Konflik Palestina Vs Israel
Prabowo Sebut Israel akan Jadi Negara Paling Dikucilkan jika Tolak Gencatan Senjata
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto, menyebut jika Israel menolak gencatan senjata dengan Palestina, maka akan sangat terkucil di dunia.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto, menyebut jika Israel menolak gencatan senjata dengan Palestina, maka akan sangat terkucil di dunia.
Prabowo menyampaikan hal itu setelah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Adapun, kedatangan Prabowo itu ialah untuk melaporkan hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa di Yordania yang diselenggarakan baru-baru ini.
"Kalau umpamanya Israel tidak mau memberi gencatan senjata mungkin Israel akan sangat terkucil di dunia," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Presiden terpilih 2024-2029 itu berujar, ada dorongan supaya dilakukan gencatan senjata Israel dengan Palestina.
Harapannya dengan makin banyaknya negara yang menyerukan gencatan senjata, Israel akan menghentikan serangan ke Palestina.
Dorongan tersebut, kata Ketua Umum Partai Gerindra itu, berbuah positif.
"Dan Dewan Keamanan PBB yang terakhir mengendorse usul gencaran senjata ini. Jadi tidak ada veto dari negara mana pun, ini saya kira suatu langkah yang langka. Jadi kita liat ada suatu hasil," sambungnya.
Selain mendesak Israel untuk menghentikan serangan ke Gaza, Indonesia juga meminta Hamas untuk menerima usulan gencatan senjata.
Tujuannya demi menyelamatkan warga-warga sipil yang selama ini menjadi korban.
"Tapi kita juga menyerukan Hamas agar segera menerima gencatan senjata demi rakyat sendiri," ucapnya.
Baca juga: AS Geram, Menteri Bezalel Smotrich Alihkan Dana Palestina Sekitar Rp569 M untuk Warga Israel
Siap Tampung 1.000 Anak Palestina
Selain itu, dalam kesempatan ini, Prabowo menyebut Indonesia siap menerima 1.000 pasien terdampak dan 1.000 anak-anak Palestina yang mengalami trauma untuk disekolahkan di sini.
"Saya kira di KTT ini Indonesia yang paling konkret. Kita sudah sebut kita siap mengambil 1.000 pasien sebagai langkah awal, ya, kan."
"Kita siap menerima 1.000 anak-anak yang kena trauma untuk kita sekolahkan di sini," tuturnya.
Pasien dan anak-anak Palestina itu, ucap Prabowo, akan dikembalikan ke negara asalnya apabila situasi dan kondisi Palestina telah normal.
"Tapi pada saatnya untuk kita kembalikan dan langkah-langkah itu saya kira dihargai oleh banyak negara, ya."
"Dan kita siap rumah sakit tetap di situ, pesawat kita akan terus membantu, lebih baik ke arah-arah konkret itu," terang Prabowo.
Dalam KTT itu, Prabowo juga menawarkan inisiatif eks Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan pimpinan pondok pesantren yang siap menampung 1.000 anak-anak Palestina.
Tak sampai di situ, Indonesia pun siap mengirim tenaga kesehatan dan tenaga medis ke Palestina, termasuk mengoperasikan rumah sakit lapangan di negara tersebut.
"Ini sedang dibicarakan dengan beberapa pihak. Saya baru lapor ke Presiden, Presiden mengatakan, bila diminta dan bila diizinkan, kami tetap siapkan pesawat Hercules untuk terus mengirim bantuan lewat udara."
"Apabila diperlukan, kami siap kembali mengirim kapal rumah sakit," ucapnya.
Inisiatif Khofifah
Sebelumnya, upaya pemerintah mengevakuasi warga Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel mendapatkan dukungan dari Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
Di mana mereka siap menampung 1.000 warga Palestina di pesantren di Jawa Timur.
Komitmen itu disampaikan Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, saat mengunjungi rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2024).
Saat itu kedatangan Khofifah sejatinya untuk memperoleh surat rekomendasi dari Partai Gerindra untuk maju pada Pilkada Jawa Timur 2024.
Namun, ada pula pembicaraan lain yang dibahas Khofifah dan Prabowo.
Menurut Prabowo, Khofifah juga ikut berinisiatif menampung 1.000 warga Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.
Ribuan warga Palestina itu akan dibawa ke sejumlah pesantren di Jawa Timur.
"Beliau juga memiliki gagasan juga untuk menawarkan bahwa Jatim siap menerima 1.000 anak-anak Palestina dan mungkin juga beberapa ibu-ibu yang kena trauma untuk sementara dididik di pesantren-pesantren Jatim," kata Prabowo.
Bukan hanya Khofifah, Prabowo mengungkapkan sejumlah pesantren di Jawa Barat juga siap untuk menampung ribuan warga Palestina.
Ia pun meyakini seluruh warga Indonesia setuju dengan upaya pemerintah ini.
"Saya kira di seluruh Indonesia siap menerima anak-anak dan korban-korban Palestina," ungkapnya.
Jumlah Korban di Palestina
Situasi di Gaza, Palestina kembali memanas sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Berdasarkan data dari Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sudah banyak orang yang menjadi korban atas serangan yang dilakukan Israel.
Rinciannya, ada 37.746 orang meninggal dunia dan 90.132 luka-luka, Rabu (12/6/2024).
(Tribunnews.com/Deni/Taufik/Igman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.