Kamis, 4 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Penyergapan Fatal IDF di Zaytoun: Bagaimana Hamas Tetap Menyala di Gaza Setelah Dua Tahun Perang?

memiliki keunggulan teknologi yang luar biasa, Israel tidak mampu sepenuhnya menghadapi dan melenyapkan perlawanan Palestina

Kredit Foto Saher Alghorra untuk The New York Times
SAYAP MILITER HAMAS - Petempur Al Qassam, sayap militer Hamas saat penyerahan sandera Israel bulan lalu. Qassam menyatakan masih memiliki kekuatan untuk menghadapi agresi Israel. 

Penyergapan Fatal Zaytoun: Bagaimana Hamas Tetap Menyala di Gaza Setelah Dua Tahun Perang? 
 
   
TRIBUNNEWS.COM - "Krisis Gaza tidak memiliki solusi militer."

Demikianlah pernyataan Kaya Kallas, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, yang berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Pejabat Eropa ini, pada Sabtu (30/8/2025) kemarin dan setelah KTT para pemimpin Uni Eropa di Kopenhagen, menyinggung perkembangan di Gaza, dengan mengatakan bahwa "jika solusi militer memungkinkan, perang sudah berakhir."

Baca juga: Petempur Brigade Qassam Coba Culik Tentara Israel dalam Serangan ke Pos  Brigade Kfir di Khan Younis

Pernyataan Kallas tentang kesia-siaan aksi militer oleh Israel di Gaza tampaknya merupakan klaim yang tepat.

Hal itu karena operasi penyerangan terbaru yang berhasil oleh pasukan Hamas melawan militer Israel telah menyebabkan kerugian besar bagi Tentara Pendudukan Israel (IDF).

Baca juga: Kronik Shejaiya, Lingkungan Gagah Berani Gaza yang Tidak Dapat Dihancurkan Israel

Detail Penyergapan Zaytoun

Operasi terbaru Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Sabtu kemarin berdampak di luar medan perang. 

Di Israel, keluarga tentara meningkatkan tekanan terhadap pemerintah dan militer, sebuah dinamika yang dapat melemahkan pembenaran publik untuk melanjutkan perang.

Penyergapan Al Qassam yang berhasil memiliki rincian sebagai berikut:

Lokasi serangan: Lingkungan Zeitoun di Gaza timur.

Kekuatan yang terlibat: Brigade Al-Qassam, menggunakan taktik yang terhitung dan terorganisasi.

Korban Israel: Setidaknya dua tentara Israel tewas, 11 terluka, dan empat hilang.

Taktik perlawanan: Operasi ini meniru taktik dari 7 Oktober, dengan fokus pada penyergapan terorganisasi, ledakan terarah, dan upaya untuk menangkap tentara musuh.

Eksekusi: Para petempur Brigade Al Qassam menggunakan intelijen lapangan yang tepat, jalur perkotaan yang sempit, dan jaringan terowongan untuk berlindung, dengan mengerahkan penembak jitu dan ranjau anti-tank.

Alwaght melansir, pakar militer, Profesor Ahmed Mizab menyatakan kalau "operasi tersebut terjadi di wilayah Zeitoun yang sempit dan berliku-liku, di mana kebebasan bergerak tentara Israel sangat terbatas, dan milisi perlawanan berhasil merebut inisiatif serangan."

"Konsekuensi militernya mencakup pergeseran prioritas lapangan tentara Israel, yang memaksa mereka untuk berfokus pada operasi pencarian dan penyelamatan bagi mereka yang hilang, alih-alih kemajuan mereka," kata Mizab. 

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan