Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Macet Total! Warga Tumpah ke Jalanan Untuk Hindari Serangan Brutal Israel

Ribuan penduduk Teheran tumpah memadati jalanan kota untuk mengungsi usai Israel menyerang berbagai instalasi militer dan nuklir di ibu kota Iran

Youtube @tararsupport
PERBATASAN PAKISTAN-IRAN - Penutupan perbatasan Balochistan, Pakistan dan Iran pada 2019. Pada Senin (16/6/2025), Ribuan penduduk Teheran tumpah memadati jalanan kota untuk mengungsi usai Israel menyerang berbagai instalasi militer dan nuklir di ibu kota Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan penduduk Teheran tumpah ruah memadati jalan-jalan kota usai serangan udara Israel menyerang berbagai instalasi militer dan nuklir di ibu kota Iran.

Dari video yang beredar di sosial media antrean panjang kendaraan terlihat penuh sesak di sepanjang jalur utama ke provinsi utara, seperti di jalan raya menuju Mazandaran.

Membuat  lalu lintas hampir tidak bergerak di jalan raya Teheran arah utara, sementara jalur sebaliknya relatif kosong.

Hal tersebut turut dikonfirmasi media Iran berbahasa Persia yang berkantor pusat di luar negeri, seperti Iran International dan Manoto, serta banyak blogger yang diikuti termasuk Vahid Online, yang mengungkap deretan panjang mobil yang nyaris tak bergerak saat mereka mencoba meninggalkan Teheran.

Tak hanya jalanan ibu kota, kemacetan juga terjadi di wilayah Karaj yang merupakan tempat evakuasi sementara dengan jarak sekitar 40 km dari Teheran.

Adapun kemacetan terjadi setelah Israel menggempur beberapa lokasi militer dan fasilitas nuklir Iran dalam beberapa hari terakhir.

Serangan itu tak hanya menimbulkan ledakan besar di sekitar Teheran, namun turut menewaskan ratusan orang, termasuk sejumlah tokoh militer dan ilmuwan.

Mengantisipasi terjadinya lonjakan korban jiwa di tengah memanasnya perang, pemerintah Iran merespons dengan menutup ruang udara untuk penerbangan sipil.

Pemerintah menyatakan penutupan ini bersifat sementara dan dilakukan demi alasan keamanan nasional serta untuk mencegah risiko terhadap penerbangan komersial.

Akan tetapi tanpa akses jalur udara, satu-satunya opsi bagi warga yang ingin meninggalkan kota adalah melalui jalur darat.

Baca juga: Kekuatan Rudal Iran Tak Terbendung, Lumpuhkan Kilang Minyak Israel di Haifa

Akibatnya, jalan-jalan utama yang menghubungkan Teheran ke utara, seperti Jalan Tol Chalous dan Haraz, langsung dipenuhi oleh kendaraan pribadi yang bergerak ke arah provinsi Mazandaran, Gilan, dan Alborz.

Guru seni Arshia, 29, mengatakan kepada Reuters bahwa keluarganya meninggalkan Teheran menuju kota Damavand, sekitar 30 mil (50 kilometer) ke arah timur, hingga konflik berakhir.

“Orang tua saya takut. Setiap malam, ada serangan. Tidak ada sirene serangan udara, dan tidak ada tempat berlindung,” kata Arshia.

Antrean SPBU Mengular

Lebih lanjut kepanikan warga turut memperparah situasi. SPBU dipadati antrean panjang yang mengular karena banyak warga berusaha mengisi penuh tangki kendaraan sebelum meninggalkan kota.

Di saat yang sama, beberapa jalan alternatif mengalami kelebihan beban lalu lintas, memperluas wilayah kemacetan hingga ke luar Teheran.

Penutupan ruang udara juga berdampak besar pada sektor ekonomi dan logistik. Pengiriman barang via udara dihentikan sementara, menyebabkan keterlambatan distribusi dan kekhawatiran akan kelangkaan barang di beberapa wilayah.

Maskapai penerbangan asing pun mulai mengalihkan rute mereka dari wilayah udara Iran, yang turut menambah beban biaya logistik internasional.

Para analis memperingatkan bahwa jika penutupan ini berlangsung lama, Iran bisa menghadapi gangguan besar dalam rantai pasokan, terutama untuk barang-barang impor penting seperti obat-obatan dan peralatan medis.

Mengingat beberapa perusahaan pelayaran udara bahkan sudah mengumumkan pembatalan kontrak jangka pendek untuk penerbangan ke dan dari Iran.

Warga Mengungsi ke Turki

Sementara ini, sekitar ratusan warga Iran dilaporkan menyeberang ke Turki untuk mencari perlindungan.

Keputusan warga untuk melintasi perbatasan ke Turki sebagian besar didorong oleh ketidakpastian di dalam negeri buntut serangan udara Israel yang menghantam fasilitas nuklir dan militer Iran.

Pemerintah Turki belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait situasi ini.

Namun organisasi kemanusiaan lokal, termasuk Turkish Red Crescent (Kızılay), mulai mendirikan pos bantuan darurat di beberapa titik penyeberangan.

Menyusul lonjakan kehadiran warga Iran yang ingin tinggal sementara hingga situasi konflik membaik.

Iran Bakal Jadikan Israel Negara Tak Layak Huni

Merespons serangan yang terus dilancarkan Israel ke wilayah-wilayah Iran, memicu amarah pemerintah Teheran hingga otoritas setempat mengeluarkan ancaman terbaru bahwa mereka akan membuat Israel menjadi "negara yang tidak layak huni."

Ancaman tersebut disampaikan oleh pejabat tinggi militer Iran pada Minggu (16/6), menyusul serangan udara Israel yang menghantam fasilitas strategis di Iran, termasuk depot rudal, pangkalan udara, dan situs nuklir di dekat Teheran.

Pernyataan keras itu memperkuat kekhawatiran bahwa kawasan Timur Tengah akan segera masuk ke dalam konflik besar-besaran.

"Jika agresi ini berlanjut, kami akan mengubah Tel Aviv dan Haifa menjadi kota mati. Israel akan menjadi tanah yang tidak bisa dihuni," ujar salah satu komandan senior Garda Revolusi Iran, seperti dikutip dari kantor berita IRNA.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved