Konflik Palestina Vs Israel
Rusia Ucapkan Terima Kasih ke Hamas Sudah Bebaskan 2 Sandera Wanita di Gaza
Rusia berterima kasih kepada kelompok militan Hamas Palestina karena telah membebaskan dua tawanan wanita Rusia di Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia berterima kasih kepada kelompok militan Hamas Palestina karena telah membebaskan dua tawanan wanita Rusia di Gaza.
"Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif terhadap seruan kami yang terus-menerus," ungkap Kementerian Luar Negeri Moskow, dilansir dari Al Jazeera.
"Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan sisa warga Rusia yang ditahan di Jalur Gaza," lanjut kementerian.
Berbeda dengan banyak negara Barat, Rusia tidak mengakui Hamas sebagai organisasi 'teroris'.
Bahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin berulang kali menyerukan pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Baca juga: Cerita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas, Lalui Cobaan Berat di Tahanan
Sampai saat ini, Moskow masih mempertahankan hubungan dengan Israel dan Palestina.
Tawanan Thailand dibebaskan Hamas
Selain tawanan Rusia, Hamas juga membebaskan tawanan Thailand.
Sejumlah 17 warga negara Thailand yang telah dibebaskan Hamas kemudian terbang ke tanah air mereka.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan kelompok pertama yang dipulangkan ke Thailand sudah kembali ke keluarga melalui penerbangan komersial Israel.
Mereka semua telah ditahan sejak serangan terhadap Israel pada Sabtu (7/11/2023).
Dari foto yang beredar di media sosial, para keluarga sandera yang dibebaskan menunggu kedatangan mereka di bandara utama Bangkok.
Hingga saat ini, masih ada sembilan warga Thailand yang masih ditahan oleh kelompok militan Hamas Palestina.
Baca juga: Analis Israel Larang TV Lokal Tayangkan Video Hamas Bebaskan Sandera

Update perang Israel-Hamas hari ke-55
Berikut ini rangkuman sejumlah peristiwa yang terjadi di hari ke-55 perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 kemarin:
- IDF dan Pejuang Hamas memperpanjang masa gencatan senjata setelah upaya mediasi di menit-menit terakhir.
Gencatan senjata antara Israel-Hamas pun disepakati diperpanjang selama satu hari.
Penghentian sementara pertempuran akan berlanjut selama 24 jam berikutnya dan terjadi setelah Israel dan Hamas menukar tawanan dengan tahanan untuk hari keenam.
Perjanjian tersebut, yang diumumkan oleh kedua belah pihak beberapa menit sebelum jeda perang berakhir.
Gencatan senjata berhasil terjadi setelah Hamas mengirimi Israel daftar perempuan dan anak-anak yang akan dibebaskan pada hari Kamis (30/11/2023).
Baca juga: Gencatan Senjata Hari ke-6: Hamas Bebaskan 16 Sandera, Ditukar 30 Tahanan Palestina

Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet perang Israel hampir mengakhiri jeda tersebut setelah dengan suara bulat memutuskan:
"Jika daftar tahanan yang dapat diterima untuk dibebaskan tidak disampaikan pada pukul 07:00 (12:00 WIB) pagi ini, pertempuran akan segera dilanjutkan."
“Daftar perempuan dan anak-anak – sesuai dengan ketentuan garis besar [perjanjian gencatan senjata minggu lalu] – telah dikirimkan ke Israel beberapa waktu yang lalu; oleh karena itu, jeda akan terus berlanjut,” katanya.
- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel dan mengatakan pemerintahan Biden menginginkan perpanjangan gencatan senjata lebih lanjut.
Ada upaya diplomatik yang panik sepanjang malam untuk memperpanjang gencatan senjata enam hari yang sempat dijadwalkan berakhir pada hari Kamis (30/11/2023) pukul 07.00 waktu setempat.
Baca juga: Israel Terima Daftar Nama Sandera yang akan Dibebaskan Hamas, Singgung Perpanjangan Gencatan Senjata

Perjanjian gencatan senjata yang baru ini terjadi tak lama setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Bliken menginjakkan kakinya di Gaza, Kamis (30/11/2023).
- Sekitar 100 orang telah dibebaskan oleh Hamas dan lebih dari 200 tahanan Palestina oleh Israel selama seminggu terakhir, termasuk 16 tawanan yang ditukar dengan 30 tahanan Palestina pada Rabu malam.
- Hamas membebaskan 10 warga Israel, dua warga negara Israel-Rusia dan empat warga negara Thailand, menurut kementerian luar negeri Qatar pada hari Rabu (29/11/2023).
- Di antara 30 orang yang dibebaskan dari penjara Israel pada hari Rabu (29/11/2023) adalah Ahed Tamimi.
Tamimi merupakan seorang aktivis dan penulis Palestina berusia 22 tahun terkemuka.
Ia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena menampar dan menendang seorang tentara Israel pada tahun 2017.

Baca juga: Aktivis Ahed Tamimi, Salah Satu Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel Telah Tiba di Ramallah
Aktivis Palestina Ahed Tamimi tiba di Ramallah setelah dibebaskan dari penjara Ofer sebagai bagian dari pertukaran tersebut.
- Pasukan Israel mengepung Rumah Sakit Thabet Thabet di Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki, menurut kantor berita Wafa.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.