Konflik Iran Vs Israel
Iran Beralih Operasi Internal setelah Perang 12 Hari, Fokus di Wilayah Kurdi
Setelah perang 12 hari dengan Israel, Iran beralih ke tindakan keras internal berfokus di wilayah Kurdi.
Penulis:
Ifan RiskyAnugera
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Setelah perang 12 hari dan disepakati gencatan senjata dengan Israel, Iran beralih ke tindakan keras keamanan internal di seluruh negeri.
Iran bakal berfokus di wilayah Kurdi dengan melakukan penangkapan massal, eksekusi dan pengerahan militer.
Dilansir Reuters, Beberapa hari setelah serangan udara Israel dimulai pada 13 Juni, pasukan keamanan Iran memulai kampanye penangkapan yang meluas disertai dengan peningkatan kehadiran di jalanan di sekitar pos pemeriksaan.
Seorang pejabat senior keamanan Iran mengatakan pihak berwenang fokus pada ancaman kemungkinan kerusuhan internal, khususnya di wilayah Kurdi.
Satuan paramiliter Garda Revolusi dan Basij disiagakan dan keamanan internal kini menjadi fokus utama.
Pejabat itu mengatakan, pihak berwenang khawatir terhadap agen Israel, separatis etnis, kelompok oposisi yang diasingkan yang sebelumnya melancarkan serangan di Iran.
Salah satu pejabat yang diberi pengarahan tentang keamanan mengatakan, pasukan telah dikerahkan ke perbatasan Pakistan, Irak, dan Azerbaijan untuk menghentikan infiltrasi oleh apa yang disebut pejabat itu sebagai teroris.
Pejabat lain yang diberi pengarahan tentang keamanan mengakui bahwa ratusan orang telah ditangkap.
Minoritas suku Kurdi dan Baluch yang sebagian besar beragama Sunni di Iran telah lama menjadi sumber pertentangan terhadap Republik Islam, yang menentang aturan pemerintah Syiah yang berbahasa Persia di Teheran.
Tiga faksi separatis Kurdi Iran utama yang berbasis di Kurdistan Irak mengatakan, beberapa aktivis dan pejuang mereka telah ditangkap dan menggambarkan gerakan militer dan keamanan yang meluas oleh otoritas Iran.
Sementara itu, Pasukan Garda Nasional juga telah mengambil tindakan perlindungan, mengevakuasi kawasan industri di dekat barak mereka.
Baca juga: 3 Pernyataan Ali Khamenei setelah Keluar dari Bungker: AS Tak Dapat Untung
Mereka juga menutup jalan-jalan utama untuk keperluan mereka sendiri dalam membawa bala bantuan ke Kermanshah dan Sanandaj, dua kota besar di wilayah Kurdi.
Trump Beri Sinyal Ingin Longgarkan Sanksi Minyak Teheran
Setelah mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran sanksi minyak terhadap Teheran.
Menurut Trump, langkah ini dapat memulihkan perekonomian Iran pascaperang.
Berbicara dalam konferensi pers saat menghadiri KTT NATO di Den Haag pada Rabu (25/6), Trump menyatakan bahwa dirinya tidak melihat tanda-tanda bahwa Iran akan melanjutkan pengembangan senjata nuklir, dan justru menilai negara itu ingin membangun kembali, bukan memperkaya uranium.
"Mereka akan membutuhkan uang untuk mengembalikan negara itu ke kondisi semula. Kami ingin melihat itu terjadi," kata Trump ketika ditanya apakah ia akan melonggarkan sanksi minyak terhadap Iran, dikutip dari Middle East Monitor.
Meski begitu, Trump menegaskan bahwa kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran belum dicabut, namun pelonggaran dalam penegakan sanksi bisa menjadi bagian dari strategi diplomasi untuk mendorong stabilitas kawasan.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa China dapat terus membeli minyak Iran setelah tercapainya gencatan senjata.
Meskipun kemudian diklarifikasi oleh Gedung Putih bahwa komentar tersebut tidak berarti perubahan kebijakan resmi AS, pernyataan itu menjadi sinyal bagi dua negara yang selama ini terlibat dalam tarik ulur sanksi energi.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Klaim Kemenangan Lawan Israel, juga Beri Tamparan Keras ke AS
Steve Witkoff, utusan Timur Tengah Trump, menyatakan bahwa pernyataan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan niat kerja sama, bukan ancaman baru.
"Itu merupakan sinyal bagi Tiongkok bahwa kami ingin bekerja sama dengan Anda, kami tidak mencoba merusak perekonomian Anda," ujar Witkoff kepada CNBC, menambahkan bahwa pesan itu juga diarahkan kepada Iran, dikutip dari India Today.
Trump menyatakan keyakinannya bahwa Iran tidak akan mengejar senjata nuklir dalam waktu dekat.
“Saya katakan, hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah memperkaya sesuatu saat ini. Mereka ingin memulihkan,” katanya, dikutip dari Al-Arabiya.
“Jika mereka mencoba membangun kembali program nuklir, kami tidak akan membiarkan itu terjadi secara militer,” tegasnya, seraya menyatakan optimisme bahwa jalur diplomatik bisa ditempuh.
(Tribunnews.com/Ifan/Farrah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.