Selasa, 2 September 2025

Paus Baru

Paus Leo XIV Serukan Penghentian Perang dalam Khotbah Minggu Pertamanya

Paus Leo XIV menyerukan penghentian konflik bersenjata di berbagai wilayah dunia, termasuk Gaza, Ukraina, dan perbatasan India-Pakistan

Penulis: Bobby W
Editor: Nuryanti
Tangkap Layar Youtube EWTN
KHOTBAH PAUS LEO - Tangkap layar dari EWTN saat Paus Leo XIV menyampaikan khutbah Minggu pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada hari Minggu (11/5/2025). Paus Leo XIV menyerukan penghentian konflik bersenjata di berbagai wilayah dunia, termasuk Gaza, Ukraina, dan perbatasan India-Pakistan, dalam pidato yang disampaikan di khutbah minggu pertamanya ini.  

TRIBUNNEWS.COM - Penghentian perang jadi tema Khotbah Minggu pertama Paus Leo XIV di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Setelah dilantik pada pekan ini, Paus Leo XIV akhirnya menyampaikan Khotbah Minggu pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (11/5/2025).

Dikutip dari ReutersPaus Leo XIV menyerukan penghentian konflik bersenjata di berbagai wilayah dunia, termasuk Gaza, Ukraina, dan perbatasan India-Pakistan, dalam pidato yang disampaikan di Khotbah minggu pertamanya ini. 

"Tidak ada lagi perang" ujar Paus Leo XIV berulang kali dalam Khotbah minggu pertamanya tersebut.

Dalam pesan yang penuh empati, Paus asal Amerika Serikat ini mengajak masyarakat global untuk mendorong perdamaian autentik dan berkelanjutan, mengingatkan kembali frasa yang sering digunakan pendahulunya, Paus Fransiskus.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Paus Fransiskus kerap mengucapkan bahwa dunia saat ini sedang di ambang "Perang Dunia Ketiga yang diperjuangkan secara bertahap".

Guna menghindari hal tersebut, sosok Paus baru yang terpilih pada 8 Mei 2025 lalu ini menekankan pentingnya gencatan senjata di Gaza, pembebasan sandera yang ditahan Hamas, serta bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang terluka akibat perang.

Di Khotbah tersebut, Paus yang berusia 69 tahun ini juga menyambut baik kesepakatan gencatan senjata sementara antara India dan Pakistan yang dicapai seminggu sebelumnya.

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa upaya mencapai perdamaian permanen di kawasan tersebut membutuhkan komitmen kuat dari kedua negara mengingat baik India dan Pakistan masih 'mencuri-curi" kesempatan untuk saling serang di masa gencatan.

Dalam Khotbahnya tersebut, Paus Leo XIV juga menyerukan agar semua pihak yang bertikai menghentikan pertempuran dan memprioritaskan keselamatan rakyat.

Paus mengingatkan para pemimpin negara yang berkonflik terkait nasib rakyatnya terutama golongan anak-anak dan kelompok rentan yang menjadi korban konflik.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi I DPR Harap Paus Leo XIV Lanjutkan Dukungan untuk Palestina

Ia juga membandingkan situasi saat ini dengan peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua, yang menewaskan 60 juta jiwa, sebagai pengingat akan dampak destruktif perang.

Selain itu, Paus Leo XIV menyampaikan solidaritas mendalam kepada rakyat Ukraina yang telah terpuruk akibat invasi Rusia selama tiga tahun terakhir, sambil mendukung langkah-langkah diplomasi untuk mengakhiri perang, termasuk tawaran pembicaraan langsung Presiden Vladimir Putin dengan Ukraina.

Ia menegaskan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai melalui kekerasan, tetapi harus melalui dialog, keadilan, dan pengakuan hak-hak dasar setiap manusia.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga memohon kepada Tuhan untuk memberikan "mukjizat perdamaian" bagi dunia yang semakin terpecah belah

Nuansa Meriah di Khotbah Pertama Paus Leo XIV

Khotbah Paus Leo XIV tersebut pun mendapat sambutan hangat dari puluhan ribu jemaat yang memadati Lapangan Santo Petrus, termasuk rombongan paduan suara dari berbagai negara yang turut memeriahkan kunjungan ke Yubileum Suci Vatikan. .

Sebagai mantan Kardinal Robert Prevost yang pernah menjadi misionaris di Peru, Leo XIV membawa pengalaman mendalam tentang konflik sosial dan ketidakadilan, yang tercermin dalam visi kepemimpinannya yang menitikberatkan pada keadilan sosial dan kemanusiaan.

Ia berkomitmen melanjutkan reformasi Gereja yang digagas Paus Fransiskus, termasuk fokus pada pelayanan kepada masyarakat miskin dan penyelesaian konflik global.

Selain komitmennya untuk mendorong perdamaian global, nuansa kental Amerika Serikat di Khotbah pertamanya ini juga menjadi sorotan.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Leo, mantan Kardinal Robert Prevost, adalah pemimpin Gereja Katolik pertama yang lahir di Amerika Serikat (AS).

Karena hal inilah, Khotbah Minggu pertama Leo di hadapan puluhan ribu jemaat di Lapangan Santo Petrus diwarnai penampilan unik dari paduan suara dari berbagai negara yang membawakan lagu-lagu dari AS.

Beberapa menit sebelum Paus berbicara, rombongan paduan suara berbaris di sepanjang jalan lebar menuju Vatikan sambil memainkan lagu-lagu seperti Y.M.C.A. oleh Village People, tema film Rocky , dan karya John Philip Sousa yang legendaris, Stars and Stripes Forever .

Kerumunan yang diperkirakan mencapai lebih dari 100.000 orang oleh otoritas Italia juga disuguhi penampilan dari paduan suara Italia, Meksiko, dan negara-negara Amerika Latin lainnya yang datang ke Roma.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan