Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS dan Israel Makin Dikucilkan Dunia, Sekutu AS Malah Dukung Gencatan Senjata di Gaza

AS dan Israel makin dikucilkan dunia karena banyak negara memutuskan mendukung gencatan senjata.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden menjelang pertemuan dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada hari terakhir Pekan Pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California, pada 17 November 2023. Sekutu AS ramai-ramai mendukung gencatan senjata di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dan Israel makin dikucilkan dunia karena banyak negara memutuskan mendukung resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang gencatan senjata di Gaza.

Bahkan, sekutu AS seperti Australia, Kanada, dan Jepang kini memilih menyerukan gencatan senjata.

Dilansir dari TASS yang mengutip surat kabar kenamaan asal AS, Washington Post, para sekutu AS memutuskan mengubah sikap lantaran jumlah warga sipil yang tewas di Gaza makin banyak.

Di samping itu, muncul banyak aksi protes dari masyarakat perihal perang di Gaza.

“[Hasil pemungutan suara itu] menunjukkan AS nyaris dikucilkan sepenuhnya … dan tidak ada kesepakatan tentang narasi Amerika-Israel,” kata Rashuid Khalidi, seorang guru besar kajian modern Arab di Universitas Columbia.

“Meski negara-negara Barat umumnya sejalan dengan Israel, pendapat masyarakat di negara-negara itu berubah," katanya menambahkan.

Adapun pada hari Selasa, (12/12/2023), Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi yang diinisiasi oleh Mesir dan Mauritania tentang gencatan senjata di Gaza.

Sebanyak 153 negara mendukung resolusi. Sementara itu, 10 negara, termasuk Israel dan AS, menolaknya.

Kemudian, ada 23 negara yang memilih abstain, salah satunya Inggris.

Baca juga: Serangan Drone Israel di Timur Kota Jenin Menewaskan 2 Warga Palestina

Di sisi lain, Majelis Umum PBB memutuskan menolak amandemen yang prakarsai oleh AS. Isinya tentang kecaman terhadap tindakan Hamas.

Badan PBB itu juga menolak amandemen yang diinisiasi oleh Austria tentang sandera Hamas dan kelompok lainnya.

Sinyal Biden dan Netanyahu pecah kongsi

Hubungan AS dengan Israel dikabarkan mulai retak karena perselisihan pendapat di antara keduanya.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa kini Israel mulai kehilangan dukungan untuk operasi militernya melawan Hamas.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menolak rencana AS tentang Gaza jika nanti perang telah usai.

Biden mengkritik pedas pemerintahan garis keras di Israel. Dia juga mendesak Netanyahu untuk mengubah pendekatannya.

“Saya pikir dia (Netanyahu) harus berubah, dan dengan pemerintahan ini, pemerintahan ini di Israel membuat dia amat sulit untuk berubah,” ujar Biden dikutip dari CNN International, (13/12/2023).

Baca juga: Muncul Sinyal Biden dan Netanyahu Pecah Kongsi, AS Sindir Israel Kehilangan Dukungan

Biden bahkan menuding pemerintahan Netanyahu saat ini adalah pemerintahan paling kolot dalam sejarah Israel.

Dia menyebut dukungan terhadap operasi militer Israel mulai berkurang.

Selain itu, Biden mengklaim pemerintah Israel tidak menginginkan solusi dua negara untuk mengatasi konflik Palestina-Israel.

“Mereka (Israel) mulai kehilangan dukungan karena pengeboman yang tidak pandang bulu," kata Biden menjelaskan.

Biden juga menyinggung pembicaraan personal antara dia dan Netanyahu.

Dikutip dari Reuters, dalam pembicaraan itu Netanyahu berujar, "Kalian mengebom Jerman habis-habisan, kalian menjatuhkan bom atom, ada banyak warga sipil tewas."

Biden kemudian membalas pernyataan itu dan meminta Israel tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan AS.

"Ya, itulah alasan lembaga-lembaga itu dibuat setelah Perang Dunia II untuk melihat apakah hal itu terjadi lagi. Jangan buat kesalahan seperti yang kita buat saat 9/11. Tidak ada alasan mengapa kami harus berperang di Afganistan," kata Biden.

Baca juga: Mengenal Brigade Golani, Pasukan Elite Israel yang 8 Anggotanya Tewas dalam Penyergapan di Shujaiya

Sementara itu, Netanyahu mengakui bahwa dia dan Biden berselisih pendapat tentang apa yang harus dilakukan di Gaza jika nantinya perang sudah berakhir.

“Ya, ada perbedaan pendapat tentang ‘masa setelah Hamas’ dan saya juga berharap bisa mencapai kesepakatan,” kata Netanyahu.

Sebelum perang antara Hamas dan Israel meletus tanggal 7 Oktober lalu, Biden sudah mengkritik pemerintahan koalisi Netanyahu yang berisi partai sayap kanan.

Meski demikian, Biden terlihat mendukung Netanyahu dalam acara-acara di depan publik.

Ketika Israel mulai melancarakan serangan balasan ke Gaza, Biden mengatakan Israel punya hak untuk membela diri.

Namun, Biden mengimbau Netanyahu untuk mencegah jatuhnya korban warga sipil di Gaza.

Baca juga: Pertempuran Jarak Dekat, Pasukan Gabungan Brigade Al-Qassam dan Al-Quds Sergap 15 Tentara Israel

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan