Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sosok Mohammad Nasser, Kematian Komandan Top Hizbullah oleh Israel di Tirus Bisa Picu Perang Besar

Berikut adalah biografi singkat pemimpin martir Hizbullah Mohammad Nehme Nasser, yang dibunuh di Tirus pada hari Rabu.

unit media militer Hizbullah
Mendiang mendiang Mohammad Nehme Nasser, satu di antara komandan tempur gerakan militer Hizbullah yang memimpin Pasukan Aaziz semasa hidup. Nasser dilaporkan menjadi satu dari beberapa tokoh penting militer Hizbullah yang tewas dalam pemboman udara Israel di Tirus, Lebanon, Rabu (3/7/2024). 

Namun, ia mengatakan Iran tidak menginginkan terjadinya perang antara Israel dan Hizbullah.

"Kami tidak menginginkan konflik regional, dan mendesak Amerika Serikat untuk memberikan tekanan pada Israel untuk mencegah eskalasi lebih lanjut," tambahnya, merujuk pada sekutu terdekat Israel.

Ia menilai, memperluas perang yang terjadi di Jalur Gaza antara Israel dan faksi perlawanan Palestina, Hamas, hingga ke Lebanon bukanlah hal yang diharapkan Iran dan AS.

“Memperluas perang bukanlah kepentingan siapa pun, termasuk Iran dan Amerika Serikat," ujarnya.

Israel Siap Hadapi Potensi Perang Lawan Hizbullah

Posisi Iran ini muncul bersamaan dengan ancaman Israel untuk memperluas perang dan persiapan tentara Israel di utara untuk perang skala besar di Lebanon.

“Kami bertekad untuk terus berperang sampai tujuan perang untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, kembalinya para penculik, dan kembalinya penduduk di utara dan selatan dengan selamat ke rumah mereka tercapai," kata militer Israel pekan lalu.

Baca juga: Hizbullah Umumkan akan Setop Perang dengan Israel jika Ada Gencatan Senjata di Gaza

“Kami memperkuat persiapan perang di front utara melawan Hizbullah," lanjutnya, dikutip dari Aawsat.

Israel dan sekutunya, AS, yakin Iran melalui Pasukan Quds telah membantu dan mendanai kelompok perlawanan yang disebut Poros Perlawanan termasuk Hizbullah Lebanon, Perlawanan Islam Irak, Houthi Yaman, Hamas, hingga faksi perlawanan Suriah untuk melawan Israel dan kepentingan AS, serta mempertahankan pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.

Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

Namun, belakangan perang besar tampaknya tidak terhindarkan karena pembunuhan Mohammed Nasser.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.900 jiwa dan 87.060 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (1/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The New York Times pada awal Juli 2024.

(oln/almydn/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved