Konflik Israel Palestina
Edan Alexander Sandera AS Bertemu dengan Keluarganya Setelah Dibebaskan Hamas Usai Nego dengan AS
Sandera berkewarganegaraan Amerika Serikat Edan Alexander telah dipertemukan kembali dengan keluarganya di Israel setelah ditawan oleh Hamas
Editor:
Muhammad Barir
Pembebasan tersebut dimungkinkan karena tekanan militer terhadap Hamas dan "tekanan politik yang diberikan oleh Presiden Trump", kata Netanyahu.
Ia menambahkan bahwa Israel bermaksud untuk melanjutkan rencana mengintensifkan tindakan militernya di Gaza dan tidak akan ada gencatan senjata.
Hamas sebelumnya mengatakan pembebasan Alexander dimaksudkan untuk memfasilitasi kesepakatan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong itu.
Israel telah memblokir masuknya semua makanan, obat-obatan dan pasokan kemanusiaan lainnya ke Gaza selama 70 hari, yang menurut badan-badan bantuan merupakan kebijakan kelaparan dan dapat menjadi kejahatan perang, dan memperbarui pemboman udara dan operasi militer lainnya di sana pada pertengahan Maret.
Hamas sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya akan menyetujui kesepakatan yang mencakup penghentian perang. Pernyataan ini telah berulang kali ditolak oleh Netanyahu.
Trump dijadwalkan tiba di Timur Tengah pada hari Selasa, dan Israel telah berjanji untuk memperluas serangan militernya terhadap Hamas jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada akhir kunjungannya.
Pejabat Israel mengatakan rencana perluasan ofensif mereka termasuk merebut seluruh wilayah Gaza tanpa batas waktu, memindahkan paksa warga Palestina ke selatan, dan mengambil alih distribusi bantuan dengan perusahaan swasta meskipun ada penentangan dari PBB dan mitra kemanusiaannya, yang mengatakan mereka tidak akan bekerja sama karena hal itu tampak seperti "mempersenjatai" bantuan.
Israel akan mengirimkan perwakilan ke Qatar pada hari Kamis untuk membahas proposal pembebasan sandera lebih lanjut.
Qatar dan Mesir mengatakan bahwa pembebasan Tn. Alexander merupakan tanda menggembirakan adanya potensi perundingan gencatan senjata baru.
Lahir di Tel Aviv tetapi dibesarkan di New Jersey, Tn. Alexander pernah bertugas di unit infanteri elit di perbatasan Gaza ketika ia ditangkap oleh militan Hamas selama serangan 7 Oktober 2003.
Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera. Sekitar 58 orang masih disandera, 23 di antaranya diyakini masih hidup.
Lima orang tawanan di Gaza diyakini memiliki kewarganegaraan AS. Tn. Alexander diduga sebagai warga negara Amerika terakhir yang masih hidup.
Kampanye militer Israel telah menewaskan 52.829 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, termasuk 2.720 warga Palestina yang tewas sejak Maret.
SUMBER: BBC
Konflik Israel Palestina
Israel Rudal Pesawat Jemaah Haji Yaman, Pesawat Sipil Airbus A320 Yemeni Airlines Hancur di Bandara |
---|
Amerika Serikat Mengakhiri Operasi Houthi di Tengah Meningkatnya Risiko dan Melonjaknya Biaya |
---|
Kisah Haru Paramedis Gaza: Selamat Dari Pembantaian, Dibebaskan Setelah 37 Hari Dalam Penjara Israel |
---|
Prabowo Jelaskan Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Sebagai Bantuan Kemanusiaan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.