Rabu, 1 Oktober 2025

Siapa Agung Surya Dewanto, Pengusaha Surabaya yang Dituduh AS Pasok Komponen Drone ke Iran

Otoritas Amerika Serikat memberikan sanksi kepada seorang warga Indonesia, Agung Surya Dewanto.

Editor: Hasanudin Aco
Tehran Times
Ini satu di antara drone atau pesawat nirawak buatan industri Iran yang telah diproduksi massal, dan jadi kekuatan dirgantara Iran di masa modern. Rusia dikabarkan tertarik menggunakan drone tempur buatan negara ini. 

Perusahaan di Jawa Timur itu disebut telah memfasilitasi pengiriman setidaknya 100 servomotor dengan tujuan Pishgam Electronic Safeh Company (PESC), perusahaan yang ditunjuk oleh IRGC ASF SSJO untuk menyediakan servomotor.

“Pemilik dan perwakilan Surabaya Hobby yang berbasis di Indonesia, Agung Surya Dewanto (Dewanto) berkoordinasi dengan PESC dalam pengiriman ini,” bunyi laporan AS.

Saat dihubungi BBC News Indonesia, Agung Surya Dewanto membantah bahwa perusahaannya, Surabaya Hobby, yang menjual drone dan aksesorisnya, mengirimkan ratusan servomotor ke PESC.

“Tidak benar, dan tidak pernah kirim ke perusahaan tersebut [PESC] atau ke negara Iran,” kata Agung, Selasa (16/01).

Agung mengaku bahwa dia pernah menjual (ekspor) komponen drone ke luar negeri.

Mungkin, lanjutnya, alat-alat itu disalahgunakan dan dijual sama pembeli itu ke Iran.

Apa bentuk sanksi AS ke mereka?

Amerika menjatuhkan beragam sanksi kepada pihak-pihak yang disebut terlibat dalam jaringan pembuatan drone Iran.

Sanksi pertama adalah semua properti yang dimiliki oleh nama dan entitas yang disebutkan itu, baik berada di wilayah AS atau di bawah kontrol AS, harus diblokir dan dilaporkan ke OFAC.

Kedua, semua transaksi yang dilakukan oleh warga AS atau terjadi di wilayah AS dengan pihak yang disebut itu adalah terlarang.

Ketiga, lembaga keuangan asing mana pun yang dengan sengaja memfasilitasi transaksi penting atau menyediakan layanan keuangan penting bagi individu atau entitas itu dapat dikenakan sanksi oleh AS.

Keempat, Departemen Kehakiman mengumumkan pembukaan dakwaan kepada Ardakani dan Gary Lam atas kejahatan yang dilakukan.

Pola jual beli senjata ‘lewat broker’ kerap terjadi

Peneliti pertahanan dan intelijen Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Diandra Megaputri Mengko menilai, pola perdagangan komponen senjata seperti yang diungkapkan dalam laporan AS itu bukan hal yang baru.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved