Konflik Palestina Vs Israel
Idul Fitri di Gaza: Kesedihan dan Stok Makanan Menipis
Warga Gaza kini merayakan Idul Fitri dengan stok makanan menipis dan suasana duka.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina di Gaza merayakan Idul Fitri dengan suasana duka dan persediaan makanan yang semakin menipis.
Momen yang seharusnya menjadi perayaan meriah ini, justru diliputi kesedihan akibat serangan udara terbaru Israel yang mengakibatkan banyak korban, termasuk anak-anak.
Suasana Duka di Hari Raya
Pada hari raya ini, banyak warga Gaza yang berdoa di luar masjid untuk menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan.
"Ini adalah hari raya kesedihan," ungkap Adel al-Shaer, seorang warga yang menghadiri shalat di tengah reruntuhan bangunan di Deir al-Balah.
Ia kehilangan 20 anggota keluarganya, termasuk empat keponakan yang tewas dalam serangan Israel.
Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas awal bulan ini, melanjutkan serangan yang telah berlangsung selama 17 bulan.
"Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, nyawa kami, dan masa depan kami," tambah al-Shaer dengan suara penuh tangis.
Krisis Kemanusiaan
Akibat konflik yang berkepanjangan, Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza selama sebulan.
"Terjadi pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan," ujar Saed al-Kourd, seorang jemaah yang merasakan dampak langsung dari situasi ini.
Saat ini, para mediator Arab sedang berupaya mengembalikan gencatan senjata.
Hamas mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima usulan baru dari Mesir dan Qatar, sementara Israel mengajukan usulan balasan yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.
Serangan Berlanjut
Serangan militer Israel di Jalur Gaza masih berlangsung, terutama di Khan Younis.
Dalam serangan 24 jam terakhir, tujuh rumah dihancurkan, mengakibatkan banyak korban. "Serangan ini terjadi saat warga Palestina saling mengunjungi untuk merayakan Idul Fitri," jelas laporan dari Al Jazeera.
Tim Pertahanan Sipil melaporkan bahwa sangat berbahaya untuk mengambil jenazah korban di tengah serangan yang terus berlanjut. "Jenazah warga Palestina yang terbunuh di kamp pengungsi Maghazi dipindahkan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah," tambah mereka.
Syarat Perdamaian dari Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer akan terus berlanjut sambil berunding.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Israel Beri Ultimatum, Warga Gaza Diperintahkan Angkat Kaki Sebelum 7 Oktober 2025 |
---|
Hamas Tetap Bayar Gaji 30.000 PNS Gaza Lewat Sistem Tunai Rahasia, Total Rp 113 Miliar |
---|
Gaza di Ujung Tanduk, Citra Satelit Ungkap Gerak-Gerik Tank Israel Jelang Pencaplokan |
---|
Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, TB Hasanuddin Ingatkan Hati-hati Jebakan Israel |
---|
Netanyahu Berniat Kuasai Gaza Secara Militer, Wamenlu RI Ingatkan Banyak Negara Mengakui Palestina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.