Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Perang Dingin Elon Musk Vs Trump: 5 Dampak Mengerikan bagi Negeri Paman Sam
Konflik Musk dengan Trump bukan sekadar perbedaan pendapat, melainkan pertarungan kekuasaan yang berdampak besar bagi arah politik dan masa depaan AS
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Perseteruan antara miliarder kondang Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump mulai berkembang dari ketegangan personal menjadi konflik ideologis dan finansial yang berpotensi mengguncang lanskap politik dan ekonomi AS.
Adapun ketegangan ini muncul setelah miliarder teknologi tersebut secara terbuka mengkritik rancangan undang-undangan pajak dan pengeluaran presiden.
Merespon kritikan itu, Presiden Trump menyebut miliarder itu "gila" dan mengancam akan membatalkan kontrak federal perusahaannya.
Ketegangan ini menandai babak baru dalam tarik-ulur kekuasaan dua tokoh paling berpengaruh di era modern.
Konflik antara Musk dengan Trump kini bukan hanya sekadar perbedaan pendapat, melainkan pertarungan kekuasaan dan pengaruh yang dapat berdampak besar bagi arah politik dan masa depan Amerika Serikat.
Lalu, apa saja dampak yang ditimbulkan dari konflik antara Elon Musk dan Donald Trump, berikut ulasannya dikutip dari sejumlah sumber.
Dampak Perang Dingin Elon Musk VS Trump
- Tensi Politik Meningkat
Sebelum konflik pecah, Elon Musk diketahui merupakan pendukung vokal Trump dan Partai Republik
Kedekatan kedua nya bahkan mendorong Presiden Trump untuk menunjuk Musk masuk kedalam pemerintahan dan menjabat sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE).
Namun secara mengejutkan pada pekan lalu Musk memutuskan keluar dari DOGE, disusul dengan tindakan Elon Musk yang secara terbuka mengkritik mendukung proses pemakzulan terhadap mantan Presiden AS tersebut .
Sebagai imbasnya, perpecahan di antara kubu pendukung Trump dan Musk menjadi semakin tajam, mendorong polarisasi politik nasional.
Baca juga: Tak Ada Jalan Damai, Trump Pilih Akhiri Hubungan Dengan Elon Musk
Terlebih beberapa waktu lalu Musk melontarkan gagasan pembentukan partai politik baru bernama The American Party.
Partai ini ditujukan untuk mewadahi aspirasi pemilih moderat yang merasa tidak terwakili dalam polarisasi dua partai besar.
Apabila nantinya partai ini direalisasikan, maka berpotensi menjadi kekuatan politik baru yang menentang dominasi Partai Republik dan Partai Demokrat dalam pemilu mendatang.
Mengingat Pengaruh Musk di media sosial, ditambah kekayaan dan jaringan globalnya, menjadikannya sebagai sosok yang mampu mengubah peta politik AS.
2. Picu Ancaman Bagi Kontrak federal dan isu keamanan nasional
Konflik antara Elon Musk dan Donald Trump bukan hanya soal ego atau politik pribadi, tapi berpotensi mengganggu sistem kerja sama vital antara sektor swasta dan negara dalam bidang pertahanan dan teknologi.
Ini lantaran Elon Musk melalui perusahaannya seperti SpaceX, Tesla, dan Starlink saat ini memegang sejumlah kontrak strategis dengan pemerintah AS.
Termasuk diantaranya peluncuran satelit untuk militer dan NASA hingga Infrastruktur komunikasi satelit (Starlink) untuk kawasan rawan konflik.
Namun imbas konflik ini, Presiden Trump mulai mempertimbangkan untuk meninjau kembali kontrak-kontrak besar SpaceX dengan NASA dan Departemen Pertahanan sebagai bentuk pembalasan politik.
Jika kontrak bernilai miliaran dolar tersebut dicabut atau dialihkan, dampaknya bukan hanya secara finansial bagi SpaceX.
Tetapi juga terhadap program luar angkasa nasional yang selama ini bergantung pada teknologi perusahaan tersebut.
Keputusan ini lantas dapat menimbulkan gejolak dalam program luar angkasa AS, termasuk misi Artemis dan sistem komunikasi satelit untuk kepentingan keamanan nasional, sebagaimana dikutip dari The New York Times.
3. Dampak ekonomi dan pasar saham
Lebih lanjut, Perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump telah menciptakan guncangan finansial tajam yang berdampak langsung pada saham Tesla hingga indeks utama AS.
Menurut pantauan Reuters, saham Tesla anjlok drastis mencatat penurunan hingga 14-15 persen dalam satu hari perdagangan.
Menghapus lebih dari 150 miliar dolar AS dari kapitalisasi pasar. Akibatnya, kekayaan bersih Musk merosot lebih dari 20 miliar dolar AS hanya dalam 24 jam.
Analis JPMorgan Marko Kolanovic memperingatkan bahwa geo-politik dan geopolitik finansial juga bisa memicu koreksi hingga 5–10 persen di pasar saham AS.
Adapun penurunan tersebut terjadi imbas amblasnya saham Tesla yang terus berlanjut, dikarenakan Tesla merupakan salah satu saham terbesar di sektor teknologi maka penurunanya dapat memicu penurunan saham teknologi di bursa Wall Street.
4. Ancam Stabilitas dan Citra Partai Republik
Kritik tajam Musk terhadap RUU “One Big Beautiful Bill” memecah kelompok pendukung Trump dan pendukung fiscal hawks di partainya.
Ini karena Elon Musk secara terbuka menyatakan akan mendanai kandidat Partai Republik yang anti-Trump, terutama jika legislator GOP mendukung kebijakan atau subsidi yang merugikan Tesla atau SpaceX.
Hal tersebut membuat banyak calon legislatif harus memilih: tetap setia pada Trump atau membuka jalur keuangan dari Musk, memperdalam jurang ideologi di Capitol Hill.
"Jika mereka tetap mendukung RUU yang membunuh energi bersih, saya akan menggunakan semua sumber daya untuk menyingkirkan mereka," ujar Elon Musk via X, dikutip dari Washington Post.
5. Risiko ekonomi makro
Perseteruan antara mantan Presiden Donald Trump dan miliarder Elon Musk tak hanya mengguncang ranah politik, tetapi juga menciptakan ketidakpastian besar terhadap arah ekonomi makro Amerika Serikat.
Kebijakan tarif tinggi yang diusulkan Trump, ditentang keras oleh Musk, kini dinilai berpotensi memicu inflasi, menghambat inovasi, dan mengganggu stabilitas pasar.
Musk menyebut rencana Trump atas pemberlakukan tarif impor sebesar 10 persen untuk semua negara dan hingga 60 persen untuk produk dari China “berbahaya” dan bisa menjadi penyebab utama resesi ekonomi baru.
Musk juga menyebut kebijakan tersebut sebagai "jalan cepat menuju stagflasi", dengan memperingatkan bahwa biaya produksi akan melonjak dan daya beli konsumen akan melemah.
Perseteruan ini juga memperdalam perbedaan ideologis di kalangan elite Republik, berpotensi menciptakan guncangan kebijakan yang luas.
Jika tidak diredam, benturan dua tokoh besar ini bisa menyeret ekonomi AS ke dalam masa ketidakpastian yang panjang.
(Tribunnews/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.