Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Al-Quds Bom 2 Kota di Israel Pakai Roket, juga Targetkan Kumpulan IDF di Khan Younis

Al-Quds dan Al-Qassam mengumumkan kesuksesan mereka melawan tentara Israel di Jalu Gaza, Senin (4/3/2024).

FADEL SENNA / AFP
Gambar yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di wilayah utara Palestina pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. - Al-Quds dan Al-Qassam mengumumkan kesuksesan mereka melawan tentara Israel di Jalu Gaza, Senin (4/3/2024). 

Terlihat pejuang Al-Qassam meledakkan tank Israel yang sedang melintas di jalanan.

"Kami menghancurkannya (tank Israel di Tal Al-Hawa) menggunakan peluru Al-Yassin 105," pungkas Al-Qassam.

Militer Israel Butuh 7.000 Pasukan Tambahan

Sebelumnya media Israel, Yedioth Ahronoth, pada Jumat (1/3/2024) pagi, melaporkan IDF mengalami krisis di Gaza dan sangat membutuhkan 7.000 tentara tambahan.

Setengah dari jumlah tersebut dibutuhkan untuk melanjutkan serangan Israel di Gaza.

Angka itu, lapor Ynet, melebihi jumlah tentara yang sudah dijadwalkan untuk direkrut untuk periode mendatang.

Tak hanya ribuan pasukan, IDF juga meminta tambahan 7.500 posisi untuk perwira dan bintara.

Baca juga: Warga di Gaza Hadapi Bencana Kelaparan akibat Blokade Israel, Bertaruh Nyawa demi Dapat Makanan

Sementara, saat ini Departemen Keuangan hanya menyetujui 2.500 posisi.

Jumlah-jumlah itu belum pernah terjadi sebelumnya, yang berarti menandakan IDF mengalami krisis di Gaza selama hampir 150 hari perang.

IDF berulang kali menekankan, mereka memerlukan sumber daya tertentu, termasuk jumlah tentara yang jauh lebih besar.

"Oleh karena itu," seorang perwira tinggi di Staf Umum IDF menegaskan, "bahkan kompensasi uang saya tidak akan cukup."

"Kami benar-benar membutuhkan kekuatan militer yang besar," kata dia.

Diketahui, sekitar 582 tentara IDF gugur dalam pertempuran melawan Hamas.

Beberapa lainnya terluka secara fisik dan psikologis sehingga mereka tidak dapat kembali ke kehidupan normal mereka.

Sejumlah besar komandan, yang memimpin pasukannya seperti yang diharapkan, juga gugur sehingga memerlukan pelatihan untuk penggantinya.

Pengerahan unit khusus dalam perang di Gaza juga akan berdampak pada kondisi tentara karena pelatihannya lebih rumit dan berlarut-larut.

Sebelumnya, pada akhir Februari 2024, Israel mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak bantuan militer Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Militer Israel Disebut Alami Gangguan, Pejabat Senior di Unit Juru Bicara IOF Mundur Ramai-ramai

Dikutip dari The Arab News, Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Yuli Edelstein menggambarkan transfer bantuan dari AS ke Israel sebagai hal yang mendesak.

"Ini adalah kebutuhan mendesak, bantuan (dari AS) bukan untuk sesuatu yang kita gunakan dalam beberapa tahun ke depan," ujar Edelstein beberapa waktu lalu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan