Konflik Palestina Vs Israel
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: Israel Tak Bisa Kalahkan Hamas di Gaza, Tepi Barat Mendidih
Cara-cara militer Israel di Gaza terbukti tidak bisa menghancurkan Hamas, justru membuat Tepi Barat mendidih dan akan meledak oleh perlawanan
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: Israel Tak Bisa Kalahkan Hamas di Gaza, Tepi Barat Mendidih
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan Israel membutuhkan solusi secara politik, bukan militer, dalam konflik dengan Palestina.
Borrwel menekankan, rezim Tel Aviv tidak dapat mengalahkan gerakan perlawanan Hamas, meskipun melakukan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza.
Baca juga: Dokumen Intelijen Militer Israel: Kehancuran Gaza Tak Bikin Rakyat Palestina Berhenti Dukung Hamas
Berbicara dalam panel di Konferensi Keamanan Munich pada Minggu (18/2/2024), Borrell menyatakan kalau pembicaraan tentang perdamaian di kawasan Asia Barat terfokus pada Gaza.
Pada wilayah kantung Palestina yang sudha dikepung selama bertahun-tahun itu, Israel melakukan serangan militer yang telah membantai puluhan ribu orang setelah serangan skala besarpada 7 Oktober yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa gerakan Pembebasan Palestina, Hamas.
Konflik Israel dan Palestina ini, kata dia, tidak hanya di Gaza, namun juga di Tepi Barat yang ekslakasinya cenderung naik tajam seiring bombardemen di Gaza.
Baca juga: Habiskan Rp 915 T di Gaza Lawan Hamas, Israel Malah Bikin Brigade Jenin Makin Galak di Tepi Barat
“Ya, kita harus mengakhiri perang di Gaza, tapi Tepi Barat adalah hambatan nyata bagi solusi dua negara,” katanya.
“Tepi Barat sedang mendidih,” kata dia.

Serukan Negara Barat Setop Kirim Senjata dan Amunisi ke Israel
Diplomat utama Uni Eropa tersebut memperingatkan, jika PBB terpaksa berhenti memberikan dukungan kepada warga Palestina di Tepi Barat, “kita mungkin akan menghadapi ledakan yang lebih besar.”
Ia juga menggarisbawahi kalau tidak ada solusi (menggunakan cara-cara) militer terhadap konflik antara Israel dan Palestina di Gaza.
Borrell telah menjadi salah satu politisi Eropa yang paling vokal mengkritisi serangan darat dan udara Israel yang sedang berlangsung terhadap Gaza.
Dia menyerukan negara-negara Barat, dan khususnya Amerika Serikat, untuk berhenti memberikan senjata kepada Israel mengingat meningkatnya jumlah korban sipil di wilayah kantung yang terkepung tersebut.
Pekan lalu, diplomat utama UE ini bereaksi terhadap komentar Presiden AS Joe Biden baru-baru ini yang menyebut tindakan militer Israel “berlebihan,”.
Baca juga: Tragedi Nakba 2 di Depan Mata: Mesir Bangun Tembok 7 Meter Penyangga Gaza, Israel Ngotot Serbu Rafah
Menanggapi pernyataan Biden itu, Borrell menyatakan, “Jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus menyediakan lebih sedikit senjata untuk mencegah hal tersebut. begitu banyak orang terbunuh.”
Kepala diplomat Uni Eropa juga mengecam perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan kalau lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung di kota Rafah, paling selatan Gaza, perlu “dievakuasi” sebelum rencana operasi militer di sana.
Konflik Palestina Vs Israel
Trump Kembali Beri Karpet Merah ke Israel, Usul Penjualan Senjata Jumbo Rp 106 Triliun |
---|
Diplomasi Indonesia Diminta Lebih Aktif untuk Tekan Israel Hentikan Serangan ke Gaza |
---|
Konser Amal untuk Palestina di Wembley, London Meraup Rp 33,2 Miliar |
---|
Spanyol akan Mundur dari Eurovision 2026 jika Israel Berpartisipasi |
---|
Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.