Minggu, 21 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

VIDEO Anggota Parlemen AS Pakai Cara Eksentrik Olok-olok Netanyahu Saat Berpidato di Kongres

Sementara Jerry Nadler terlihat asyik membaca, para hadirin terlihat menyiapkan dimulainya pidato Perdana Menteri Zionis di hadapan mereka.

|
tangkap layar twitter
Perwakilan Demokrat AS Jerry Nadler membaca buku untuk menunjukkan sikap menentang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu selama berpidato di Kongres AS, Rabu (24/7/2024). 

Klaim: "Terlepas dari semua kebohongan yang Anda dengar, perang di Gaza memiliki salah satu rasio korban kombatan terhadap non-kombatan terendah dalam sejarah perang perkotaan."

Fakta: Jumlah korban tewas di Gaza yang dikonfirmasi hampir mencapai 40.000, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang telah berulang kali mempublikasikan daftar korban tewas, termasuk nomor identifikasi yang dikeluarkan Israel, dan yang datanya dari konflik masa lalu telah dibuktikan PBB sebagai data yang dapat diandalkan.

Mayoritas korban tewas -- puluhan ribu -- adalah wanita dan anak-anak, dan tidak semua pria yang tewas adalah seorang pejuang. Israel sebagian besar mengabaikan korban sipil, menyalahkan Hamas karena jumlahnya telah meningkat secara dramatis selama sembilan bulan terakhir.

Jumlah korban tewas sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka resmi dari kementerian, sebuah fakta yang bahkan diakui oleh pemerintahan Biden.

Banyak dari korban tewas kemungkinan masih terkubur di bawah puing-puing Gaza yang luas, atau dikuburkan secara sepihak di lokasi darurat oleh pasukan Israel.

Kebohongan Kedua

Klaim: "Saya sarankan Anda mendengarkan Kolonel John Spencer. John Spencer adalah kepala Studi Perang Kota di West Point. Dia telah mempelajari setiap konflik kota besar, saya akan mengatakan 'dalam sejarah modern,' dia mengoreksi saya, 'tidak, dalam sejarah.' Israel, katanya, telah menerapkan lebih banyak tindakan pencegahan untuk mencegah bahaya bagi warga sipil daripada militer mana pun dalam sejarah, dan melampaui apa yang diwajibkan oleh hukum internasional."

Fakta: Spencer adalah analis militer yang menjabat sebagai ketua program Studi Perang Kota di West Point. Ia adalah partisan pro-Israel yang terkenal yang analisisnya tentang Gaza sebagian besar berdiri sendiri di dalam komunitas yang lebih luas.

Klaim Netanyahu, yang didukung Spencer di X (sebelumnya Twitter), sangat bertentangan dengan seruan berulang kali agar Israel berbuat lebih banyak untuk mengurangi kerugian warga sipil, termasuk dari pemerintahan Biden yang selama berbulan-bulan mengatakan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan tidak hanya untuk menghindari kematian tambahan, tetapi juga untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di seluruh Gaza.

PBB juga mengkritik keras kondisi di tempat yang dianggap Israel sebagai "zona aman". James Elder, juru bicara UNICEF, mengatakan pada tanggal 16 Juli bahwa "berdasarkan hukum internasional, tempat di mana Anda mengevakuasi orang harus memiliki sumber daya yang cukup untuk bertahan hidup -- fasilitas medis, makanan, dan air.

Artinya, apa yang disebut zona aman ini aman bukan hanya jika bebas dari pemboman, tetapi juga jika kondisi ini -- makanan, air, obat-obatan, perlindungan -- juga terpenuhi.

Namun, zona aman ini adalah petak-petak kecil tanah tandus, atau sudut-sudut jalan, atau bangunan setengah jadi, tanpa air, tanpa fasilitas, tanpa tempat berlindung dari dingin dan hujan.

Dan sekarang, dalam situasi mematikan lainnya bagi keluarga-keluarga di Gaza, mereka yang dipaksa masuk ke 'zona aman' Al Mawasi tidak hanya kehilangan layanan penyelamat nyawa tersebut, tetapi juga telah dibom tiga kali dalam 6 minggu terakhir!" Komentar tersebut muncul setelah 90 orang tewas selama serangkaian serangan di zona aman al-Mawasi dekat Rafah.


Kebohongan Ketiga

Klaim: "Jika ada warga Palestina di Gaza yang tidak mendapatkan cukup makanan, itu bukan karena Israel menghalanginya, melainkan karena Hamas mencurinya."

Fakta: PBB dan kelompok bantuan internasional telah berulang kali membunyikan peringatan atas pembatasan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, penolakan terhadap pergerakan maju setelah konvoi memasuki Gaza, dan serangan berulang Israel terhadap konvoi saat mereka mencoba melakukan pengiriman yang sangat dibutuhkan.
Serangkaian serangan udara Israel terhadap konvoi bantuan World Central Kitchen pada tanggal 1 April menewaskan tujuh pekerja, dan menyebabkan kelompok bantuan besar menghentikan operasi mereka.

Dan pada bulan Juni, Program Pangan Dunia memberlakukan penghentian operasinya setelah dua gudang diserang roket selama operasi penyelamatan sandera Israel yang menewaskan hampir 300 warga Palestina.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan