Konflik Palestina Vs Israel
Macron Sebut Matinya Yahya Sinwar adalah Momentum bagi Netanyahu untuk Akhiri Perang
Macron mengatakan bahwa kematian Yahya Sinwar ini bisa digunakan Netanyahu sebagai jalan keluar dari krisis di Timur Tengah yang semakin parah.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Bagi Hamas, Yahya Sinwar adalah sosok yang begitu penting dalam pangku kepemimpinan organisasi tersebut.
Yahya Sinwar sendiri menduduki posisi tertinggi di Hamas pada bulan Agustus lalu setelah pembunuhan pemimpin sebelumnya, Ismail Haniyeh, di Tehran.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai pemimpin kelompok pejuang di kawasan Jalur Gaza sejak 2017.
Sinwar sebelumnya berada di daftar orang paling dicari Israel.
![[FILE] Foto semasa hidup Yahya al-Sinwar (tengah), pemimpin gerakan Islam Hamas Palestina di Jalur Gaza, berpidato di depan para pendukungnya dalam rapat umum memperingati Hari Al-Quds (Yerusalem), sebuah peringatan untuk mendukung rakyat Palestina yang dirayakan setiap tahun pada hari Jumat terakhir umat Islam. bulan puasa Ramadhan, di Kota Gaza, pada (14 April 2023). - Seorang Israel Pejabat keamanan mengatakan kepada AFP pada 17 Oktober 2024 bahwa militer sedang melakukan tes DNA pada tubuh militan untuk memastikan apakah itu adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Mohammed ABED / AFP)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Pemimpin-HAMAS-Yahya-al-Sinwar-Tewas-di-Jalur-Gaza_20241017_221426.jpg)
Badan keamanan negara Israel percaya bahwa ia merupakan otak di balik serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Serangan yang direncanakan dan dieksekusi oleh Sinwar tersebut menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Selain itu, Hamas juga menyandera 251 orang ke Gaza dalam serangan yang digelar di tengah rangakaian acara Nova Music Festival tersebut.
Yahya Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan pada tahun 1962.
Pada akhir 1980-an, Sinwar mendirikan layanan keamanan Hamas yang dikenal sebagai Majd, yang tugasnya antara lain menargetkan dugaan kolaborator Palestina dengan Israel.
Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di penjara Israel dan setelah penangkapannya yang ketiga pada tahun 1988, ia dijatuhi hukuman empat kali penjara seumur hidup.
Sinwar sendiri dapat kembali ke kampung halamannya karena ia termasuk di antara 1.027 tahanan Palestina dan Arab Israel yang dibebaskan oleh Israel dalam pertukaran napi pada tahun 2011.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.