Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Tolak Tawaran Manis India: Tarif Nol Persen Tak Lagi Berarti, Sudah Terlambat!
Trump tolak tawaran manis yang diajukan pemerintah India berupa pemangkasan tarif nol persen, Trump menegaskan bahwa tawaran seperti itu tak berarti
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak tawaran India dengan menyebut hubungan ekonomi kedua negara itu “sangat berat sebelah”.
Dalam sebuah unggahan di media sosial Truth Social, Trump mengklaim bahwa New Delhi telah menawarkan penghapusan tarif barang-barang asal AS hingga nol persen.
Tawaran yang dimaksud adalah pemangkasan tarif impor untuk barang-barang asal AS hingga nol persen.
Artinya, jika tawaran itu benar-benar berlaku, barang-barang yang diekspor dari AS ke India bisa masuk tanpa dikenakan pajak impor.
Namun, menurut Trump langkah itu datang “terlambat”. Ia menekankan bahwa selama bertahun-tahun India justru menikmati surplus perdagangan karena lebih banyak mengekspor barang ke pasar AS.
Sementara itu, produk Amerika yang masuk ke India jumlahnya sangat terbatas akibat tingginya hambatan tarif.
“Yang sedikit orang pahami adalah bahwa kita hanya berbisnis sedikit dengan India, tetapi mereka berbisnis sangat banyak dengan kita. Dengan kata lain, mereka menjual barang dalam jumlah besar kepada kita, ‘klien’ terbesar mereka, tetapi kita hanya menjual sedikit kepada mereka,” ujar Trump, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden AS itu menambahkan tawaran India untuk memangkas tarif menjadi nol seharusnya dilakukan sejak lama.
“Mereka sekarang menawarkan untuk memangkas tarif mereka hingga nol, tetapi sudah terlambat. Seharusnya mereka sudah melakukannya bertahun-tahun yang lalu,” tegas Trump.
Kritik kepada India soal Minyak dan Senjata Rusia
Dalam pernyataannya, Trump juga menyoroti kebijakan India yang masih mengandalkan impor minyak dan persenjataan dari Rusia, alih-alih dari Amerika Serikat.
“India membeli sebagian besar minyak dan produk militernya dari Rusia, sangat sedikit dari AS,” katanya.
Baca juga: Acuhkan Ancaman Tarif Trump, India Tingkatkan Ekspor Minyak dari Rusia
Washington di bawah kepemimpinan Trump sebelumnya memberlakukan tarif tinggi hingga 50 persen pada sejumlah produk India.
Itu menjadi salah satu kebijakan perdagangan paling keras yang ditujukan kepada negara mitra AS, untuk menghukum New Delhi yang tetap membeli minyak murah dari Rusia, meski perang di Ukraina masih berlangsung.
Adapun jumlah volume impor minyak Rusia oleh India kini mencapai antara 1,7 dan 2,1 juta barel per hari, menguasai sekitar sepertiga dari total konsumsi minyak negara tersebut.
Menurut Washington, langkah ini sebagai jalan cepat untuk melemahkan kemampuan Moskow mendanai perang di Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.