Sara Duterte Tanggapi Pemakzulan terhadap Dirinya, Klaim sebagai Korban Dendam Politik
215 anggota DPR Filipina memberikan suara mendukung pemakzulan Wakil Presiden Filipina Sara Duterte, bakal jadi sosok Wapres pertama yang dimakzulkan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte baru-baru ini menghadapi pemakzulan yang diajukan oleh anggota parlemen.
Sara didakwa atas ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, The Guardian melaporkan.
Dia juga terjerat tuduhan korupsi skala besar dan penyalahgunaan dana publik.
Menanggapi tuduhan tersebut, Sara Duterte membantah segala dakwaan.
Dia menuduh pemakzulan ini merupakan bagian dari "dendam politik", BBC melaporkan.
Dendam politik ini menurutnya ditujukan untuk melemahkan posisinya dalam politik Filipina.
Sementara Duterte belum memberikan komentar langsung mengenai hasil pemungutan suara, saudaranya, Paolo Duterte, yang juga anggota parlemen ikut berkomentar.
Paolo menyatakan bahwa tindakan pemakzulan ini merupakan "penganiayaan politik yang jelas" terhadap mereka.
Jika pemakzulan diterima dan Duterte dinyatakan bersalah, ia akan menjadi wakil presiden pertama dalam sejarah Filipina yang dimakzulkan.
Selain itu, pemakzulan tersebut akan menghalangi Duterte untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028, mengingat konstitusi Filipina melarang seseorang yang dimakzulkan untuk memegang jabatan publik.
215 anggota DPR Filipina Dukung Pemakzulan
Baca juga: DPR Filipina Makzulkan Wapres Sara Duterte, Dianggap Pelanggar Konstitusi dan Koruptor
Pemakzulan terhadap Sara Duterte dilakukan setelah lebih dari 215 anggota DPR Filipina memberikan suara mendukungnya, BBC melaporkan.
Tuduhan yang dihadapi Duterte melibatkan dugaan penyalahgunaan dana publik senilai jutaan dolar, serta ancaman terhadap Presiden Marcos.
Pada November 2023, dalam sebuah konferensi pers daring, Sara Duterte mengungkapkan bahwa ia menghubungi seseorang untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika dirinya terbunuh.
Meski kemudian ia menjelaskan kalau pernyataan tersebut bukan ancaman langsung.
Akan tetapi pernyataannya memicu penyelidikan serius.
Selain itu, Duterte juga dituduh terlibat dalam korupsi besar yang melibatkan penggunaan dana intelijen yang diterima oleh kantornya sebagai wakil presiden dan menteri pendidikan.
Dalam pengaduan pemakzulan menuduhnya memiliki kekayaan yang tidak dapat dijelaskan dan gagal melaporkan harta sesuai kewajiban hukum.
Hubungan Sara Duterte dan Ferdinand Marcos
Sara Duterte dan Ferdinand Marcos Jr. sebelumnya dipandang sebagai pasangan politik yang menyatukan dua dinasti kuat Filipina dalam pemilu 2022.
Keduanya datang dari latar belakang keluarga yang berpengaruh.
Duterte sebagai putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte dan Marcos sebagai putra dari mendiang Presiden Ferdinand Marcos Sr., yang dikenal karena pemerintahan otoriternya.
Meskipun mereka maju bersama sebagai bagian dari kampanye “UniTeam” hubungan mereka mulai retak setelah menjabat.
Satu isu besar yang memicu ketegangan adalah perbedaan pandangan mereka tentang hubungan dengan Amerika Serikat dan Tiongkok.
Marcos mengambil langkah untuk mempererat hubungan dengan AS, sementara ayah Sara, Rodrigo Duterte, lebih memilih hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.
Selain itu, hubungan mereka juga memanas terkait dengan kebijakan Duterte yang lebih keras terhadap perang narkoba, yang berlawanan dengan pendekatan Marcos yang lebih lembut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.