Selasa, 23 September 2025

Cegah Kecurangan di Era Digital, China Nonaktifkan AI Selama Ujian Masuk Universitas

Pemerintah dan perusahaan teknologi besar di China mengambil langkah ekstrem untuk menjaga integritas ujian masuk perguruan tinggi Nasional, Gaokao.

freepik
ILUSTRASI RUANG KELAS - Foto ini diambil dari Freepik pada tahun 2024 yang menampilkan ilustrasi ruang kelas. Pemerintah dan perusahaan teknologi besar di China mengambil langkah esktrem untuk menjaga integritas ujian masuk perguruan tinggi Nasional, Gaokao. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah dan perusahaan teknologi besar di China mengambil langkah ekstrem untuk menjaga integritas ujian masuk perguruan tinggi Nasional, Gaokao.

Langkah yang dilakukan oleh pemerintah China adalah menonaktifkan sementara beberapa fitur kecerdasan buatan (AI) selama periode ujian.

Keputusan ini diambil untuk mencegah potensi kecurangan di era digital, ketika alat AI semakin canggih dan mudah diakses oleh siswa.

Mengutip dari The Guardian, ujian Gaokao tahun ini berlangsung dari 7 hingga 10 Juni.

Ujian ini diikuti oleh lebih dari 13,3 juta siswa dari seluruh China.

Dengan mengikuti ujian ini, maka para siswa akan mendapatkan peluang diterima di universitas-universitas terbaik di negara tersebut.

Karena pentingnya ujian ini, berbagai langkah pencegahan diterapkan secara ketat, termasuk pembatasan teknologi tinggi.

Beberapa chatbot AI terkemuka seperti Doubao milik ByteDance, DeepSeek, Yuanbao milik Tencent, Qwen dari Alibaba dan Kimi yang dikembangkan oleh Moonshoot, dilaporkan menangguhkan layanan pengenalan gambar dan tanya jawab selama jam-jam ujian, dikutip dari The Verge.

Ketika pengguna mencoba mengunggah soal ke aplikasi-aplikasi tersebut, mereka akan menerima pesan seperti : “Selama ujian masuk perguruan tinggi, layanan ini ditangguhkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.”

Bahkan ketika pengguna mencoba mengakali sistem dengan menyatakan bahwa soal tersebut bukan bagian dari ujian resmi, respons aplikasi tetap sama: akses tetap ditolak.

Langkah ini menimbulkan reaksi beragam dari para siswa. 

Baca juga: Google Tanggapi Laporan Mesin Pencarian AI yang Berhalusinasi, Sarankan Menambahkan Lem ke Pizza

Di media sosial Weibo, beberapa pengguna mengungkapkan kekesalan karena tidak bisa lagi menggunakan AI sebagai alat bantu belajar.

Salah satu komentar viral bahkan menyebut “Saya harus mengunduh ChatGPT lagi. Saya harap kalian semua hanya masuk community college.”

Langkah ini bukan satu-satunya bentuk pengawasan dalam ujian gaokao tahun ini. 

Pemerintah daerah di berbagai provinsi seperti Jiangxi telah menerapkan teknologi pemantauan AI untuk mendeteksi "perilaku mencurigakan" selama ujian, seperti berbisik atau kontak mata mencurigakan antar peserta. 

Selain itu, sistem identifikasi biometrik, pemblokir sinyal elektronik, dan peningkatan pemeriksaan terhadap perangkat digital juga diterapkan secara ketat.

Bloomberg melaporkan bahwa sebagian besar perusahaan AI yang menangguhkan layanannya tidak memberikan pernyataan resmi, dan informasi tentang pembekuan fitur ini sebagian besar diketahui dari keluhan siswa di media sosial.

Ujian gaokao dikenal sebagai salah satu ujian paling menegangkan di dunia, dan masyarakat Tiongkok memandangnya sangat serius. 

Beberapa kota bahkan menunda jam kerja, menutup jalan, hingga membatalkan acara publik demi memastikan para siswa bisa fokus dan tiba tepat waktu di lokasi ujian.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait AI

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan