Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Puluhan Ribu Pengungsi di Gaza Selatan Terlantar, Butuh Tempat Berlindung

Pengungsi di Gaza menghadapi kepadatan yang berlebihan dan membutuhkan tempat berlindung.

Penulis: Nuryanti
MAHMUD HAMS / AFP
Ilustrasi - Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Khan Yunis mendirikan kamp di Rafah lebih jauh ke selatan dekat perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, pada 6 Desember 2023. Pengungsi di Gaza menghadapi kepadatan yang berlebihan dan membutuhkan tempat berlindung. 

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi di Gaza selatan kini terlantar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, warga yang berbondong-bondong ke Rafah menghadapi kepadatan yang berlebihan, dan membutuhkan tempat berlindung, Sabtu (9/12/2023).

Al-Mawasi, sebidang tanah sempit di sebelah Mediterania, telah ditetapkan sebagai zona kemanusiaan oleh Israel.

Namun, rumah bagi puluhan ribu pengungsi Palestina, yang tinggal di tenda-tenda di daerah yang lebarnya hanya sekitar 1 km dan panjang 14 km, tidak aman dan tidak manusiawi.

Seorang pengungsi Palestina di Al-Mawasi, Yaser Abu Asi, menyebut tidak ada makanan dan obat-obatan.

“Kami membutuhkan solusi. Jika Anda menunggu kami mati, pastinya dalam waktu tiga minggu orang-orang akan mati karena tidak ada makanan, tidak ada obat, tidak ada pengobatan, tidak ada apa-apa,” ungkapnya, Minggu (10/12/2023), dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Menhan Israel Yoav Galant Klaim Ratusan Komandan Hamas Tewas di Gaza: Perang Sangat Sukses

Puluhan Ribu Pengungsi Tiba di Gaza Selatan

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, sejak 3 Desember 2023, puluhan ribu pengungsi internal telah tiba di Rafah, ujung selatan Jalur Gaza.

Kebanyakan dari mereka berasal dari kota tetangga Khan Younis, menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pasukan Israel dan pemboman, serta pertempuran yang terus berlanjut.

Para pengungsi baru ini menghadapi kepadatan yang sangat parah di Rafah.

Sehingga, tidak ada ruang kosong untuk berlindung, bahkan di jalan-jalan atau tempat terbuka lainnya.

“Ribuan pengungsi mendirikan bangunan sementara dan tenda di rumah sakit Lapangan Qatar yang sedang dibangun dan kampus Universitas Terbuka Al-Quds di Rafah,” kata badan tersebut, Sabtu, dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Dampak Perang Israel-Hamas, PBB: Penduduk Gaza Kelaparan Massal

Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023.
Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023. (AFP/MAHMUD HAMS)

Bagi warga Palestina, ini adalah pengungsian kedua atau ketiga yang mereka alami sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Menurut PBB, diperkirakan sekitar 1,9 juta orang di Gaza atau sekitar 85 persen populasi, menjadi pengungsi internal.

Hampir 1,2 juta dari pengungsi ini telah terdaftar di 151 fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di seluruh Jalur Gaza.

Baca juga: Israel Lanjutkan Serangan di Gaza setelah Veto AS, Tepi Barat juga Jadi Sasaran

Diberitakan Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi di Jalur Gaza, ketika serangan Israel menewaskan 10 orang di Khan Younis.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan