Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Suriah

Ahmed Al-Sharaa: Pendukung Assad Berusaha Menyeret Suriah ke Perang Saudara

Ahmed Al-Sharaa berjanji akan mengadili semua pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Tangkap layar YouTube euronews
BENTROK DI SURIAH - Tangkap layar YouTube euronews pada 10 Maret 2025, memperlihatkan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa berpidato mengenai bentrok baru-baru ini. Ahmed Al-Sharaa berjanji akan mengadili semua pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden sementara Suriah, Ahmed Al-Sharaa, menanggapi pecahnya kekerasan dan bentrokan bersenjata antara pendukung Bashar al-Assad dan pemerintahan baru, Minggu (9/3/2025).

Konflik ini telah menyebabkan ribuan korban jiwa.

Sharaa berjanji akan mengadili semua pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional dan dipublikasikan di media sosial, Sharaa menegaskan bahwa siapa pun yang menyalahgunakan wewenang akan menghadapi konsekuensi hukum.

Sharaa, yang memimpin kelompok yang menggulingkan Assad pada Desember lalu, menuduh pendukung mantan presiden serta kekuatan asing yang tidak disebutkan namanya, berupaya menciptakan kerusuhan di Suriah.

"Saat ini, kita menghadapi ancaman baru. Sisa-sisa rezim lama dan pendukung asing mereka mencoba memicu konflik serta menyeret negara kita ke dalam perang saudara. Tujuan mereka adalah menghancurkan persatuan dan stabilitas Suriah," ujar Sharaa.

"Kami akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan warga sipil, penyalahgunaan kekuasaan, atau eksploitasi jabatan untuk kepentingan pribadi. Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," tegasnya dalam pesan video yang menyerukan persatuan nasional.

Kantor Presiden Sementara Sharaa mengumumkan pembentukan komite independen untuk menyelidiki bentrokan bersenjata dan aksi kekerasan yang terjadi.

Penggulingan Assad dan Perubahan Kekuasaan di Suriah

Mengutip RBC-Ukraine, Assad melarikan diri ke Rusia tahun lalu setelah kelompok yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan pemerintahannya.

Beberapa penasihat serta pendukung terdekat Assad dilaporkan masih berada di Suriah.

Negara-negara Barat, negara-negara Arab, dan Turki mendukung pemberontak Suriah, sementara Iran, Rusia, serta kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran berpihak kepada Assad dalam perang saudara.

Baca juga: Reaksi Dunia atas Pembantaian Warga Sipil di Suriah: PBB, WHO, Inggris hingga Mesir

Pasca penggulingan Assad, pasukan yang didukung Turki bentrok dengan kelompok Kurdi yang menguasai sebagian besar wilayah timur laut Suriah.

Sumber Reuters melaporkan bahwa Israel telah melancarkan serangan terhadap target militer di Suriah dan meminta dukungan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas kawasan.

Pecahnya Kekerasan dan Pembantaian di Suriah

Setelah Assad digulingkan, situasi sempat tenang.

Namun, bentrokan bersenjata kembali pecah dalam beberapa hari terakhir.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan