Impor Bahan Baku Vital, Jerman Rentan Diperas?
Meski berstatus perekonomian terbesar di Eropa, Jerman menjadi pesakitan lantaran besarnya kebergantungan terhadap Rusia dan Cina…
Cornelius Bähr, konsultan senior di Institute of German Economics di Köln, mewanti-wanti terhadap komoditas yang akan dicari, "misalnya litium untuk proksi baterai."
Dia membenarkan Waechter, ketika mengakui bahwa "risiko lainnya adalah jika negara-negara produsen secara bersamaan menerapkan embargo, seperti pada galium, germanium, atau grafit, yang sebagian besar diimpor dari Cina."
Untungnya, saat ini pembatalan pengiriman oleh Cina "belum berada dalam level kritis." Tapi menurutnya, Cina bukan merupakan "rantai suplai yang bisa diandalkan."
Menurut Bähr, "perselisihan dagang antara Cina dan Amerika Serikat atau juga Cina dan Uni Eropa, bisa menghasilkan pembatasan eskpor atau setidaknya ancaman ditutupnya keran ekspor."
Apa solusinya?
"Keamanan pasokan bahan mentah memerlukan pertimbangan seluruh rantai suplai mulai dari pertambangan hingga pengolahan.” Kesimpulan ini dicapai oleh Fritzi Köhler-Geib, Kepala Ekonom di KfW, bank milik pemerintah federal yang menugaskan IW Consult dan Fraunhofer Institut melakukan kajiannya.
"Pasokan bahan mentah yang berkelanjutan pada awalnya memerlukan biaya, tetapi pada akhirnya hal ini merupakan prasyarat untuk membentuk transformasi ramah lingkungan dan digital.”
"Kita tidak boleh membohongi diri sendiri. Upaya mengurangi ketergantungan dan membangun ketahanan tidak bisa dilakukan dalam sekejap,” kata Matthias Wachter dari BDI.
Yang penting adalah "diversifikasi dan pengembangan kapasitas baru. Memperkuat produksi dalam negeri adalah bagian dari solusinya. Karena berbeda dengan kepercayaan umum, Jerman sangat kaya akan banyak bahan mentah."
Cornelius Bahr memperingatkan, pemerintah harus mengambil tindakan "mendiversifikasi negara penyuplai, mengganti bahan mentah krusial, menambang sumber dayanya sendiri, dan menambah kapasitas daur ulang.
Syaratnya adalah kondisi produksi yang memadai, misalnya biaya energi, dan penerimaan masyarakat."
(rzn/as)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.