Daftar Pembunuhan Massal Paling Kejam oleh 'Lone Wolf' di Thailand: Senjata Api Bak Kacang Goreng
Pembunuhan massal paling mematikan oleh pelaku tunggal di Thailand terjadi pada tahun 2022 oleh seorang mantan polisi.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Daftar Pembunuhan Massal Paling Kejam oleh Lone Wolf di Thailand: Senjata Api Bak Kacang Goreng
TRIBUNNEWS.COM - Penembakan massal dan serangan penusukan dulunya jarang terjadi di Thailand, tetapi kini semakin sering terjadi dalam dekade terakhir.
Penembakan di Bangkok pada Senin (28/7/2025), di mana seorang pria bersenjata membunuh lima orang sebelum bunuh diri, mengingatkan pada beberapa pembunuhan massal terburuk di negara Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: Video CCTV Tunjukkan Pelaku Tenteng Pistol Seusai Tembak Mati 5 Orang Lalu Tembak Diri Sendiri
Pembunuhan massal ini seringkali dilakukan oleh pelaku tunggal atau yang dikenal dengan istilah lone wolf dengan alasan atau motif beragam di balik serangan tersebut.
Penembakan Massal Bukan Hal Asing Bagi Thailand
Untuk negara yang umumnya damai, Thailand juga memiliki sejarah penembakan massal, yang seringkali melibatkan penyerang tunggal.
Dalam beberapa dekade terakhir, Thailand telah menyaksikan beberapa serangan mematikan yang terkenal oleh pelaku tunggal.
Insiden tersebut sebagian besar melibatkan senjata api, pisau, atau kendaraan.
"Telah terjadi diskusi dan introspeksi di antara pemerintah Thailand tentang mengapa beberapa orang memutuskan untuk melakukan aksi kekerasan seperti itu di 'negeri senyuman'," tulis laporan WN mengulas fenomena pembunuhan massal di negara Gajah Putih tersebut.
"Beberapa serangan paling mematikan di masa lalu terkait terorisme dan pemberontakan, sementara yang lain digambarkan sebagai 'pembunuhan di luar hukum'," tambah laporan itu.
Pada tahun 2000-an, setidaknya ada 30 insiden kekerasan massal dilaporkan, seringkali melibatkan pemberontak, penjahat, dan pelaku teroris.
Pada tahun 2010-an, lebih dari dua lusin penembakan, pengeboman, dan serangan bersenjata dilaporkan, seringkali melibatkan banyak pelaku yang berafiliasi dengan kelompok teror atau pemberontak, atau kejahatan terorganisir.
Namun, serangan tunggal untuk perampokan atau yang dikaitkan dengan masalah kesehatan mental mulai bermunculan pada tahun 2020-an.
Berikut ini adalah beberapa serangan terburuk di Thailand yang dilakukan pelaku tunggal alias lone wolf:
Penembakan Massal di Nakhon Ratchasima Tahun 2020
Amukan di Nakhon Ratchasima, kota terbesar di Timur Laut Thailand, terjadi pada tanggal 8 dan 9 Februari 2020.
Jakraphanth Thomma, seorang prajurit militer Thailand berusia 32 tahun, memulai serangannya di sebuah kamp militer, menewaskan komandannya dan dua orang lainnya sebelum mencuri senjata dan sebuah kendaraan Humvee.
Ia berkendara ke pusat perbelanjaan Terminal 21, tempat ia menembaki warga sipil.
Thomma bahkan menyiarkan langsung sebagian dari serangan itu, yang menggemparkan seluruh negeri.
Di akhir pembantaian itu, 29 orang tewas, dan 58 lainnya luka-luka.
Investigasi mengungkapkan bahwa kemarahan atas kesepakatan properti yang gagal menjadi penyebab serangan oleh Thomma, di mana ia menggunakan senapan serbu HK33 dan senjata-senjata lain yang dicuri dari militer.
Selain serangan itu sendiri, liputan media juga mengejutkan, dengan siaran langsung yang diduga justru membantu si penyerang.
Protokol keamanan militer Thailand juga banjir kritik karena aksi sadis ini.
Pembantaian Nong Bua Lamphu Tahun 2020 Paling Mematikan
Pembunuhan massal paling mematikan oleh pelaku tunggal di Thailand terjadi pada tahun 2022.
Pada tanggal 6 Oktober, Panya Khamrab, seorang mantan polisi berusia 34 tahun, melakukan aksi penembakan dan penusukan.
Khamrab menargetkan sebuah pusat penitipan anak di Uthai Sawan, membunuh sebagian besar anak-anak kecil dengan pisau dan senjata api.
Ia kemudian pulang, membunuh istri dan anak tirinya, lalu bunuh diri.
Aksi brutal tersebut menewaskan 36 orang, 24 di antaranya anak-anak. Setidaknya 10 orang lainnya luka-luka.
Pembunuhan tersebut dikaitkan dengan masalah pribadi dan rumah tangga, termasuk perselisihan Khamrab dengan istri dan komunitasnya.
Masa berkabung nasional pun dikumandangkan, dengan warga menuntut undang-undang senjata api dan narkoba yang lebih ketat.
Penembakan di Sekolah Perang Angkatan Darat pada September 2022
Sersan Mayor Yongyuth Mungkornkim, 59 tahun, seorang pegawai di Sekolah Tinggi Perang Angkatan Darat, menembak mati dua rekannya dan melukai seorang lainnya di sekolah tersebut di Bangkok.
Penyebabnya adalah konflik di tempat kerja. Penembakan ini menyoroti kekerasan di dalam institusi militer.
Selain itu, ada penembakan di pusat perbelanjaan Lopburi pada 9 Januari 2020.
Perampokan di Pusat Perbelanjaan Robinson di Provinsi Lopburi dilakukan oleh Prasittichai Khaokaew, dengan pistol semi-otomatis berperedam. Tiga orang tewas.
Pelaku mencuri perhiasan emas senilai 500.000 Baht Thailand. Ia ditangkap 13 hari kemudian dan dijatuhi hukuman mati.

Apa Penyebab Penembakan dan Serangan di Thailand?
Senjata api, narkoba, dan gangguan mental adalah faktor-faktor mematikan terjadinya penembakan massal ini.
Ketersediaan senjata api, penyalahgunaan narkoba, dan masalah kesehatan mental merupakan faktor-faktor mematikan yang menyebabkan seringnya serangan massal di Thailand.
Negara ini memiliki kepemilikan senjata api sipil tertinggi di Asia Tenggara.
Bak kacang goreng yang sangat laris dan sangat diminati, diperkirakan ada sekitar 15 senjata per 100 orang di Thailand.
Meskipun undang-undangnya ketat, penegakannya tidak konsisten.
Senjata api ilegal diselundupkan ke Thailand dari zona konflik di negara-negara tetangga.
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah lain, dengan meningkatnya penggunaan metamfetamin.
Baik pelaku penyerangan tahun 2020 maupun 2022 memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba.
Kedekatan Thailand dengan kawasan perdagangan narkoba yang dikenal sebagai Segitiga Emas berkontribusi terhadap maraknya perdagangan, penggunaan, dan kecanduan narkoba.
Investigasi mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku memiliki keluhan pribadi, seperti ketidakharmonisan rumah tangga, konflik di tempat kerja, dan kondisi kesehatan mental. Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan mental di Thailand merupakan masalah yang terus berulang.
Serangan-serangan baru-baru ini telah menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap pengendalian senjata api, dan liputan media atas peristiwa-peristiwa ini.
Masyarakat telah menuntut peningkatan fasilitas perawatan kesehatan mental.
"Reformasi kepemilikan senjata api dan penegakan hukum narkoba merupakan area-area utama yang perlu diperhatikan," tulis ulasan WN.
(oln/*)
Viral Video Petugas Kebun Binatang di Thailand Tewas Dikeroyok Singa, Saksi Ungkap Kejanggalan |
![]() |
---|
UNY dan Universitas Wailak Thailand Gelar Sharing Session, Gali Potensi Kearifan Lokal |
![]() |
---|
FI Asia & Vitafoods Asia 2025 di Bangkok Thailand, Pameran Inovasi Bahan Pangan dan Kesehatan |
![]() |
---|
Daftar 16 Tim yang Lolos ke Piala Asia U23 2026: Timnas Indonesia Gagal, ASEAN Kirim 2 Wakil |
![]() |
---|
Pengadilan Thailand Putuskan Thaksin Shinawatra Jalani Hukuman Penjara Satu Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.