Rabu, 3 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Iran: AS Pecundang Terbesar dalam Melawan Rakyat Palestina, Bantu Israel, tapi Percuma

Iran menyebut kegagalan di Israel juga memperlihatkan AS sebagai pecundang terbesar dalam melawan rakyat Palestina.

HO
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu - Iran menyebut kegagalan di Israel juga memperlihatkan AS sebagai pecundang terbesar dalam melawan rakyat Palestina. 

TRIBUNNEWS.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai pecundang terbesar selama sembilan bulan agresi militer Israel di Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikan Kanaani menyusul mundurnya sejumlah menteri di kabinet perang Benjamin Netanyahu karena kegagalan Israel melawan Hamas.

Kanaani menyebut AS pecundang terbesar karena menjadi sekutu paling kuat Israel, tetapi bantuan pemerintahan Joe Biden tak cukup menyokong kekuatan militer Zionis.

"Rezim Zionis, dengan segala kemampuan militer dan pengaruh politiknya, kalah di medan perang melawan bangsa Palestina."

"Pecundang terbesar dalam pertempuran melawan rakyat Gaza, selain Israel, adalah pemerintah AS," katanya kepada wartawan, Minggu (9/6/2024), dalam sebuah acara media, dikutip dari Al Mayadeen.

Kanaani lantas mendesak dunia agar meminta AS bertanggung jawab karena memberikan dukungan besar terhadap Israel.

Kanaani memuji kelompok perlawanan Palestina atas pengabdian tak tergoyahkan mereka dalam mempertahankan tanah airnya.

Ia menyatakan, mendukung rakyat Palestina yang tertindas menjadi "tanggung jawab global".

Diketahui, dua menteri Netanyahu, Gadi Eisenkot dan Benny Gantz, memutuskan mundur dari kabinet perang.

Atas keputusan itu, Netanyahu mendesak Gantz untuk mempertimbangkan keputusannya.

Ia mengatakan kepada Gantz, ini bukan waktunya untuk "meninggalkan pertempuran."

Baca juga: Veteran IDF Akhiri Hidup usai Diminta Kembali ke Gaza, Israel Tolak Makamkan secara Militer

Meski terjadi kemunduran besar dan pernyataan terang-terangan Gantz Israel gagal di Gaza, Netanyahu menekankan pemerintahannya akan terus melanjutkan serangan.

"Kami akan melanjutkan sampai kemenangan dan tercapainya semua tujuan perang, terutama pembebasan seluruh sandera dan pemberantasan Hamas," tegasnya.

Media Israel Komentari Mundurnya Menteri Netanyahu

Menanggapi mundurnya menteri kabinet perang Netanyahu, media Israel ramai memberitakannya.

Secara rinci, koresponden Chanel 12 Israel, Amit Segal, mengatakan, "Gantz mengklaim kita tidak akan pernah kembali ke apa yang terjadi sebelum 7 Oktober, tetapi situasi politik kembali seperti sebelumnya. Karena apa yang terjadi malam ini adalah sebuah langkah mundur yang besar.

Sebaliknya, koresponden di Channel 12, Amnon Abramovich, mengatakan Netanyahu "lebih memilih Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, dan Menteri Keuangan, Bezalzel Smotrich, untuk menjamin kursi dan posisinya."

"Dengan begitu, dia (Netanyahu) mengorbankan keamanan Israel," imbuhnya.

Media Israel lebih lanjut mencatat, Netanyahu ingin mendapatkan keuntungan politik dari kembalinya para tawanan, namun tidak bisa.

Ketua Partai Buruh Israel, Yair Golan, menegaskan "Gantz dan kamp pelatihan pemerintah bertanggung jawab langsung atas keadaan Israel saat ini."

Sebaliknya, ketua oposisi Israel, Yair Lapid, menyambut baik pengunduran diri Gantz, dan menggambarkan kabinet perang sebagai "pemerintahan yang gagal".

Baca juga: Operasi Rahasia Al-Qassam Menyusup Pagar Pembatas Israel, Serang Markas IDF, Satu Tentara Tewas

Ia mengatakan keputusan untuk mengundurkan diri adalah "penting dan benar," dan menyerukan pembentukan pemerintahan baru.

Sementara itu, Avigdor Lieberman, pemimpin Partai Yisrael Beiteinu, juga menyambut baik pengunduran diri tersebut, dengan mengatakan "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sudah waktunya untuk pemerintahan Zionis."

Ben Gvir Ingin Duduki Posisi yang Ditinggalkan Gantz

Ben Gvir menanggapi mundurnya Gantz, dengan mendesak Netanyahu untuk memasukkannya ke dalam kabinet.

Ia mengkritik kabinet saat ini, mengatakan, "Konsep kabinet telah membawa Israel ke titik ini dengan mengesampingkan menteri senior di pemerintahan. Cukup sudah."

Ben Gvir berpendapat, mundurnya para menteri ini selaras dengan konsep sekarang, di mana tidak ada lagi pembenaran untuk mengecualikan mitra-mitra utama atau menteri-menteri senior.

Ia menekankan, "Para mitra telah memberikan peringatan secara langsung mengenai kelemahan pendekatan yang ada."

"Karena itu, saya menyerukan agar saya diikutsertakan dalam pemerintahan untuk menjadi mitra membentuk kebijakan demi keamanan Israel," tegasnya.

Di sisi lain, Smotrich mengatakan mundurnya Gantz "adalah cita-cita Sinwar, Nasrallah, dan Iran."

Ia juga menambahkan, "Tidak ada tanggung jawab yang lebih kecil daripada mengundurkan diri dari pemerintah selama perang, pada saat ancaman meningkat di wilayah utara sementara para sandera masih ditahan di terowongan Hamas, dan puluhan ribu pengungsi Israel mengharapkan kita bersatu dan menempatkan mereka di tengah-tengah."

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan