Selasa, 11 November 2025

Mengapa Politisi Sering Ditikam di Korea Selatan?

Politisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, ditikam di leher saat melakukan sesi wawancara dengan pers.

Editor: Hasanudin Aco
YONHAP/AFP
Pemimpin partai oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung dilayani setelah diserang di Busan pada 2 Januari 2024. Pemimpin partai oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung diserang pada 2 Januari, saat berbicara dengan wartawan di kota pelabuhan Busan, Yonhap kantor berita melaporkan. 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Politisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, ditikam di leher saat melakukan sesi wawancara dengan pers usai mengunjungi Kota Busan pada Selasa (2/1/2024) kemarin.

Dia ditikam saat sedang berjalan ditemani para wartawan usai blusukan di daerah selatan negara itu.

Pelaku langsung ditangkap di lokasi.

Hingga kini belum diketahui pasti motif pelaku.

Beberapa media Korsel melaporkan bahwa luka yang dialami Lee cukup serius meski dia masih sadarkan diri. 

Lee merupakan Pemimpin Partai Demokrat Korsel yang saat ini merupakan oposisi bagi pemerintah Korsel.

Peenikaman terhadap Lee Jae-myung menambah daftar panjang aksi serangan terhadap politisi Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Kronologi Politisi Korea Selatan Ditikam di Leher Usai Blusukan

Berikut datanya

Lee Jae-Myung bukanlah politisi Korsel yang pertama yang diserang secara fisik dengan senjata.

Kantor berita Reuters mencatat sejarah kekerasan politik dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Maret 2022, Song Young-gil, pendahulu Lee Jae-Myung sebagai pemimpin Partai Demokrat Korsel, diserang saat berkampanye untuk Lee.

Pelaku adalah seorang pria lansia yang mengenakan jubah tradisional yang mendekati Song dari belakang dan memukulnya dengan palu.

Song adalah manajer tim sukses Lee kala itu. Dia harus menjalani operasi dan selamat setelah menderita cedera di bagian kepala. Song pun kembali berkampanye sehari setelah dinyatakan sembuh.

Media setempat mendeskripsikan penyerang Song sebagai seorang aktivis liberal yang memiliki kanal Youtube.

Dia dikabarkan meneriakkan slogan-slogan mengkritisi latihan militer bersama antara AS dan Korsel saat menyerang Song.

Song, yang sudah lama menjadi anggota parlemen, ditangkap pada Desember tahun yang sama dalam skandal bagi-bagi uang untuk pemilu saat itu.

Pada 2015, Duta Besar AS untuk Korsel Mark Lippert butuh 80 jahitan setelah wajahnya disayat dengan pisau buah saat menghadiri sebuah forum diskusi penyatuan Korea di Seoul.

Lippert butuh lima hari perawatan di rumah sakit dan juga operasi untuk menyembuhkan luka yang menganga selebar 11 cm di bagian kanan wajahnya.

Dia juga menderita luka tusuk di pergelangan tangan kirinya yang mengakibatkan kerusakan saraf.

Serangan ini dilakukan seorang nasionalis Korea yang menyerukan protes atas latihan militer tahunan bersama antara AS dan Korsel.

Kantor berita milik negara Korea Utara menyebut serangan terhadap Lippert sebagai “hukuman yang pantas” atas latihan-latihan militer. Mereka menjuluki penikaman itu: “pisau keadilan.”

Tahun 2006, pimpinan partai konservatif Park Geun-hye, yang kemudian menjadi presiden pada 2013, diserang saat menghadiri kampanye politik.

Park menderita luka sayatan sebesar 11 cm yang membutuhkan 60 jahitan yang membuatnya tidak mampu berbicara secara normal selama berminggu-minggu.

Media setempat kala itu melaporkan bahwa pelaku dalam pernyataannya kepada pihak polisi merasa frustasi karena harus menjalani hukuman penjara atas kejahatan yang tidak dilakukannya.

Park Geun-hye adalah putri dari Presiden Park Chung Hee yang tewas dibunuh pada 1979.

Dia kemudian dimakzulkan dan dilengserkan pada 2017.

Penikaman atas Lee Jae-Myung adalah yang terbaru dari sejarah kekerasan politik di Korea Selatan.

Gubernur Chungcheong, Kim Tae-heum, menyuarakan reaksinya atas serangan pada Selasa (2/1) itu.

“Terorisme politis seharusnya tidak terjadi,” ujarnya kepada BBC Korea.

“Kita harus mendirikan mekanisme institusional pencegahan guna menghindari hal seperti ini terjadi lagi pada kemudian hari.”

Sumber: Yonhap/BBC/Reuters

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved