Konflik Palestina Vs Israel
Israel Tarik Sebagian Pasukan dari Gaza, Beralih ke Operasi yang Lebih Bertarget untuk Lawan Hamas
Beberapa tentara ditarik dari Gaza selatan dan akan dipersiapkan untuk dirotasi ke perbatasan utara dengan Lebanon.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Israel menarik sebagian pasukannya dari Gaza untuk beralih ke operasi yang lebih bertarget melawan Hamas.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat Israel pada Senin (1/1/2024).
Pejabat itu mengatakan, penarikan tersebut difokuskan pada pasukan cadangan.
Israel diketahui telah menyiapkan 300.000 tentara untuk perang dan dirancang untuk menghidupkan kembali perekonomian Israel.
Namun, pejabat tersebut mengungkapkan, beberapa tentara yang ditarik dari Gaza selatan akan dipersiapkan untuk dirotasi ke perbatasan utara dengan Lebanon, tempat militan Hizbullah saling baku tembak dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Israel telah memperingatkan jika Hizbullah tidak mundur, maka perang besar-besaran akan terjadi di Lebanon.
Baca juga: 300.000 Tentara Cadangan Israel Dikembalikan ke Keluarga, Perang Masih Berlanjut di 2024
Baik Hamas maupun Hizbullah didukung oleh Iran, yang sekutu militannya di Suriah, Irak, dan Yaman juga melancarkan serangan jarak jauh terhadap Israel.
“Situasi di Lebanon tidak akan dibiarkan berlanjut."
"Periode enam bulan ke depan ini adalah momen kritis,” kata pejabat itu, Senin, dilansir The Guardian.
Israel Dapat Tekanan AS
Diberitakan Al Jazeera, Israel semakin mendapat tekanan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), untuk beralih ke perang dengan intensitas lebih rendah dan korban sipil lebih sedikit.
Namun, di kota selatan Khan Younis, pertempuran sengit terus berlanjut ketika Israel menegaskan kembali janjinya untuk melanjutkan perang sampai tujuannya tercapai, termasuk menghancurkan kelompok Palestina Hamas.
Baca juga: Hizbullah Umumkan 4 Anggotanya Terbunuh dalam Pertempuran dengan Israel di Lebanon Selatan

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan, lima brigade atau beberapa ribu tentara dibawa keluar dari daerah kantong tersebut untuk pelatihan dan istirahat.
Juru bicara Angkatan Darat Israel, Daniel Hagari tidak mengatakan apakah keputusan itu berarti perang memasuki fase baru.
“Tujuan perang memerlukan pertempuran yang berkepanjangan, dan kami sedang mempersiapkannya,” ujarnya.
Diketahui, sejak pecahnya perang, militer Israel telah terlibat dalam pertempuran lintas batas dengan kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon.
Baca juga: Pembersihan Etnis, Tentara Israel Bunuh 10 Warga Palestina yang Ingin Kembali ke Gaza Utara
Pada Senin (1/1/2024), Hizbullah mengatakan melalui Telegram bahwa tiga pejuangnya telah terbunuh di Lebanon selatan.
Meskipun tidak memberikan rincian tentang bagaimana mereka dibunuh, kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka menjadi martir dalam perjalanan untuk (membebaskan) Yerusalem.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang serangkaian sasaran di Lebanon, termasuk situs militer tempat Hizbullah beroperasi.
Masih dari Al Jazeera, sebanyak 15 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Deir el-Balah di Gaza tengah.

Baca juga: Israel Ubah Strategi Perang Lawan Hamas, Tarik Tank dan Sebagian Pasukan dari Gaza
Seorang tahanan Palestina menjadi orang ketujuh yang meninggal di penjara Israel sejak 7 Oktober; Kelompok-kelompok Palestina mengecam kematian itu sebagai pembunuhan.
Amerika Serikat (AS) menolak pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera, sementara para pejabat Israel terus menolak pembentukan negara Palestina.
Setidaknya 21.978 orang telah tewas dan 57.697 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas yang direvisi dari serangan 7 Oktober di Israel mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.