Sabtu, 20 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Perawat Rumah Sakit Al Nasser Ditembak di Dada oleh Sniper, Israel Lepaskan Tembakan di Rumah Sakit

Dalam sebuah rekaman yang ditayangkan AJA Palestine beberapa waktu lalu, terlihat seorang perawat di Rumah Sakit Al Nasser di Khan Younis kesakitan.

Penulis: Muhammad Barir
Tangkapan layar Twitter
RUMAH SAKIT DIBOM- Beredar viral video yang memperlihatkan para petugas medis berusaha keras untuk menolong sejumlah pasien di rumah sakit Nasser. Rumah sakit Nasser di bombardir israel, pasukan IDF mengarahkan tembakan ke dalam rumah sakit. Dalam video berdurasi 1 menit 23 detik, di dalam rumah sakit tampak berdebu setelah bom di arahkan ke dalam rumah sakit. Tampak seorang petugas medis berusaha memapah seorang pasien yang terluka berjalan menyusuri lorong. Di tempat lain, beberapa orang lainnya berusaha menarik tempat tidur pasien untuk keluar dari ruangannya yang berdebu setelah baru saja dibom oleh Israel. Dua orang petugas medis berusaha keras untuk memindahkan pasien-pasien tersebut. 

“Kami mencoba beberapa kali untuk pergi ke sana, tetapi permintaan kami ditolak. Kami mendengar laporan sekitar 400 pasien masih berada di sana, 10 orang tewas, dan sebuah gudang hancur,” katanya kepada Al Jazeera.

Tentara Israel Lepaskan Tembakan

Dr Ahmed al-Moghrabi, kepala operasi plastik di Rumah Sakit Nasser, merekam pesan dari dalam fasilitas tersebut ketika perintah evakuasi Israel masuk.

“[Tentara Israel] mengirim seorang sandera dengan tangan diborgol ke rumah sakit dan memintanya memberi tahu kami bahwa kami harus mengungsi. Dan ketika orang-orang mulai mengungsi, mereka melepaskan tembakan dan menembaki orang-orang tersebut. Dan mereka juga membunuh sandera [yang mereka kirim ke dalam],” katanya.

Berbicara kepada Al Jazeera pada Rabu malam, dia mengatakan ribuan orang, termasuk pasien yang sakit kritis, ditahan di pos pemeriksaan Israel ketika mereka mencoba melarikan diri dari daerah tersebut. Dia juga menggambarkan situasi di rumah sakit sebagai “berbahaya”.

Rumah Sakit Nasser, fasilitas kesehatan terbesar di Gaza selatan, telah dikepung selama tiga minggu. Mayat beberapa orang yang tewas akibat tembakan penembak jitu Israel di kompleks rumah sakit telah tergeletak di tanah selama berhari-hari karena terlalu tidak aman untuk dijangkau.

Setidaknya tiga orang telah dibunuh oleh penembak jitu Israel di dekat fasilitas tersebut dalam 48 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan Palestina.


Israel Siapkan Pembantaian Baru

Tentara Israel telah memerintahkan ribuan warga Palestina yang mencari perlindungan di Rumah Sakit Al-Nasser, fasilitas medis skala besar terakhir di Gaza, untuk mengungsi pada tanggal 14 Februari, setelah berminggu-minggu terjadi pertempuran di sekitarnya.

Hamas mengeluarkan pernyataan tentang bencana yang akan terjadi akibat evakuasi warga Palestina ini.

“Kami memperingatkan situasi bencana kemanusiaan yang menimpa para pengungsi, staf medis, dan korban luka di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, ketika tentara pendudukan kriminal melakukan pengepungan terhadap rumah sakit tersebut,” bunyi pernyataan itu.

Evakuasi Rumah Sakit Al-Nasser berarti akan ada pembantaian baru seperti yang terjadi sebelumnya di Rumah Sakit Al Shifa, kata Hamas.

Kelompok perlawanan Palestina memperingatkan bahwa mereka yang dirawat di rumah sakit kekurangan kebutuhan dasar hidup.

Kelompok perlawanan Palestina menambahkan bahwa mereka yang berada di rumah sakit kekurangan kebutuhan dasar hidup, termasuk obat-obatan dan makanan. Mereka juga mengutuk tembakan langsung ke rumah sakit yang dilakukan pasukan Israel, termasuk penembak jitu yang ditempatkan di sekitar kompleks, “yang menyebabkan kematian sejumlah warga di dalamnya.”

Anggota biro politik Hamas, Dr. Bassem Naeem, mengatakan kelompok itu “dihubungi oleh PBB bahwa mereka diberitahu oleh Israel bahwa pasukan Israel berencana menyerbu Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, yang berarti pembantaian baru seperti Rumah Sakit Shifa. .”

Naeem menambahkan, Al-Nasser Medical Complex merupakan rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza setelah Al-Shifa. Dia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah dikepung selama tiga minggu, dan mencatat bahwa banyak warga sipil telah terbunuh oleh tembakan penembak jitu Israel, sementara yang lain meninggal akibat penolakan Israel untuk memberikan pasokan medis kepada staf rumah sakit.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan