Taruna STIP tewas dianiaya senior, mengapa kekerasan berlatar ‘arogansi senioritas’ sulit diberantas di lingkaran sekolah ikatan dinas?
Kematian taruna STIP dinilai pengamat terjadi akibat pembiaran kultur kekerasan dalam sekolah ikatan dinas. Namun, Kementerian Perhubungan…
Saat ditemui oleh awak media di Ketua STIP, Ahmad Wahid, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi perbaikan terhadap titik-titik mana saja yang masih kurang dalam pemantauan.
”Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada mereka dan ya keluarga memahami apa yang sudah kami jelaskan terkait dengan itu,” kata Ahmad kepada Kompas.com.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa budaya kekerasan senior terhadap junior di STIP sudah ditiadakan.
”Tidak ada budaya perpeloncoan di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," ujar Wahid, seperti dikutip dari Antara.
Dihubungi secara terpisah, Gidion mengatakan bahwa kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior seperti dalam kasus tersebut memang bukan merupakan kultur formil di STIP, namun bisa saja menjadi kultur keseharian.
“Menurut saya, memang sekolah sebagai lembaga harus punya sistem untuk betul-betul mengeliminir sampai men-zerokan agar tidak ada kekerasan. Itu harus jadi orientasi semua lembaga pendidikan,” katanya kepada BBC News Indonesia.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, mengatakan bahwa saat ini investigasi internal yang dilakukan oleh tim independen masih berjalan dan evaluasi pembenahan juga sedang dilakukan.
Ia sebut hasil evaluasi pada unsur-unsur kampus STIP akan diterapkan terhadap sekolah lain dinaungan BPSDMP sehingga tindak kekerasan tidak terulang.
“Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenhub juga telah mengambil langkah secara internal terhadap unsur-unsur pada kampus yang harus dievaluasi sesuai ketentuan yang berlaku agarr kejadian kekerasan serupa tidak terjadi lagi ke depan,” jelas Adita.
Ketika ditanya mengapa hal tersebut berulang di kalangan institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenhub, Adita mengatakan bahwa tindak kekerasan tidak pernah ada pembiaran dan evaluasi terus dilakukan.
“Itulah yang sedang dievaluasi, karena sebenarnya sudah dilakukan berbagai pembenahan sebelumnya,” katanya
Untuk terduga taruna pelaku, Adita mengatakan BPSDM Perhubungan telah mencopot status sebagai taruna agar tidak menganggu proses hukum yang berjalan.
Dalam keterangan resmi, Pelaksana Tugas Kepala BPSDMP, Subagiyo, mengatakan pihaknya akan melaksanakan evaluasi, yakni mengambil langkah secara internal terhadap unsur-unsur dan pola pengasuhan pada kampus yang harus dievaluasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Lebih lanjut, BPSDMP akan menambah CCTV di setiap kampus, menambah jumlah pengasuh atau pengawas, meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan, serta melibatkan secara aktif pemangku kepentingan agar berperan aktif dalam proses pembentukan karakter seperti Ikatan Alumni dan asosiasi profesi pelaut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.