Minggu, 17 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

WHO Bongkar Fakta Mengerikan: Rumah Sakit di Gaza Kolaps, Anak-Anak Tewas karena Malnutrisi

Sebanyak 52 persen obat-obatan dan 68 persen bahan habis pakai tidak memiliki stok sama sekali

|
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Tangkap layar dari kanal YouTube Reuters
KRISIS AIR MINUM - Dilanda krisis air, Akuifer Terkontaminasi dan Pipa Air Rusak di Gaza (Tangkap layar dari kanal YouTube Reuters). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Krisis kemanusiaan di Gaza kini berada di titik yang paling mengkhawatirkan. 

Rumah sakit lumpuh, stok obat penyelamat nyawa habis, dan jumlah korban meninggal akibat malnutrisi terus melonjak. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, kondisi ini tak lagi sekadar darurat medis, tetapi bencana kemanusiaan besar.

Dr. Rik Peeperkorn, Perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, mengungkap fakta memilukan:

 “Kelangkaan obat-obatan dan bahan habis pakai yang kritis masih terus berlanjut dan semakin parah, dengan 52 persen obat-obatan dan 68 persen bahan habis pakai tidak memiliki stok sama sekali," ungkapnya dilansir dari website resmi PBB, Kamis (14/8/2025).

Baca juga: Pemerintah Bersikap Hati-hati terkait Penggunaan Pulau Galang untuk Pengobatan 2.000 Warga Gaza

Rumah Sakit Overload hingga 300 Persen

Data WHO menunjukkan kapasitas rumah sakit di Gaza telah melampaui batas wajar. Rumah Sakit Shifa kini beroperasi di kapasitas 250 persen, Nasser 180 persen, Al-Rantisi 210 persen, bahkan Al-Ahli mencapai lebih dari 300 persen.

Beban ini diperparah oleh lonjakan korban luka akibat serangan di area distribusi makanan. 

Situasi darurat membuat persediaan darah dan plasma kritis, sementara tenaga medis kewalahan merawat ribuan pasien setiap hari.

Sejak 27 Mei 2025, setidaknya 1.655 orang meninggal dan lebih dari 11.800 orang luka-luka di wilayah tersebut.

Anak-Anak Jadi Korban Terbesar

Kekurangan pangan akut telah merenggut nyawa 148 orang sejak awal 2025—termasuk 49 anak, dengan 39 di antaranya berusia di bawah lima tahun. 

Data WHO mencatat hampir 12.000 anak mengalami malnutrisi akut pada Juli, dengan 2.500 anak di antaranya berada dalam kondisi paling parah.

Ini adalah angka bulanan tertinggi sejak konflik meningkat, menandakan gizi buruk di Gaza berkembang menjadi ancaman yang lebih mematikan dibandingkan bom dan peluru.

Tak hanya kelaparan, penyakit juga menyapu wilayah ini. 

Antara Juli dan awal Agustus, tercatat 452 kasus dugaan meningitis, angka tertinggi sejak eskalasi konflik. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan