Minggu, 14 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS-Hamas Benarkan Pertemuan Rahasia di Qatar untuk Bahas Sandera, Israel Khawatir

AS-Hamas membenarkan adanya pertemuan rahasia di Qatar untuk membahas pembebasan sandera di Gaza. Israel khawatir meski sudah diberitahu oleh AS.

Telegram Brigade Al-Quds
BRIGADE AL-QUDS - Foto ini diambil pada Kamis (13/2/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Quds (sayap militer Jihad Islam), memperlihatkan anggota Brigade Al-Quds diapit oleh anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) saat berpatroli selama pertukaran tahanan gelombang ke-3 Kamis (30/1/2025) yang membebaskan sandera Israel; Agam Berger, Arbel Yehud dan Gadi Moses serta 5 warga Thailand dengan imbalan pembebasan 110 warga Palestina. Pada Rabu (5/3/2025), AS dan Hamas mengonfirmasi pertemuan rahasia di Doha, Qatar. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengonfirmasi pertemuan rahasia delegasi mereka di Doha, Qatar yang berlangsung dalam beberapa minggu terakhir.

AS dan Hamas membahas upaya pertukaran sandera yang masih tersisa di Jalur Gaza, termasuk sandera yang memegang kewarganegaraan ganda Israel-Amerika.

Juru bicara Gedung Putih, Caroline Levitt mengonfirmasi bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mengadakan pembicaraan langsung dengan Hamas.

"Pembicaraan tersebut sedang berlangsung," kata Carolnie Levitt dalam konferensi pers, Rabu (5/3/2025).

"Jika menyangkut negosiasi yang Anda maksud, yang pertama dan terutama, utusan khusus yang terlibat dalam negosiasi tersebut memiliki kewenangan," katanya.

Ia mengatakan Israel telah diberitahu mengenai pembicaraan yang diusulkan oleh AS tersebut.

"Israel telah diajak berkonsultasi," ujarnya.

Juru bicara tersebut menjelaskan bahwa dialog yang dilakukan oleh AS dengan berbagai pihak di seluruh dunia untuk mencapai kepentingan terbaik rakyat AS seperti apa yang ditekankan oleh Trump.

"Ini adalah upaya dengan itikad baik untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika," tambahnya.

Selain AS, seorang pemimpin perlawanan Palestina mengonfirmasi pertemuan delegasi AS dan Hamas di Qatar.

"Pertemuan itu dilakukan atas permintaan Amerika dan Israel terkejut karenanya," kata sumber tersebut kepada Al-Mayadeen, Rabu malam.

Baca juga: Eyal Zamir, Panglima Militer Israel Baru Dilantik Mengakui Hamas Belum Kalah, Misi Belum Berakhir

"Utusan Amerika hanya berbicara tentang pertukaran tahanan dan tidak membahas masalah yang terkait dengan gencatan senjata di Jalur Gaza dan berakhirnya perang," jelasnya.

Ia juga menjelaskan delegasi AS tidak mengajukan proposal pertukaran khusus.

"Pihak Amerika tidak mengajukan formula khusus untuk pertukaran tahanan, tetapi mendengarkan sudut pandang Hamas," katanya.

"Utusan Amerika meninggalkan kesan positif dari pertemuannya dengan delegasi kami," lanjutnya.

Pernyataan AS dan Hamas mengonfirmasi berita yang dilaporkan oleh surat kabar AS, Axios, yang mengatakan pemerintahan Donald Trump mengadakan pembicaraan langsung dan rahasia dengan Hamas mengenai sandera di Jalur Gaza.

Koresponden politik Axios, Barak Ravid, mengatakan pembicaraan yang dilakukan oleh utusan Donald Trump, Adam Boehler, adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya karena AS tidak pernah berurusan langsung dengan Hamas.

Israel Khawatir dengan Pertemuan AS dan Hamas

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi pihaknya mengetahui pertemuan delegasi AS dan Hamas secara langsung di Qatar.

"Israel telah menyampaikan pendapatnya kepada Amerika mengenai pembicaraan tersebut," kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya.

Sementara itu, kedutaan Israel di AS menulis pernyataan bahwa mereka senang jika pembicaraan tersebut berhasil mengembalikan semua sandera.

"Jika perundingan AS-Hamas menghasilkan pengembalian semua tahanan, kami akan senang," kata kedutaan Israel dalam pernyataannya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Di sisi lain, surat kabar Israel Today mengutip sumber pejabat Israel yang mengatakan, "Israel sangat khawatir dengan pembicaraan langsung pemerintahan Trump dengan Hamas."

Pertemuan delegasi AS dan Hamas yang diadakan di Qatar berlangsung dalam beberapa minggu terakhir, namun belum ada kesepakatan yang dicapai.

Pertukaran sandera gelombang ke-7 pada pertengahan Februari lalu sekaligus mengakhiri tahap pertama perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas yang dimulai pada 19 Januari 2025.

Kedua pihak diharapkan segera mencapai kesepakatan tahap kedua perjanjian tersebut untuk kembali melakukan pertukaran tahanan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan