Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Makin Canggih, Mantan Panglima Militer Ukraina Peringatkan Taktik Perang NATO Sudah Usang
Para pakar militer mengatakan kalau kinerja Rusia di Ukraina menunjukkan dominasi udara NATO dapat diuji dalam konflik di masa mendatang.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Mantan Panglima Militer Ukraina Peringatkan Taktik Perang NATO Sudah Usang
TRIBUNNEWS.COM - Model dan taktik peperangan NATO saat ini jauh dari apa yang terjadi di medan perang saat ini.
Hal itu dikatakan mantan panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, dikutip dari BI, Selasa (13/5/2025).
Pria yang saat ini menjabat sebagai duta besar Ukraina untuk Inggris, menyampaikan peringatan kepada sekutu Barat negara itu tentang sifat peperangan modern yang berubah secara cepat.
Baca juga: NATO Punya Jagoan Hadapi Rusia, AS Kirim 19 Tank Abrams M1A2 SEPv3 Canggih ke Polandia
Perubahan cepat ini, menurutnya, terjadi di tengah apa yang ia gambarkan sebagai disintegrasi tatanan dunia berbasis aturan.
"Ini bukan hanya tentang memperbarui industri pertahanan atau "persenjataan ulang,"" katanya pada Konferensi Pertahanan London di King's College London pada Jumat lalu.
"Anda memerlukan kebijakan negara yang baru," tambahnya.
Kebijakan baru ini, ujarnya, berarti penyegaran menyeluruh terhadap taktik, organisasi, doktrin, pelatihan, dan penganggaran.
"Semua ini tidak hanya membutuhkan sumber daya tambahan, tetapi juga, yang paling penting, waktu tambahan," tambah Zaluzhnyi, menurut transkrip komentarnya yang diterbitkan oleh Ukrainska Pravda.
Baca juga: Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Elite Rusia, Putin Ogah Bertemu Langsung Zelensky?

Medan Perang Berubah Cepat
Seperti diketahui, Perang Ukraina digunakan sekutu Barat Kiev sebagai laboratorium untuk peperangan modern, yang menyediakan banyak pelajaran model pertempuran modern.
Para pakar militer mengatakan kalau kinerja Rusia di Ukraina menunjukkan dominasi udara NATO dapat ditandingi dalam konflik di masa mendatang.
Artinya, perang Ukraina juga jadi pembelajaran bagi Rusia untuk meningkatkan persenjataan mereka menjadi lebih canggih dari sebelumnya mengandalkan mesin perang era Soviet.
Pejabat pertahanan NATO dan Barat juga mengatakan kalau di samping sistem berskala besar dan mahal yang menjadi inti kemampuan mereka, aliansi tersebut membutuhkan sejumlah besar senjata murah dan sekali pakai seperti pesawat tanpa awak alias drone.
Namun Zaluzhnyi mengatakan pelajaran seperti itu tidak diadopsi cukup cepat di Barat.
Meskipun pesawat tanpa awak memainkan peran transformatif dalam pertahanan Ukraina, Zaluzhnyi mengatakan kalau yang ia maksud bukan hanya "pesawat tanpa awak yang mengambil alih medan perang."
Ia mengatakan, jika NATO berhenti menggunakan tank dan beralih ke alat perang yang lebih berteknologi tinggi, masih akan memakan waktu sekitar lima tahun untuk mengejar kemampuan Ukraina.
"Namun teknologi akan terus berkembang selama masa ini. Begitu pula musuh," Zaluzhnyi menambahkan.

Arsitektur Keamanan Baru Bagi Eropa
Zaluzhnyi menyamakan apa yang dibutuhkan dengan "hari-hari penguasaan energi nuklir atau eksplorasi ruang angkasa" dan mengatakan langkah selanjutnya adalah "membangun arsitektur keamanan yang sepenuhnya baru untuk Eropa."
Ia juga mengatakan Eropa membutuhkan Ukraina sebagai tameng.
Hal itu karena, kata dia, Ukraiana memiliki angkatan bersenjata terbesar di benua itu dan merupakan "satu-satunya negara yang memiliki angkatan bersenjata yang mampu melakukan peperangan modern berteknologi tinggi."
Meskipun beberapa negara mungkin memiliki keunggulan teknologi di bidang tertentu, katanya, "tidak ada satu pun dari negara tersebut yang akan mampu mengamankan kemandiriannya sendiri dalam berbagai teknologi pertahanan modern."
Hal ini juga terjadi dengan latar belakang "tren destruktif dalam sistem keamanan global" yang telah melemahkan kekuatan Pasal 5 NATO, kata Zaluzhnyi.
Pernyataannya, yang disampaikan di London, disampaikan saat Inggris bersiap untuk perombakan terencana kebijakan pertahanannya.
Inggris telah berjanji untuk menaikkan anggaran pertahanannya menjadi 3 persen dari PDB, jika kondisi ekonomi memungkinkan.
(oln/BI/*)
Konflik Rusia Vs Ukraina
Drone Ukraina Picu Kebakaran di Kilang Minyak Sochi, Rusia Hentikan Operasi Bandara |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.257: India Tetap Beli Minyak Rusia Meski Terancam Sanksi AS |
---|
Siapa Dmitry Medvedev? Cuitannya Membuat Donald Trump Mengerahkan Dua Kapal Selam Nuklir |
---|
Putin: Rudal Hipersonik Oreshnik Mulai Diproduksi, Siap Ditempatkan di Belarus Akhir Tahun Ini |
---|
Geram, Donald Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir Dekat Rusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.