Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Di Tengah Vaksinasi Polio di Gaza, Israel Lakukan Serangan Membabi Buta, 61 Orang Tewas dalam 48 Jam

Sebanyak 61 orang tewas dalam 48 jam ketika Israel melakukan serangan membabi buta di Jalur Gaza.

tc/tangkap layar
Pengeboman Israel di Jalur Gaza tepat saat media melaporkan situasi perkembangan pertempuran di sana. 

Kedua bos mata-mata itu mengatakan, gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas bisa mengakhiri penderitaan dan hilangnya nyawa warga sipil Palestina yang mengerikan.

Serta, kata mereka, bisa membawa pulang para sandera setelah dikurung selama 11 bulan.

Dikutip dari Times of Israel, Burns sangat terlibat dalam upaya menengahi diakhirinya pertempuran.

Baca juga: AS Bersiap Hadapi Gagalnya Perundingan, Eks-Bos Shin Bet: Israel Tak Penuhi Syarat Perang Panjang

Dirinya melakukan perjalanan ke Mesir pada bulan Agustus untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi yang bertujuan mencapai kesepakatan penyanderaan dan setidaknya penghentian sementara konflik.

Sejauh ini belum ada kesepakatan, meskipun pejabat Amerika Serikat bersikeras kesepakatan sudah dekat.

Presiden AS, Joe Biden baru-baru ini mengatakan, "hanya beberapa masalah lagi" yang belum terselesaikan.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan laporan tentang terobosan itu tidak akurat, bahwa tidak ada kesepakatan yang dekat, dan bahwa Hamas telah "menolak segalanya".

Pada acara Financial Times di London bersama Moore pada hari Sabtu, Burns mengatakan, proposal yang lebih rinci untuk kesepakatan akan dibuat dalam beberapa hari mendatang tetapi akan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuat beberapa keputusan yang sulit.

Direktur Badan Intelijen Pusat William Burns mendengarkan selama sidang dengan Komite Intelijen DPR (Terpilih) di Gedung Kantor Cannon pada 12 Maret 2024, di Washington, DC.  Anna Moneymaker/Getty Images
Direktur Badan Intelijen Pusat William Burns mendengarkan selama sidang dengan Komite Intelijen DPR (Terpilih) di Gedung Kantor Cannon pada 12 Maret 2024, di Washington, DC. Anna Moneymaker/Getty Images (Anna Moneymaker/Getty Images)

Burns mengatakan, ia tengah bekerja keras menyusun "teks dan formula kreatif" dengan mediator Qatar dan Mesir untuk mengamankan gencatan senjata, dengan menemukan proposal yang memuaskan kedua belah pihak.

"Kami akan mengajukan proposal yang lebih rinci, saya harap dalam beberapa hari ke depan, dan kemudian kita lihat saja," kata Burns.

Namun, ia menambahkan, pada akhirnya ini adalah masalah kemauan politik.

"Sekeras apa pun kita akan bekerja untuk menyusun teks dan rumus kreatif guna menemukan proposal yang cukup baik, dan mudah-mudahan itu akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, ini pada akhirnya adalah masalah kemauan politik: Apakah para pemimpin di kedua belah pihak siap atau tidak untuk mengakui bahwa sudah cukup dan bahwa akhirnya saatnya telah tiba untuk membuat beberapa pilihan sulit dan beberapa kompromi yang sulit," ungkapnya.

"Saya tidak bisa memberi tahu seberapa dekatnya kita saat ini," lanjut Burns.

Baca juga: Soal Target Perang Israel, Direktur Intelijen Inggris MI6: Hamas Itu Gagasan yang Tak Bisa Dibunuh

Ia mengatakan, meskipun 90 persen teks telah disetujui oleh pihak-pihak yang bertikai, “10 persen terakhir adalah 10 persen terakhir, karena ada alasannya, yakni bagian itu merupakan bagian yang tersulit untuk dilakukan”.

Selain itu, Moore mengatakan ia yakin Iran masih berencana untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang terjadi di Teheran pada akhir Juli dan yang Iran salahkan pada Israel.

"Saya menduga mereka akan mencoba dan kami tidak akan bisa lengah terhadap jenis aktivitas yang mungkin akan dicoba dan dituntut oleh Iran ke arah itu," kata Moore.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan