Sabtu, 9 Agustus 2025

4 Fakta Builder AI Bangkrut: Sebagian Besar Coding Dibuat secara Manual oleh 700 Pekerja di India

Perusahaan rintisan yang dulu dipuji karena bermitra dengan Microsoft, kini bangkrut. Terungkap bahwa proses coding dilakukan oleh 700 karyawan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Pexels
PERUSAHAAN AI BANGKRUT - Ilustrasi pemrograman perangkat lunak yang diunduh dari Pexels pada 11 Juni 2025. Builder.ai, perusahaan rintisan yang dulu dipuji karena bermitra dengan Microsoft, kini bangkrut. 

TRIBUNNEWS.COM – Builder.ai, perusahaan rintisan AI tanpa kode/sedikit kode asal Inggris, telah mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan.

Builder.ai sebelumnya pernah dipuji karena bermitra dengan Microsoft, serta memperoleh pendanaan senilai USD 250 juta yang dipimpin oleh Otoritas Investasi Qatar.

Menurut Bloomberg, krisis ini terjadi setelah pemberi pinjaman utama, Viola Credit, menyita USD 37 juta dari rekening perusahaan, sehingga hanya menyisakan dana terbatas sebesar USD 5 juta.

Jumlah tersebut, tidak cukup untuk mempertahankan operasional di lima negara tempat perusahaan ini beroperasi.

Perusahaan yang memposisikan dirinya sebagai pelopor pengembangan aplikasi tanpa kode berbasis AI ini kini akan memulai proses kebangkrutan formal di Inggris, AS, UEA, Singapura, dan India.

1. Mengenal Builder.ai

Mengutip India Today, Builder.ai menyebut, dirinya sebagai platform perangkat lunak yang dibangun dengan dukungan AI.

Builder.ai menyediakan layanan bagi siapa pun yang ingin membuat aplikasi web dan seluler dengan biaya serta waktu yang jauh lebih rendah dibandingkan pengembangan perangkat lunak tradisional.

Startup teknologi tanpa kode/sedikit kode ini didirikan dan berbasis di London oleh lulusan Imperial College, Sachin Dev Duggal, pada tahun 2016, dan telah mencuri perhatian sejak awal kemunculannya.

Builder.ai mampu menarik minat dan investasi dari berbagai konglomerat ternama, termasuk Microsoft pada tahun 2023.

Pada puncaknya, Builder.ai (sebelumnya dikenal sebagai Engineer.ai) mencapai valuasi tinggi sebesar USD 1,5 miliar.

PERUSAHAAN AI BANGKRUT - Tangkap layar yang diambil pada 11 Juni 2025, menampilkan profil Builder.ai di LinkedIn dan pernyataan proses kepailitan. Perusahaan rintisan yang dulu dipuji karena bermitra dengan Microsoft, kini bangkrut.
PERUSAHAAN AI BANGKRUT - Tangkap layar yang diambil pada 11 Juni 2025, menampilkan profil Builder.ai di LinkedIn dan pernyataan proses kepailitan. Perusahaan rintisan yang dulu dipuji karena bermitra dengan Microsoft, kini bangkrut. (Tangkap layar LinkedIn)

2. Didukung oleh Raksasa Teknologi dan Investor Global

Builder.ai berhasil menghimpun lebih dari USD 450 juta dari sejumlah investor besar seperti Microsoft, WndrCo, IFC (bagian dari Kelompok Bank Dunia), Lakestar, serta inkubator DeepCore milik SoftBank.

Baca juga: 10 Model AI Paling Pintar Berdasarkan IQ, Kecerdasan OpenAI o3 di Atas Rata-Rata Manusia

Puncak kesuksesan terjadi pada Mei 2023, saat Microsoft tak hanya melakukan investasi ekuitas, tetapi juga mengumumkan rencana integrasi platform Builder.ai ke dalam layanan Azure dan teknologi AI miliknya.

Pada masa kejayaannya, Builder.ai disebut-sebut sebagai alat revolusioner yang memungkinkan bisnis mengembangkan aplikasi khusus dengan cepat dan pengodean minimal, memanfaatkan tren AI generatif dan platform tanpa kode yang sedang naik daun.

3. Jatuhnya Builder.ai

Mengutip ABP News, visi Builder.ai adalah menyederhanakan proses pengembangan perangkat lunak dengan menggabungkan modul kode yang dapat digunakan kembali dengan tenaga pengembang manusia, semuanya diatur oleh sebuah sistem berbasis AI.

Pendekatan ini dikemas dalam sebuah platform bernama Builder Studio, yang dilengkapi dengan asisten AI bernama Natasha.

Natasha menjanjikan pengalaman pengguna yang lancar dan didukung kecerdasan buatan.

Namun, di balik promosi yang menjanjikan ini, kenyataannya tidak sepenuhnya otomatis.

Sebagian besar proses coding justru dijalankan oleh sekitar 700 teknisi manusia di India, bukan oleh AI.

"Semua ini tampak seperti kecerdasan buatan sungguhan—kecuali sebenarnya tidak ada yang benar-benar seperti itu," tulis pendiri Ebern Finance, Bernhard Engelbrecht, di X pada Senin (2/6/2025).

Pada tahun 2019, The Wall Street Journal mengungkap kesenjangan besar antara klaim pemasaran dan kenyataan teknis, dengan menyatakan bahwa AI yang digembar-gemborkan Builder.ai sebenarnya lebih banyak digunakan untuk pencitraan merek, bukan sebagai teknologi revolusioner.

Dalam artikelnya disebutkan: “Semuanya dikerjakan oleh teknisi (manusia), tidak ada AI.”

4. Perombakan Kepemimpinan dan PHK Massal

Dalam upaya menyelamatkan kepercayaan investor, CEO Manpreet Ratia sempat mengambil alih kepemimpinan dari pendiri Sachin Dev Duggal awal tahun ini.

Namun, pergantian kepemimpinan itu dinilai sudah terlambat.

Ratia mengonfirmasi bahwa sebagian besar karyawan telah diberhentikan, dan operasional perusahaan kini telah terhenti.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan