'Maafkan, Ibu, ini jalan yang saya pilih untuk membantu orang lain' – Pesan terakhir paramedis Palestina yang merekam kematiannya sendiri
Ibu dari paramedis Palestina, salah satu dari 15 orang yang tewas dalam serangan pasukan Israel bercerita kepada BBC terkait dukanya…
"Alih-alih merayakan Idulfitri bersama Rafaat, kami pergi bersama Palang Merah yang mengambil jenazahnya dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis untuk dimakamkan," kenangnya.
"[Jasadnya] sudah sangat rusak dan mereka tak mengizinkan saya melihatnya."
Umm Muhammad berkata bahwa putranya adalah orang yang "sangat baik" dan satu-satunya penyokong ibu dan ayahnya setelah seluruh saudaranya menikah.
Menyusul penemuan rekaman video tersebut, Israel mengakui bahwa klaim mereka sebelumnya yang menyatakan kendaraan mendekat tanpa lampu tak akurat.
Seorang pejabat Israel mengatakan tentaranya mengubur 15 pekerja yang tewas—termasuk Rifaat—di pasir demi melindungi mereka dari binatang buas.
Akan tetapi jasad-jasad mereka baru ditemukan sepekan setelah insiden karena badan-badan internasional, termasuk PBB, tak dapat mengatur perjalanan yang aman ke daerah tersebut.
Kala tim bantuan menemukan jasad-jasad tersebut, mereka mendapati telepon genggam Rifaat yang merekam insiden serangan yang berujung pada kematiannya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjanjikan "pemeriksaan menyeluruh" atas insiden tersebut, dengan mengatakan mereka akan "mempelajari urutan kejadian dan penanganan situasinuy".
Bulan Sabit Merah dan sejumlah organisasi internasional lainnya menyerukan penyelidikan independen.
Munther Abed—satu-satunya paramedis yang selamat dari insiden itu—mengatakan ia dan rekan-rekannya ditembaki tanpa peringatan.
"Saya terjatuh di lantai di bagian belakang kendaraan dan tidak mendengar suara apa pun dari rekan-rekan saya, kecuali suara napas terakhir mereka," ujarnya.
"Kemudan, pasukan khusus Israel menangkap saya, memiting kepala saya ke tanah sehingga saya tak dapat melihat apa yang terjadi pada tim saya."
Sambil menahan tangis, dia menambahkan: "Ketika saya mengetahui mereka semua menjadi martir, saya merasa terpukul."
"Mereka adalah keluarga kedua saya... saudara-saudara saya, teman-teman saya, orang-orang yang saya cintai."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.