanah," tambahnya.
PM Israel itu kembali menolak gencatan senjata dan mengatakan bahwa kembalinya pengiriman bahan bakar tidak akan mungkin terlaksana, kecuali Hamas membebaskan para sandera yang masih ada. Netanyahu juga mengulangi seruannya agar warga sipil mengungsi ke selatan Gaza untuk menghindari pertempuran.
"Kami tidak akan berhenti," tegas Netanyahu.
Menhan Israel juga mengatakan bahwa pemimpin Hamas yang paling senior di Gaza, Yahya Sinwar, terisolasi di dalam bunkernya karena pasukan Israel "memperketat penjagaan" di sekitar Kota Gaza.
Para pejabat Israel itu berbicara pada peringatan satu bulan sejak serangan teror Hamas yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel dan menjadi pemicu konflik yang meluas saat ini. Berbagai peringatan, termasuk mengheningkan cipta selama satu menit, berlangsung pada Selasa (07/11) untuk menghormati para korban.
Jumlah korban tewas di Gaza menurut Hamas lebih dari 10.300 orang
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa serangan udara bertubi-tubi yang dilakukan Israel ke wilayah Palestina hingga kini telah menewaskan sedikitnya 10.320 orang, sejak konflik meletus satu bulan yang lalu.
Menurut Kemenkes, jumlah korban tewas tersebut, yang belum dapat diverifikasi secara independen, termasuk lebih dari 4.200 anak-anak.
Konflik Israel-Hamas meluap sejak 7 Oktober lalu, ketika militan Hamas melakukan serangan teror mematikan di Israel selatan, yang kemudian dibalas Israel dengan rentetan serangan udara dan operasi darat berskala besar di Gaza.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini mempertanyakan keakuratan angka-angka yang diberikan oleh kementerian tersebut, yang merupakan bagian dari pemerintahan yang dikuasai Hamas. AS, Uni Eropa, Jerman dan sebagian besar Eropa mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris.
PBB dan organisasi internasional lainnya mengatakan, jumlah korban tewas versi kementerian kesehatan di Gaza dalam konflik-konflik sebelumnya secara umum telah terbukti dapat diandalkan.
Israel kembali meminta warga sipil Gaza untuk pindah ke selatan
Pasukan Pertahanan Israel IDF memberikan waktu empat jam kepada warga Gaza yang masih berada di bagian utara untuk pindah ke bagian selatan, pada Selasa (07/11).
IDF juga mengatakan bahwa "ribuan" warga Palestina telah melewati koridor evakuasi yang mereka buka untuk warga sipil.
Menurut kantor berita Reuters dan The Associated Press (AP), warga yang melarikan diri di sepanjang rute tersebut terlihat melewati tank-tank militer yang kemungkinan besar akan mulai menyerbu jantung Kota Gaza, yang merupakan rumah bagi sepertiga dari 2,3 juta penduduk Palestina.
Israel mengklaim telah berhasil mengepung Kota Gaza, demi tekadnya untuk membasmi militan Hamas setelah serangan teror terhadap Israel 7 Oktober lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.