Jumat, 3 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Dikenai Tarif Tambahan oleh Trump, China Langsung Hubungi Uni Eropa dan ASEAN

Selain memberikan tarif balasan, China dikabarkan mulai menyusun perlawanan dengan menggandeng sejumlah negara guna melawan tarif Trump tersebut.

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Ilustrasi Universitas Rochester / Julia Joshpe
PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Donald Trump, kini berlakukan tarif sebesar 84% terhadap barang-barang AS, pada Kamis (10/4/2025) hari ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Langkah cepat langsung dilakukan China menyusul tambahan tarif hingga 125 persen yang diumumkan oleh Donald Trump pada Rabu (9/4/2025), waktu setempat.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, pada hari Rabu Trump menarik kembali tarifnya pada sebagian besar negara selama 90 hari, sementara ia meningkatkan tambahan tarif untuk China

Trump mengaku, hal itu terjadi lantaran China menjadi satu-satunya pihak yang menentang kebijakannya tersebut di saat negara-negara lainnya memilih untuk melakukan negosiasi dengan AS untuk mendapatkan kondisi yang lebih menguntungkan.

China sebelumnya menyatakan, pihaknya telah menolak untuk mengadakan pembicaraan apapun dengan Trump dan menyatakan akan “berjuang sampai akhir” dalam perang tarif.

Guna membalas tarif impor hingga 125 persen yang diterapkan Trump, China pun memberlakukan tarif sebesar 84 persen pada barang-barang AS, yang mulai berlaku pada hari Kamis ini (10/4/2025).

Selain memberikan tarif balasan, China dikabarkan mulai menyusun perlawanan dengan menggandeng sejumlah negara guna melawan tarif Trump tersebut.

Hal ini, bisa dilihat dari manuver China yang langsung mendekati sejumlah negara lainnya yang terkena penerapan tarif Amerika Serikat.

Beberapa hari ke dalam upaya tersebut, keberhasilan yang dicapai hanya sebagian, karena banyak negara enggan bersekutu dengan sasaran utama perang dagang Presiden Donald Trump.

Dikutip dari Associaed Press, kabar tersebut dibenarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

Lin Jian mengaku optimis langkah China ini bakal menuai dukungan dari banyak negara di dunia.

“Sebab yang benar mendapat dukungan dari banyak pihak,” kata Lin Jian di konferensi pers harian pada hari Kamis. 

Baca juga: Perang Dagang Memanas, China Keluarkan Travel Warning ke AS Buntut Kenaikan Tarif Impor oleh Trump

“Amerika Serikat tidak dapat memenangkan dukungan rakyat dan akan berakhir dengan kegagalan,” sambungnya,

China sejauh ini telah memusatkan perhatiannya pada Uni Eropa, dengan adanya panggilan telepon antara Perdana Menteri Li Qiang dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang “menyampaikan pesan positif kepada dunia luar.”

“China bersedia bekerja sama dengan Uni Eropa untuk bersama-sama melaksanakan kesepakatan penting yang dicapai oleh para pemimpin China dan Uni Eropa, memperkuat komunikasi dan pertukaran, serta memperdalam kerja sama perdagangan, investasi, dan industri antara China dan Uni Eropa,” lapor Kantor Berita Xinhua.

Sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, dan Komisaris Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa, Šefčović, juga telah membahas tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

"Tarif tersebut  sangat melanggar kepentingan sah semua negara, sangat melanggar aturan WTO, sangat merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan, dan sangat berdampak pada stabilitas tatanan ekonomi global,” ungkap Wang Wentao pada pertemuan tersebut, demikian diberitakan Xinhua.

“Ini adalah tindakan khas dari unilateralisme, proteksionisme, dan penindasan ekonomi,” pungkas Wang.

“China bersedia menyelesaikan perbedaan melalui konsultasi dan negosiasi, namun jika Amerika Serikat bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir,” tambah Wang.

Wang juga telah berbicara dengan negara-negara anggota ASEAN, sementara Perdana Menteri Li telah bertemu para pemimpin bisnis di kawasan regional Asia Tenggara tersebut.

PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Trump, merujuk pada pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk negara Tirai Bambu tersebut.
PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Trump, merujuk pada pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk negara Tirai Bambu tersebut. (Ilustrasi Universitas Rochester/Julia Joshpe)

"China telah “melakukan evaluasi menyeluruh dan telah siap menghadapi segala bentuk ketidakpastian, serta akan memperkenalkan kebijakan bertahap sesuai dengan kebutuhan situasi,” kata Li, seperti dikutip dari Xinhua.

Di Hong Kong, juru bicara kantor lokal Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali ketidakinginan Beijing untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam kondisi saat ini.

“Kita harus dengan tegas menyampaikan kepada Amerika Serikat: seorang barbari yang menggunakan tarif untuk memaksa negara lain agar menelepon dan memohon belas kasihan tidak akan pernah menerima telepon tersebut dari China,” tulis Huang Jingrui di South China Morning Post.

Jika Amerika Serikat benar-benar tulus untuk memulai dialog dengan China, maka ia harus “segera memperbaiki praktik-praktik keliru dan mengadopsi sikap yang benar, yakni kesetaraan, penghormatan, dan manfaat bersama,” pungkas Huang.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved