Sabtu, 27 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eks PM Israel Kecam Kabinet Netanyahu: Mereka Musuh Dalam Selimut Israel

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert melontarkan kritik tajam terhadap kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Tangkapan layar YouTube PBS News Hour
EKS PM ISRAEL - Tangkapan layar YouTube PBS News Hour pada Senin (14/7/2025) yang menampilkan Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert melontarkan kritik tajam terhadap kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert melontarkan kritik tajam terhadap kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Terutama terhadap mereka yang mendukung ekspansi permukiman di Gaza dan Tepi Barat.

Ia menyebut mereka sebagai “musuh dari dalam”, dalam wawancara dengan The Guardian pada Minggu, 13 Juli 2025.

Olmert menuduh rencana Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk membangun "kota kemanusiaan" di atas reruntuhan Rafah sebagai "kamp konsentrasi".

“Ini kamp konsentrasi. Saya minta maaf,” ujarnya, dikutip dari The Jerusalem Post.

Rencana tersebut bertujuan menampung hingga 600.000 warga Palestina dalam satu area tertutup.

Di mana mereka hanya boleh keluar jika diizinkan dan setelah pemeriksaan keamanan yang ketat.

Olmert menyatakan bahwa apa yang disebut 'kota kemanusiaan' justru merupakan eskalasi yang berbahaya.

“Jika mereka akan dideportasi ke ‘kota kemanusiaan’ yang baru, maka bisa dibilang ini adalah bagian dari pembersihan etnis,” katanya.

Ia juga menuduh Israel melakukan kejahatan perang, mengutip aksi kekerasan pemukim yang menewaskan 2 warga Palestina, termasuk seorang warga negara Amerika.

Ia menyebutnya sebagai “tak termaafkan” dan “paling brutal dan kriminal”.

Baca juga: Mantan PM Israel, Lapid & Olmert Kecam Rencana Israel untuk Dirikan Kamp Kota Kemanusiaan di Rafah

"Tak termaafkan. Tak termaafkan. Ada operasi berkelanjutan yang terorganisir, diatur dengan cara yang paling brutal dan kriminal oleh sekelompok besar orang," tegasnya.

Olmert mengakui mendukung kampanye militer Israel terhadap Hamas.

Namun ia mengutuk cara pemerintah mengabaikan negosiasi gencatan senjata secara terbuka dan brutal.

Pernyataan Olmert mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk UNRWA dan pakar genosida, yang menilai rencana “kota kemanusiaan” bisa berujung pada kamp konsentrasi massal.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan