Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Teka-teki Keberadaan 2 Anggota IRGC yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh, Dievakuasi usai Pasang Bom

Usai memasang bom di kamar tempat Haniyeh menginap, dua anggota IRGC langsung dievakuasi Mossad keluar Iran.

AFP/Anadolu Ajansi
Penampakan lokasi Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh pada Rabu (31/7/2024), di dekat Kompleks Saadabad, Teheran utara, Iran. 

TRIBUNNEWS.com - Teka-teki keberadaan dua anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang membantu Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli 2024.

Berdasarkan laporan Jewish Chronicle, dua sosok tersebut merupakan anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari IRGC yang direkrut oleh badan mata-mata Israel, Mossad.

Keduanya dilaporkan memasang bom di kamar tempat Haniyeh menginap, beberapa jam sebelum ledakan terjadi.

Aksi keduanya mengendap-endap ke kamar Haniyeh untuk memasang bom, terekam kamera keamanan.

"(Mereka) terlihat dalam rekaman kamera keamanan di hari pembunuhan, bergerak diam-diam di lorong menuju kamar tempat Haniyeh, membuka pintu menggunakan kunci, dan memasuki ruangan," ungkap laporan Jewish Chronicle, dilansir Anadolu Ajansi.

Tak lama setelahnya, mereka keluar kamar dan pergi meninggalkan penginapan yang ditempati Haniyeh di Kompleks Saadabad, Teheran utara.

Menurut keterangan Jewish Chronicle, keduanya langsung dievakuasi Mossad menuju negara Eropa utara.

Jika merujuk laporan itu, dua anggota IRGC tersebut diperkirakan berada di satu dari 12 negara yang ada di sebelah utara Eropa, yaitu Inggris, Swedia, Denmark, Finlandia, Norwegia, Irlandia, Lithuania, Latvia, Estonia, Islandia, Kepulauan Faeroe, atau Pulau Man.

Selain proses evakuasi, keduanya juga disebutkan mendapatkan tawaran uang senilai enam digit.

Diketahui, bom yang diletakkan di kamar Haniyeh itu diledakkan dari jarak jauh.

Bocornya keberadaan Haniyeh diketahui setelah Mossad, dengan bantuan Unit Intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) 8200, menyadap panggilan telepon antara penyelenggara pelantikan dan para undangan terkait acara pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Baca juga: 2 Kemungkinan Skenario Iran Serang Israel, Teheran Diprediksi akan Bombardir Pertahanan Tel Aviv

Sebagai informasi, Haniyeh hadir dalam pelantikan Pezeshkian, Selasa (30/7/2024), dan itu menjadi penampilan publik terakhirnya sebelum tewas pada 31 Juli 2024 dini hari.

Atas tewasnya Haniyeh di Teheran, IRGC dan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berjanji akan membalas dendam terhadap Israel.

Iran Sudah Bersiap Serang Israel

Di sisi lain, Iran dilaporkan sedang memindahkan peluncur rudal dan melakukan latihan militer sebagai persiapan menyerang Israel, kata pejabat AS, dilansir The New Arab.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters, waktu dan "detail spesifik dari serangan tersebut" masih belum jelas.

Ia juga menambahkan, hal itu tidak menghentikan Israel bersiap-siap dan upaya AS membantu Tel Aviv.

Kepala Komandan Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) telah mendarat di Israel sebagai persiapan untuk serangan balasan dan bertemu dengan kepala tentara Israel untuk "mengoordinasikan" pertahanan.

Sementara itu, media Israel melaporkan Tel Aviv akan mempertimbangkan untuk menyerang Iran lebih dulu jika intelijennya menemukan "bukti kuat" Teheran sedang mempersiapkan serangan.

Sebelumnya, Diplomat Iran yang tak disebutkan namanya, menyebut persiapan Israel menghadapi serangan balas dendam Teheran atas tewasnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, sia-sia.

Sebagai informasi, Wall Street Journal pada Jumat (2/8/2024), melaporkan Israel dan AS sama-sama sedang mempersiapkan "serangan balasan Iran yang tidak terduga terhadap Israel secepatnya, akhir pekan ini."

Baca juga: 2 Sosok yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh Ternyata Anggota IRGC, Langsung Dievakuasi Mossad dari Iran

Terkait hal itu, diplomat Iran menegaskan Israel telah melewati garis batas yang ditetapkan Teheran.

Diplomat itu juga memastikan serangan balasan Iran akan berlangsung cepat dan mematikan.

"Tidak ada gunanya (bersiap menghadapi serangan Iran). Israel telah melewati semua garis merah. Respons kami akan cepat dan berat," kata diplomat.

Diplomat tersebut, yang diberi pengarahan Iran, mengatakan upaya berbagai negara untuk meyakinkan Teheran agar tidak melakukan eskalasi telah dan akan sia-sia, mengingat serangan Israel baru-baru ini.

Tanggapan diplomat itu muncul setelah Pentagon mengumumkan, AS akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah, di tengah meningkatnya ketegangan.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, sebagaimana diumumkan Pentagon, telah memerintahkan pengerahan kapal perang angkatan laut tambahan, jet tempur, dan sistem pertahanan rudal balistik di Timur Tengah.

Perintah ini diberikan untuk mengantisipasi tanggapan Iran dan Poros Perlawanan terhadap pembunuhan Haniyeh dan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, baru-baru ini.

Khamenei Janjikan Serangan Balas Dendam

Ketegangan di Timur Tengah terjadi menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan atas kematian Haniyeh.

"Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu kami yang terkasih di rumah kami (Iran) dan membuat kami berduka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, Rabu (31/7/2024), dilansir Al Jazeera.

Ia menambahkan, "rezim Zionis juga menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri."

Khamenei juga menegaskan, adalah tugas Iran untuk membalas pembunuhan Haniyeh.

"Kami menganggap bahwa adalah tugas kami untuk membalas darahnya (tewasnya Haniyeh) dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam ini," kata Khamenei, seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyeh dan kelompok Palestina.

Sebagai informasi, Haniyeh tewas diserang di Teheran, Rabu dini hari, dalam perjalanannya menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masaoud Pezeshkian.

Selain Haniyeh, pengawal pribadinya yang juga Wakil Komandan Brigade Al-Qassam, Wasim Abu Shaaban, juga tewas dalam serangan itu.

Baca juga: Eks Jenderal Israel Akui Negaranya Tak Mampu Lawan Iran dan Hizbullah: Kami Tak Bisa Tanpa Amerika

Jenazah Haniyeh dimakamkan di Qatar, Jumat (2/8/2024).

Usai Haniyeh tewas, Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik yang baru.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan