Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Suriah

Iran Tuduh Ukraina Terlibat Penggulingan Rezim Assad, Inteljen Kiev Kepergok Jalin Kontak dengan HTS

Iran menuduh intelijen Ukraina terlibat dalam penggulingan rezim Bashar al-Assad di Suriah

Penulis: Choirul Arifin
BBC/Getty Images
Kelompok pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merayakan tumbangnya rezim Bashar al-Assad yang kabur bersama keluarganya dari Damaskus menuju Rusia, Minggu, 8 Desember 2024. 

Meskipun pihak Ukraina tidak memberikan tanggapan resmi terhadap tuduhan tersebut pada saat itu, laporan tersebut memicu reaksi negatif di kalangan masyarakat dan politisi Turki.

Secara kebetulan, beberapa hari setelah artikel tersebut muncul di pers Turki, artikel tersebut dihapus dari publikasi.

Baca juga: Presiden Bashar al-Assad Ternyata Bawa Keluarganya Kabur ke Moskow, Dapat Suaka Politik Rusia

Iran juga mengklaim memiliki bukti kredibel yang menunjukkan bahwa perwakilan rezim Kiev telah melatih militan HTS untuk mengoperasikan drone dan terlibat dalam perdagangan senjata ilegal.

Teheran menegaskan bahwa HUR tidak hanya menawarkan dukungan teknis kepada para militan tetapi juga melatih mereka dalam penggunaan drone untuk tujuan tempur.

Sumber-sumber Iran menuduh bahwa Ukraina telah bertindak sebagai mediator dalam memasok senjata kepada kelompok militan melalui jalur terlarang.

Menurut politisi Iran, tindakan ini bertujuan untuk mengacaukan situasi di Suriah dan melemahkan pengaruh regional Iran.

Rakyat Suriah merayakan kejatuhan rezim Bashar Al-Assad dengan menginjak-injak foto Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kota Damaskus, Minggu, 8 Desember 2024,
Rakyat Suriah merayakan kejatuhan rezim Bashar Al-Assad dengan menginjak-injak foto Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kota Damaskus, Minggu, 8 Desember 2024, (NPR.org/AFP/Getty Images)

Hingga saat ini, Kiev belum secara resmi mengomentari tuduhan tersebut. Pakar Iran mencatat bahwa klaim tersebut didukung oleh rincian teknis, seperti metode operasi drone dan rute pasokan senjata.

Ketegangan antara Teheran dan Kiev meningkat akhir-akhir ini, terutama menyusul tuduhan tidak berdasar Kiev terhadap Iran terkait pasokan drone ke Rusia.

Pada Minggu malam, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyampaikan beberapa pernyataan mengenai situasi di Suriah.

Dia menggambarkan kejadian di sana sebagai “rencana Amerika-Zionis untuk menciptakan masalah bagi Poros Perlawanan,” dan menambahkan bahwa kepentingan keamanan nasional Iran mengharuskan Iran untuk menghadapi ISIS di Suriah.

Baca juga: Oposisi Rayakan Kemenangan Rebut Damaskus, Negara Tujuan Berlindung Bashar Al-Assad Masih Misterius

Araghchi menekankan bahwa Qassem Soleimani, mendiang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), bertanggung jawab mengalahkan ISIS, dan Iran memainkan peran penting dalam memerangi kelompok teroris tersebut atas permintaan pemerintah Irak dan Suriah.

“Jika kami tidak memerangi ISIS di Irak dan Suriah, kami harus memeranginya di wilayah Iran,” katanya.

Araghchi juga menyebutkan bahwa Teheran telah mendesak pemerintah Suriah untuk terlibat dalam dialog yang bermakna dengan pihak oposisi.

Dalam pertemuan terakhirnya dengan Assad, ia membahas moral tentara dan menyatakan rasa frustrasinya atas keengganan pemerintah untuk melaksanakan reformasi yang diperlukan.

Menurut Araghchi, Iran selalu memahami bahwa “Amerika Serikat dan Israel berupaya menjerumuskan Iran ke dalam krisis yang berturut-turut.” Dia juga mencatat peran penting Suriah dalam mendukung Palestina dan Poros Perlawanan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan