Minggu, 17 Agustus 2025

Kisah warga dan aparat yang berjibaku demi mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi

Upaya evakuasi para pendaki yang selamat maupun meninggal dunia di Gunung Marapi, Sumatra Barat, erat kaitannya dengan peran warga…

BBC Indonesia
Kisah warga dan aparat yang berjibaku demi mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi 

Upaya evakuasi para pendaki yang selamat maupun meninggal dunia di Gunung Marapi, Sumatra Barat, erat kaitannya dengan peran warga setempat dan aparat.

Masyarakat Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam ikut berjibaku mencari serta mengevakuasi para pendaki sejak Gunung Marapi erupsi pada Minggu (03/12).

Afri Rusdi adalah salah satu warga yang ikut melakukan pencarian dan evakuasi. Pria berusia 57 tahun itu mengandalkan sepeda motor trail yang ia rakit untuk melaju ke puncak gunung.

"Yang paling saya ingat adalah pada Senin 5 Desember 2023 lalu. Saat itu mengantarkan logistik ke atas [gunung]," paparnya kepada wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Ia langsung memacu sepeda motornya guna memberikan makanan kepada tim evakuasi.

"Saat saya sampai di sana, saya bahkan menemukan korban yang tertelungkup dan beberapa jenazah lainnya," tuturnya.

Mengangkut jenazah menggunakan sepeda motor

Afri dan beberapa orang warga lainnya kemudian menggunakan sepeda motor trail untuk mengangkut jenazah.

"Kami menggendongnya [jenazah] ke tempat kami meletakkan sepeda motor dan kami membawanya ke bawah dengan sepeda motor itu," lanjutnya.

Pria itu mengikatkan jenazah tersebut ke tubuhnya menggunakan ikat pinggang dan langsung memacu sepeda motornya.

"Saat sampai di bawah, sudah ada ambulan yang menunggu dan semua orang yang ada di posko tersebut terkejut melihat kami membawa jenazah," lanjutnya.

Menurutnya, banyak warga Batu Palano berinisiatif melakukan evakuasi terhadap para pendaki yang menjadi korban.

"Warga yang ikut melakukan evakuasi jumlahnya 100-an lebih. Sejak hari pertama kejadian sudah banyak warga yang pergi berinisiatif untuk melakukan evakuasi," jelas Afri.

Pada Senin (04/12), menurut Afri, ada lima warga yang berangkat menuju puncak Gunung Marapi setelah melihat sebuah video viral seorang korban meminta bantuan.

"Bahkan pada hari pertama itu belum ada tim dari Basarnas atau dari manapun yang datang untuk mengevakuasi korban. Kami warga di sini sudah pergi ke atas untuk melakukan evakuasi," lanjutnya.

Bahkan, sejumlah pria di daerah tersebut rela meninggalkan pekerjaan mereka demi melakukan evakuasi korban yang berada di puncak Gunung Marapi.

"Saat terjadi musibah, kami akan meninggalkan pekerjaan kami untuk membantu. Apalagi ini sebuah bencana berskala nasional, tentu kami harus turun tangan," tegasnya.

Evakuasi di tengah erupsi

Proses evakuasi sempat menemui kendala karena terjadi beberapa erupsi kecil.

Hal itu dialami Serda Aulia Firman dari Komando Rayon Militer (Koramil) 02 Banuhampu di Kabupaten Agam yang terlibat dalam proses evakuasi di puncak Gunung Marapi.

"Memang ada kekhawatiran saat akan menuju puncak. Karena erupsi masih terus terjadi," ujarnya.

Meski khawatir, Aulia terus menuju puncak gunung bersama tim yang telah ditunjuk di Posko Evakuasi yang berada di Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Setelah beberapa jam berjalan kaki, Aulia dan rekan-rekannya sampai di puncak Gunung Marapi yang terus menyemburkan asap hitam.

"Kami langsung mencari keberadaan korban yang meninggal dunia untuk dibawa ke bawah," lanjutnya.

Saat menemukan satu jenazah, ia bersama beberapa personel TNI dan Polri langsung memasukkannya ke dalam kantong yang sudah mereka bawa dari posko.

Setelah itu, ia langsung mengangkut jenazah itu ke bawah dan menyerahkannya kepada tim lainnya secara estafet di jarak yang sudah ditentukan.

"Untuk mengangkut jenazah sendiri, kami membawanya sekitar 30 menit perjalanan dan nanti dilanjutkan oleh tim lainnya yang sudah menunggu di titik tertentu," lanjutnya.

Upaya tim gabungan tidak sia-sia. Mereka berhasil menemukan dan mengevakuasi para pendaki yang terperangkap di Gunung Marapi.

Total sebanyak 23 pendaki meninggal dunia, 12 luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit, serta 40 lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan