Iran Vs Amerika Memanas
Abbas Araghchi: Kesepakatan Nuklir Masih Mungkin Tercapai Jika AS Mengajukan Tuntutan yang Realistis
Perundingan putaran kedua akan digelar 19 April, Abbas Araghchi: Niat serius dari AS jadi kunci kesepakatan nuklir.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat masih mungkin tercapai, asalkan Washington tidak mengajukan tuntutan yang dianggap tidak realistis.
Pernyataan ini disampaikan oleh Araghchi dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Moskow pada tanggal 18 April 2025, sehari sebelum perundingan nuklir putaran kedua antara Iran dan AS.
Dalam konferensi pers tersebut, Araghchi mengungkapkan keyakinannya bahwa kesepakatan dapat dicapai jika pihak Amerika menunjukkan niat serius dan tidak mengajukan tuntutan yang dianggap tidak masuk akal.
Ia juga menekankan bahwa perundingan hanya akan membahas isu nuklir, dan tidak akan mencakup topik-topik lain.
"Kami hanya akan berunding mengenai isu nuklir. Topik-topik lain tidak akan dimasukkan dalam perundingan ini," ujarnya.
Araghchi menyebutkan bahwa ancaman dari AS menjadi alasan diadakannya pembicaraan tidak langsung antara kedua negara.
Meski terdapat keraguan terhadap niat AS, dia memastikan bahwa jalur diplomasi tetap terbuka.
"Pembicaraan tidak langsung ini tidaklah rumit dan dapat mengarah pada kesepakatan," tambahnya.
Dalam putaran pertama perundingan yang berlangsung di Muscat, Oman pada 12 April 2025, Araghchi dan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS untuk urusan Timur Tengah, memimpin delegasi masing-masing.
Kedua pihak menggambarkan perundingan tersebut sebagai positif dan konstruktif.
Pada saat bersamaan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, menyatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS di Oman telah berjalan baik pada tahap awal, meski Iran tetap skeptis terhadap niat AS.
Baca juga: Iran dan Arab Saudi Bahas Kerja Sama Militer: Negara Islam Harus Bersatu Melawan Israel
Sikap Amerika Terhadap Negosiasi
Setelah menarik diri dari kesepakatan nuklir sebelumnya pada masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump menunjukkan ketertarikan untuk membangun kesepakatan baru ketika kembali menjabat pada Januari.
Pada 12 Maret, ia mengirimkan surat kepada pimpinan Iran untuk mengajak negosiasi dan mengancam akan melakukan aksi militer jika Iran menolak.
Meskipun Iran menolak negosiasi langsung di bawah tekanan, mereka tetap terbuka untuk pembicaraan tidak langsung.
Peran Rusia
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan kesiapannya untuk memainkan peran mediator dalam proses negosiasi antara Iran dan AS.
"Kami siap membantu menjadi mediator atau memainkan peran apa pun yang dari sudut pandang Iran berguna dan dapat diterima oleh Amerika Serikat," ujar Lavrov.
Lavrov menekankan pentingnya perundingan khusus mengenai isu nuklir untuk mencapai kesepakatan.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Sumber: TribunSolo.com
Iran Vs Amerika Memanas
Iran Pamer Rudal Qassem Basir, Siap Balas jika AS-Israel Menyerang, Teluk Arab Tolak Terlibat |
---|
Sanksi AS: Iran Tak Takut Ancaman Trump Terhadap Minyak |
---|
Iran Bantah Rincian Perjanjian Nuklir dengan AS |
---|
Trump Desak Boikot Total Minyak Iran, Teheran: Sanksi AS Tak Akan Pengaruhi Kami |
---|
Sumber Diplomatik Iran Bantah Rincian Perjanjian Nuklir dengan AS yang Dilaporkan Media AS |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.