Konflik Suriah
Al-Sharaa: Perlindungan Warga Druze Adalah Prioritas Pemerintah Suriah
Ahmed al-Sharaa menegaskan bahwa perlindungan terhadap komunitas Druze merupakan salah satu priortias utama pemerintahannya.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa menegaskan bahwa perlindungan terhadap komunitas Druze merupakan salah satu priortias utama pemerintahannya.
Terutama di tengah meningkatnya ketegangan dan kekerasan di wilayah selatan negara tersebut.
Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel ke Damaskus pada Rabu (16/7/2025), lalu yang menargetkan fasilitas militer dan infrastruktur pemerintah.
Dalam pidato publik pertamanya sejak serangan tersebut, Al-Sharaa menyatakan bahwa komunitas Druze adalah 'bagian fundamental dari struktur bangsa ini'.
“Melindungi hak dan kebebasan Anda adalah salah satu prioritas kami,” ujar Sharaa.
Sharaa menegaskan bahwa rakyat Suriah tidak takut perang dan akan melawan apabila martabat mereka terancam.
Namun, ia juga menekankan pentingnya stabilitas dan menolak kekacauan yang disebabkan oleh intervensi luar.
“Kami bukan orang-orang yang takut perang. Kami telah menghabiskan hidup kami menghadapi tantangan dan membela rakyat kami, tetapi kami telah mengutamakan kepentingan rakyat Suriah di atas kekacauan dan kehancuran,” tegasnya, dikutip dari Al-Arabiya.
Serangan Udara dan Eskalasi Regional
Serangan Israel pada hari Rabu menghantam sejumlah target strategis, termasuk sebagian dari Kementerian Pertahanan dan kawasan di sekitar istana presiden.
Israel mengklaim bahwa serangan ini adalah respons terhadap keterlibatan pasukan pemerintah Suriah dalam aksi kekerasan terhadap komunitas Druze di Suriah selatan.
“Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi benteng teror,” kata Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, dikutip dari Arab News.
Baca juga: Konflik Druze vs Badui di Suriah Melebar, Picu Kekerasan Nasional dan Intervensi Israel
Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa militer Israel sedang "bekerja untuk menyelamatkan Druze" dan meminta warga Druze Israel untuk tidak menyeberangi perbatasan ke Suriah.
Namun, sejumlah warga Druze Israel dilaporkan telah menyeberangi pagar perbatasan demi membantu kerabat mereka di Sweida.
Israel menuduh pasukan Suriah gagal melindungi komunitas Druze, bahkan menuding mereka sebagai bagian dari permasalahan.
Seorang pejabat militer Israel menyatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah tidak bertindak untuk mencegah kekerasan terhadap Druze, yang telah mengakibatkan puluhan korban jiwa dalam beberapa bulan terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.