Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ngambek Tak Diundang ke Alaska, Tuding Putin Raup Keuntungan dari Pertemuan dengan Trump

Zelensky menilai Presiden Rusia Vladimir Putin bakal meraih keuntungan strategis dari pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Kantor Kepresidenan Ukraina
ZELENSKY CURIGAI RUSIA - Gambar ini diambil dari Kepresidenan Ukraina pada Selasa (3/6/2025), Zelensky menilai Presiden Rusia Vladimir Putin bakal meraih keuntungan strategis dari pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai Presiden Rusia Vladimir Putin bakal meraih keuntungan strategis dari pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung di Alaska Jumat (15/8/2025).

Dalam wawancara eksklusif dengan NewsNation, Zelensky mengungkap setidaknya ada tiga manfaat utama yang diyakininya akan didapat Putin usai menggelar pertemuan dengan delegasi AS.

Pertama, kesempatan bertemu Trump di tanah Amerika Serikat yang menurutnya merupakan “kemenangan pribadi” bagi pemimpin Rusia tersebut.

Kedua, pertemuan itu akan mengakhiri isolasi internasional yang selama ini dialami Putin sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

Ketiga, pertemuan ini dinilai mampu menunda pemberlakuan sanksi baru AS terhadap Rusia.

Pernyataan tersebut dilontarkan Zelensky  sebagai bentuk kekecewaan lantaran dirinya tak diajak untuk bergabung di meja perundingan.

Sebagai pihak yang diserang, Ukraina merasa harus berada di meja perundingan untuk memastikan setiap kesepakatan tidak merugikan kedaulatan dan kepentingannya.

Namun, ketika pembicaraan berlangsung tanpa kehadiran Kyiv, ada risiko besar bahwa arah negosiasi akan lebih menguntungkan Rusia.

Misalnya dengan memberi konsesi wilayah, mengurangi tekanan ekonomi, atau menghentikan sanksi.

Gedung Putih Beberkan Alasan

Sebelum perseteruan ini memuncak, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan melangsungkan pertemuan pada Jumat (15/8/2025) di Anchorage, Alaska.

Baca juga: Perundingan Alaska Berisiko, Ukraina Yakin Putin Akan Perdaya Trump

Pada awalnya Duta Besar AS menyebut bahwa Zelensky  berpeluang hadir dalam pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun Trump memutuskan untuk tidak mengundang Presiden Zelensky di sesi pertama KTT. Gedung Putih secara jelas menyatakan bahwa pertemuan ini dirancang sebagai “one-on-one meeting” hanya antara Trump dan Putin.

Pembicara Gedung Putih menyebut ini sebagai bentuk “listening exercise” atau sesi untuk mendengarkan sikap Rusia secara langsung tanpa kehadiran pihak ketiga.

Merespon keputusan ini, Zelensku langsung melontarkan kekecewannya. Menurutnya setiap keputusan atau kesepakatan damai yang dibuat tanpa keterlibatan Ukraina tidak mencerminkan kepentingan dan kebutuhan rakyat Ukraina.

Sehingga besar kemungkinan kesepakatan itu akan gagal diterapkan atau ditolak oleh pihak yang seharusnya menerima manfaatnya.

Presiden Zelensky juga menekankan bahwa keputusan apapun yang merugikan Ukraina atau dibuat tanpa partisipasi negaranya akan sia-sia dan tidak akan menciptakan perdamaian yang nyata.

Perdamaian yang efektif haruslah melibatkan semua pihak yang terkena dampak konflik agar hasilnya sah, dihormati, dan berkelanjutan.

Tanpa Ukraina, proses diplomasi hanya akan menjadi kesepakatan formal di atas kertas, tanpa men

Agenda Pertemuan Trump dan Putin

Adapun  Pertemuan tingkat tinggi ini yang digelar Trump dan Putin difokuskan pada upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun dan menelan ratusan ribu korban jiwa.

Trump mengatakan pertemuan ini merupakan langkah awal dari proses perdamaian yang sudah lama ia upayakan sejak kembali menjabat sebagai Presiden. 

Ia mengisyaratkan, kesepakatan damai kemungkinan besar akan melibatkan pertukaran wilayah, suatu ide yang memicu perdebatan di kancah internasional.

"Ini sangat rumit. Tapi, kita akan mendapatkan kembali sebagian, dan sebagian lagi akan ditukar. Akan ada beberapa pertukaran wilayah demi kebaikan keduanya, tapi kita akan membicarakannya nanti atau besok," ujarnya.

Gedung Putih menggambarkan pertemuan ini bukan sebagai negosiasi akhir, melainkan sebagai “listening exercise” — sebuah kesempatan bagi Trump untuk mendengarkan langsung posisi Putin dan menilai apakah solusi damai dan gencatan senjata realistis dan layak di kejar Alaska Public MediaThe Washington PostWikipedia.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved