Kamis, 11 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ibu dari Sandera Israel Sebut Anaknya Tewas Diracun IDF, Bukan Dibunuh Hamas

Ibu seorang sandera yang meninggal mengatakan putranya menghirup asap beracun dari bom yang digunakan tentara Israel di Gaza.

Facebook Sherman Maayan
Maayan Sherman berdiri di samping makam anaknya, Ron, yang tewas diduga diracun IDF. 

Di Facebook, Maayan mengklaim bahwa putranya memang dibunuh, tapi bukan oleh Hamas.

Tentara Israel sebelumnya mengakui membunuh sandera dalam perangnya di Gaza, sehingga menyebabkan keributan di masyarakat Israel.

Hamas mengatakan lebih dari 20 sandera tewas akibat pemboman Israel namun Israel belum mengkonfirmasi kematian tersebut.

Pada bulan November 2023, gencatan senjata selama empat hari memungkinkan pembebasan sejumlah sandera Israel dan orang asing yang ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza.

Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, termasuk orang tua dan anak-anak.

Pasukan Israel Diduga Terapkan Protokol Hannibal, 12 Sandera Tewas Terkena Tembakan Tank IDF

Dalam insiden terpisah, IDF juga diduga menghabisi nyawa warganya sendiri yang berada dalam tawanan Hamas.

Belasan sandera Israel tewas diduga akibat tembakan IDF di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada awal Oktober lalu.

Media Israel Haaretz, kemudian menuntut penyelidikan atas tewasnya sandera tersebut, Anadolu Agency melaporkan, Senin (8/1/2024).

Setidaknya 12 sandera yang disandera oleh pejuang Hamas tewas ketika sebuah tank Israel menembakkan dua peluru ke sebuah rumah di pemukiman Be’eri pada 7 Oktober lalu, menurut Haaretz.

Baca juga: Ibu Sandera Hamas Tuding Zionis Sembrono, Bunuh Anaknya Dengan Asap Beracun

“Tidak ada tuntutan yang lebih bisa dibenarkan selain permintaan keluarga orang-orang yang terbunuh dalam insiden penyanderaan di Kibbutz Be’eri untuk menyelidiki tindakan tentara dan menerima jawaban mengenai kematian orang yang mereka cintai,” tulis Haaretz dalam sebuah laman editorial.

Surat kabar tersebut meminta tentara Israel untuk memberikan penjelasan mengenai tindakan tentara Israel selama serangan terhadap pemukiman tersebut.

Dikatakan bahwa penyelidikan akan membantu menjelaskan apakah Protokol Hannibal, diterapkan selama serangan itu.

Protokol Hannibal menyatakan bahwa orang Israel yang mati lebih baik daripada tawanan yang ditahan musuh.

Menurut media Israel, Protokol Hannibal adalah arahan militer Israel yang mengatur bagaimana unit lapangan harus bertindak ketika seorang tentara ditangkap oleh pasukan musuh.

Dikatakan bahwa protokol tersebut dirancang pada tahun 1986 tetapi dibatalkan pada tahun 2016 berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Israel saat itu, Gadi Eisenkot.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan