Rabu, 20 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Masih Kuat, IDF Sibuk Angkut Tentara Ambruk di Gaza, Netanyahu: Perang Bisa Lanjut Hingga 2025

evaluasi terbaru Israelterhadap perang Gaza yang sedang berlangsung melawan Hamas menunjukkan kalau agresi militer bisa berlangsung hingga 2025

AFP/FADEL SENNA
Sebuah helikopter Israel dengan sandera yang dibebaskan bersiap untuk mendarat di pusat medis Schneider di Tel Aviv pada 24 November 2023. Hamas pada 24 November, membebaskan gelombang pertama sandera yang ditangkap dalam serangan paling mematikan dalam sejarah Israel berdasarkan kesepakatan yang menyebabkan gencatan senjata sementara diberlakukan. di Gaza yang dilanda perang. Tiga belas sandera Israel yang ditangkap dalam serangan lintas perbatasan oleh militan Palestina telah kembali ke wilayah Israel di mana mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dipertemukan kembali dengan keluarga mereka, kata tentara. (Photo by FADEL SENNA / AFP) 

Hamas Masih Kuat, Israel Sibuk Angkut Tentara IDF yang Ambruk di Gaza, Netanyahu: Perang Bisa Lanjut Hingga 2025

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan evaluasi terbaru terhadap perang Gaza yang sedang berlangsung melawan Hamas menunjukkan kalau agresi militer bisa berlangsung hingga tahun depan.

“Perang dapat berlanjut hingga tahun 2025,” kata Netanyahu dilansir Jerusalem Post, Rabu (16//1/2024).

Laporan lain menyebutkan kalau, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengaku telah melakukan pendaratan pesawat untuk Brigade ke-98 di Khan Yunis, Gaza Selatan.

Pendaratan pesawat itu untuk mengirimkan senjata, peralatan, bahan bakar, dan makanan bagi IDF di medan pertempuran tersebut, menurut laporan Al-Ghad.

Baca juga: Sersan IDF Kena Serangan Jantung Lihat Aksi Al-Qassam: Tentara Israel Kalah Telak di Gaza Selatan

Meski mengklaim sudah mengusai kendali wilayah di Jalur Gaza, nyatanya IDF masih mendapat perlawanan sengit dari milisi pembebasan Palestina.

Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dan Brigade Al Quds dari gerakan Palestine Islamic Jihad (PIJ) menyatakan kalau klaim IDF terbukti salah dengan kenyataan yang ditunjukkan sendiri oleh aksi IDF.

Al-Jazeera melaporkan kalau pasukan penyelamat udara Israel, pasukan 669, masih mengangkut banyak tentara IDF yang terluka dari Gaza.

Seliwerannya helikopter-helikopter pasukan penyelamat IDF ini menunjukkan kalau klaim kendali wilayah di Jalur Gaza memang belum terbukti.

Baca juga: Gaza Utara Kembali Berkobar: Taktik Tipuan, Tank-Tank Israel Balik Lagi, Hamas Melawan Sengit

Tak Mau Palestina Jadi Negara Merdeka

Di sisni lain, Benjamin Netanyahu juga dilaporkan menolak tawaran normalisasi dengan Arab Saudi.

Sebuah laporan NBC, mengutip pernyataan pejabat AS pada 17 Januari. menyebutkan, kalau Netanyahu, telah menolak tawaran Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) untuk menormalisasi hubungan dengan kerajaan tersebut.

“Putra mahkota Saudi menawarkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian rekonstruksi Gaza – sebuah perkembangan diplomatik yang telah lama diupayakan Netanyahu – tetapi hanya jika pemimpin Israel setuju untuk memberikan jalan bagi Palestina untuk menjadi negara,” kata para pejabat AS kepada NBC.

Israel tetap teguh dalam penolakannya terhadap negara Palestina yang merdeka.

Situasi dilaporkan membuat hubungan pemerintah Israel dan AS kian renggang, hingga Gedung Putih disebut-sebut sudah membuat rencana "A Day After Netanyahu".

Adapun tawaran Arab Saudi tersebut diajukan saat Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken datang ke Arab Saudi pekan lalu, yang merupakan bagian dari tur regionalnya yang kemudian mencakup kunjungan ke Israel dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

“Netanyahu menolak tawaran tersebut, mengatakan kepada Blinken bahwa dia tidak siap untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan terbentuknya negara Palestina,” tambah para pejabat tersebut.

Baca juga: Netanyahu Tolak Sepihak Rencana Para Menteri Israel Mau Negoisasi Pembebasan Tawanan dengan Hamas

Laporan NBC menyoroti, Washington semakin frustrasi pada cara Netanyahu menangani perang di Gaza, dan penolakannya untuk mempertimbangkan rencana yang diusulkan AS mengenai apa yang akan terjadi setelahnya.

Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden dilaporkan juga sudah tidak lagi saling berbicara.

Dalam percakapan terakhir mereka pada tanggal 23 Desember, Netanyahu menolak permintaan untuk mentransfer pendapatan pajak Otoritas Palestina (PA) yang ditahan. Sebagai tanggapan, Biden mengatakan “percakapan ini sudah selesai,” dan menutup telepon.

Baca juga: Berantem di Telepon, Joe Biden Tuntut Netanyahu Cairkan Duit Pajak Palestina

Laporan NBC menambahkan bahwa Blinken mengatakan kepada Netanyahu bahwa tidak ada solusi militer untuk menangani Hamas, menurut para pejabat. Namun, Netanyahu dikatakan tidak bergeming.

Menurut ketiga pejabat tersebut, pemerintahan Biden berupaya untuk menghindari perdana menteri Israel dan mencari solusi dari para pemimpin Israel lainnya. Netanyahu tidak akan berada di sana selamanya, lanjut para pejabat tersebut.

Selama kunjungannya ke Israel, Blinken juga bertemu dengan anggota kabinet perang dan para pemimpin lainnya, termasuk pemimpin oposisi dan mantan perdana menteri Yair Lapid.

Para pejabat yang berbicara dengan NBC mengatakan bahwa Blinken “sengaja” memulai tur regionalnya dengan mengunjungi negara-negara Arab terlebih dahulu, bukan Israel, “untuk menyampaikan proposal Arab pascaperang yang terpadu kepada Netanyahu.”

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdul Rahman Al-Thani mengatakan pada 16 Januari di Forum Ekonomi Dunia di Davos bahwa Israel telah menolak semua proposal yang diajukan oleh negara-negara Arab untuk mengakhiri perang di Gaza.

“Negara-negara Arab mengusulkan beberapa solusi dan inisiatif terkait Gaza, namun Israel menolak semuanya,” kata Al-Thani di forum tersebut.

Para pejabat Saudi baru-baru ini mengonfirmasi bahwa normalisasi antara Israel dan kerajaan masih didiskusikan.

Namun, kesepakatan tersebut harus mencakup penghentian perang, rekonstruksi Gaza yang didanai Saudi, reformasi pemerintahan yang dipimpin Otoritas Palestina untuk mengambil alih jabatan gubernur Jalur Gaza, dan jalan ke depan bagi negara Palestina – yang semuanya telah disepakati. ditutup oleh pemerintah Israel saat ini.

(oln/tc/jn/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan