Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Serukan Pembicaraan untuk Diakhirinya Perang di Gaza, Israel Langsung Tolak Mentah-mentah
Hamas telah mengeluarkan usulan untuk diakhirinya perang dan gencatan senjata selama 135 hari di Gaza. Usulan itu langsung ditolak oleh Israel.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Hamas telah mengeluarkan usulan rencana gencatan senjata dan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza, Rabu (7/2/2024).
Usulan Hamas ini muncul di tengah dorongan diplomatik terbesar untuk menghentikan pertempuran dengan Israel.
Menurut rancangan dokumen yang dirilis Reuters, usulan tandingan Hamas terdiri dari tiga poin.
Pertama, Hamas ingin adanya gencatan senjata dalam tiga fase, yang masing-masing berlangsung selama 45 hari.
Kedua, Hamas akan menukar sisa sandera Israel yang mereka tangkap pada 7 Oktober dengan tahanan Palestina.
Lalu yang ketiga, rekonstruksi Gaza akan dimulai, pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya, dan jenazah akan dipertukarkan.
Menurut dokumen tersebut, selama fase 45 hari pertama, semua sandera perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun dan orang tua serta orang sakit akan dibebaskan, sebagai imbalan atas pembebasan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel.
Israel juga akan menarik pasukannya dari daerah berpenduduk padat selama tahap pertama.
Penerapan fase kedua tidak akan dimulai sampai kedua pihak menyelesaikan "pembicaraan tidak langsung mengenai persyaratan yang diperlukan untuk mengakhiri operasi militer bersama dan kembali tenang".
Tahap kedua akan mencakup pembebasan sandera laki-laki yang tersisa dan "penarikan pasukan Israel di luar perbatasan seluruh wilayah Jalur Gaza".
Lalu tahap ketiga, jenazah akan dipertukarkan selama fase ini.
Baca juga: Isi Tanggapan Hamas ke Israel: Setop Agresi, Tukar Sandera, Rekonstruksi Jalur Gaza
Gencatan senjata tersebut juga akan meningkatkan aliran makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza yang putus asa, yang menghadapi kelaparan dan kekurangan pasokan bahan pokok.
Namun ternyata, usulan Hamas ini langsung ditolak mentah-mentah oleh Israel.
Para pejabat Israel mengatakan, mereka tidak dapat menerima diakhirinya perang di Gaza.
Menurut laporan Ynet, para pejabat Israel juga tidak dapat menyetujui permintaan Hamas agar 1.500 tahanan dibebaskan, termasuk banyak yang menjalani hukuman seumur hidup.
Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan kepada The Times of Israel, mereka tidak dapat memberikan tanggapan terhadap tuntutan Hamas.
Mereka, kata Kantor Perdana Menteri, saat ini masih mempelajari proposal yang diajukan Hamas.
Blinken Tiba di Israel untuk Dorong Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken telah tiba di Israel pada Rabu (7/2/2024).
Kedatangan Blinken ini untuk mencoba mencapai kesepakatan gencatan senjata guna menghentikan perang di Gaza.
Baca juga: Hamas Ajukan Proposal ke Israel: Gencatan Senjata 135 Hari, Semua Militer Israel Ditarik dari Gaza
Di Israel, Blinken bakal bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Berbicara kepada wartawan di Doha pada hari Selasa, Blinken menyebut kesepakatan gencatan senjata sangatlah penting.
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun kami tetap yakin bahwa kesepakatan itu mungkin dan memang penting, dan kami akan terus bekerja tanpa henti untuk mencapainya," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
Pada hari yang sama, Kantor Netanyahu mengatakan tanggapan Hamas sedang dipelajari.
"Balasan Hamas sudah disampaikan mediator Qatar kepada Mossad. Rinciannya sedang dievaluasi secara menyeluruh oleh para pejabat yang terlibat dalam perundingan tersebut," tulis pernyataan dari badan intelijen luar negeri Israel.
Baca juga: Israel Mulai Bahas RUU Tentang Hukuman bagi Orang yang Sangkal Narasi Pembantaian Hamas 7 Oktober
Sumber-sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan gencatan senjata yang diusulkan akan berlangsung setidaknya selama 40 hari, di mana Hamas akan membebaskan warga sipil di antara sisa tawanan yang ditahan.
Fase selanjutnya akan menyusul untuk menyerahkan tentara dan mayat para tawanan sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang dipenjarakan di Israel.
Proposal tandingan yang dilaporkan Hamas memperkirakan gencatan senjata akan berlangsung selama 135 hari.
Gencatan senjata sebelumnya, pada akhir November, menunjukkan Hamas membebaskan 110 tawanan dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.