Konflik Palestina Vs Israel
Respons Netanyahu, Joe Biden, Kamala Harris dan Iran atas Kabar Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Joe Biden serta wakilnya, Kamala Harris, mendeskripsikan kematian Yahya sebagai "hari yang baik." Sementara Netanyahu sebut "bukan akhir perang".
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Suci BangunDS
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa dunia menjadi tempat yang lebih baik setelah Yahya Sinwar tiada.
"Dalam beberapa hari ke depan, Amerika Serikat akan melipatgandakan upayanya dengan para mitra untuk mengakhiri konflik ini, mengamankan pembebasan semua sandera, dan memetakan jalan baru ke depan yang akan memungkinkan rakyat Gaza untuk membangun kembali kehidupan mereka dan mewujudkan aspirasi mereka yang bebas dari perang dan bebas dari cengkeraman brutal Hamas," kata Blinken.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matt Miller, juga mengatakan dari podium pada hari Kamis bahwa kematian Sinwar menawarkan "kesempatan" untuk melanjutkan negosiasi.
Iran mengatakan kematian Sinwar akan memperkuat semangat perlawanan

Dilansir Al Jazeera, Misi Iran di PBB membandingkan momen-momen terakhir pemimpin Hamas Yahya Sinwar dengan momen-momen terakhir mantan pemimpin Irak Saddam Hussein, yang menurut mereka memohon kepada pasukan AS untuk tidak membunuhnya ketika ia ditangkap pada tahun 2003.
"Ketika umat Islam menghormati Martir Sinwar yang berdiri di medan perang – dalam pakaian tempur dan di tempat terbuka, bukan di tempat persembunyian, menghadapi musuh – semangat perlawanan akan diperkuat," tulisnya dalam sebuah posting di X, Jumat (18/10/2024).
"Ia akan menjadi model bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina."
"Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus ada, karena martir tersebut tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.