Konflik Palestina Vs Israel
Pemimpin Tertinggi Iran Puji Serangan Houthi di Laut Merah: Kerja Bagus, Lanjut Terus Sampai Menang
Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, imbau Houthi untuk melanjutkan serangannya di Laut Merah sampai menang.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, melontarkan pujian kepada Houthi atas serangannya di Laut Merah.
Khamenei mengatakan ia berharap serangan Houthi di Laut Merah terus berlanjut "sampai kemenangan diraih".
"Houthi benar-benar telah melakukan pekerjaannya dengan baik," kata Khamenei dalam pidatonya, Selasa (16/1/2024), dikutip dari Al Arabiya.
"Apa yang telah dilakukan (Houthi) dalam mendukung rakyat Gaza benar-benar patut dipuji," imbuhnya.
Khamenei menambahkan, Houthi telah menyerang "saluran vital" Israel.
Ia juga mengatakan, "Kami berharap, Insya Allah, upaya, tindakan, perlawanan, dan aktivitas ini (serangan Houthi) akan terus berlanjut hingga kemenangan."
Khamenei berpendapat serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Yaman beberapa waktu lalu yang menargetkan Houthi, tidaka akan menghalangi gerakan Houthi.
"Amerika mengancam mereka (Houthi), tapi mereka tidak takut pada Amerika," ujarnya.
Diketahui, baru-baru ini, Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal kargo berbendera Malta di Laut Merah.
"Sebuah kapal curah berbendera Malta milik Yunani dilaporkan menjadi sasaran dan terkena dampak rudal saat transit di selatan Laut Merah menuju utara," ujar perusahaan manajemen risiko maritim, Ambrey, dalam pernyataannya, Selasa, dilansir AlJazeera.
Sementara itu, Juru Bicara Houthi, Yahya Sareaa, mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya menargetkan kapal Zografia menggunakan rudal angkatan laut pada Selasa, saat kapal tersebut menuju ke Israel.
Baca juga: Militer AS Klaim Sita Senjata Iran yang Ditujukan untuk Houthi, Berupaya Hentikan Serangan Yaman
Tidak ada laporan korban luka dalam serangan tersebut.
Terpisah, Kementerian Perkapalan dan Kebijakan Pulau Yunani, kapal itu diserang saat menuju Terusan Suez.
Sehari sebelumnya, militer AS melancarkan serangan baru di Yaman pada Selasa, yang menargetkan rudal balistik anti-kapal.
Serangan oleh Houthi yang didukung Iran, menargetkan kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel yang melintas di Laut Merah.
Houthi mengatakan tindakan tindakan mereka sebagai solidaritas terhadap Palestina.
Kelompok Yaman itu juga mengancam akan memperluas serangan hingga mencakup kapal-kapal Amerika sebagai tanggapan atas serangan AS dan Inggris.
AS akan Masukkan Houthi sebagai Kelompok Teror
Pemerintahan Joe Biden diperkirakan akan kembali memasukkan Houthi ke dalam daftar kelompok teror pada minggu ini.
Padahal, tiga tahun lalu, Amerika sempat membatalkan keputusan era Trump yang menambahkan Houthi sebagai kelompok teror.
Beberapa pejabat AS telah melobi untuk menentang tindakan tersebut karena takut kemajuan yang diperoleh dalam mencapai genjatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman, akan gagal.
Pihak lain telah memperingatkan bahwa hal ini dapat mempersulit pengiriman bantuan ke beberapa wilayah di Yaman, yang dianggap sebagai negara yang mengalami salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca juga: Prancis Tak Mau Ikut-ikutan AS hingga Bahrain untuk Serang Houthi Yaman, Macron Hindari Eskalasi
Anggota parlemen dari Partai Republik telah lama mengkritik keputusan pemerintahan Biden untuk menghapus Houthi sebagai kelompok teror.
AS mulai mempertimbangkan kembali untuk menunjuk kelompok Houthi setelah beberapa serangan tahun lalu di ibu kota UEA, Abu Dhabi.
Selain itu, pemerintahan Biden sebelumnya telah mencabut nama pejabat senior Houthi dari daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus (SDGT).
Sebagai informasi, konflik di Gaza saat ini merembet hingga ke Yaman setelah AS dan Inggris melancarkan serangan pada Jumat (12/1/2024) lalu.
Serangan-serangan itu menargetkan sejumlah situs Houthi di Yaman.
Biden diketahui telah mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilancarkan atas perintahnya.
Biden memperingatkan ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
"Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi," tutur Biden, dilansir Reuters.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan di Yaman itu untuk menargetkan militer Houthi, termasuk drone, rudal balisitik dan jelajah, radar pesisir, hingga pengawasan udadra.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Indikasi awal menunjukkan bahwa kemampuan Houthi untuk mengancam (arus) perdagangan telah menurun."
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.