Konflik Palestina Vs Israel
Jurnalis Al Jazeera Samer Abudaqa Tewas dan Wael Dahdouh Terluka dalam Serangan Israel di Gaza
Jurnalis Al Jazeera Arab, Samer Abudaqa tewas dan rekannya Wael Dahdouh terluka dalam serangan Israel di Khan Younis, Gaza selatan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Febri Prasetyo
Banyak warga Palestina dari bagian tengah dan utara Gaza mencari perlindungan di Khan Younis sejak perang dimulai pada bulan Oktober.
Baca juga: 1400 Lebih Jurnalis dari Seluruh Dunia Tanda Tangani Petisi Hentikan Pembunuhan Jurnalis di Gaza
Banyak dari mereka kini telah terdesak lebih jauh ke selatan menuju kota paling selatan di Jalur Gaza, Rafah, setelah Israel mengintensifkan operasi militernya di Khan Younis.

Serangan itu terjadi di tengah bentrokan sengit antara pejuang Palestina dan tentara Israel di lokasi-lokasi di Gaza.
Warga melaporkan pertempuran di Shujayea, Sheikh Radwan, Zeitoun, Tuffah, dan Beit Hanoon di Gaza utara, di timur Maghazi di Gaza tengah dan di pinggiran tengah dan utara Khan Younis, menurut layanan berita Reuters.
Jaringan media Al Jazeera mengutuk serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abudaqa di Gaza dan Belgia.
"Al Jazeera meminta pertanggungjawaban Israel karena secara sistematis menargetkan dan membunuh jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka," bunyi pernyataan tersebut.
"Dalam pengeboman hari ini di Khan Younis, pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal ke sebuah sekolah tempat warga sipil mencari perlindungan, yang mengakibatkan banyak korban jiwa," kata jaringan tersebut.
Baca juga: Kelompok HAM: Serangan Israel terhadap 7 Jurnalis di Lebanon Tampaknya Disengaja
"Setelah Samer terluka, dia dibiarkan mati kehabisan darah selama lebih dari 5 jam, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menghubunginya, sehingga tidak memberikan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan," tambah pernyataan itu.
Wael Dahdouh kehilangan empat anggota keluarga
Pada akhir Oktober, Wael Dahdouh kehilangan empat anggota keluarganya dalam serangan udara Israel.
Keluarganya mencari perlindungan di kamp Nuseirat di pusat Gaza ketika rumah mereka dibom oleh pasukan Israel, menewaskan istrinya, Um Hamzah, putranya yang berusia 15 tahun, Mahmoud, dan putrinya yang berusia tujuh tahun, Sham, dan cucunya, Adam, yang meninggal di rumah sakit beberapa jam kemudian.
Seruan penyelidikan independen
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan pihaknya sangat sedih dan menyerukan penyelidikan independen atas serangan tersebut.
Kelompok kebebasan pers mengatakan konflik di Gaza adalah yang paling mematikan bagi jurnalis yang pernah tercatat.
"Kami marah dengan harga yang mahal, menurut saya harga yang ekstrim, yang harus dibayar oleh jurnalis Palestina,"kata Carlos Martinez de la Serna dari CPJ kepada Al Jazeera.
Baca juga: IDF Telanjangi Warga Sipil Gaza, Klaim Mereka Pejuang Hamas Termasuk Jurnalis Bernama Diaa Al-Kahlot
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.