Berkat Labubu, Laba Pop Mart di Tahun 2025 Kian Dekati Angka Rp 45 Triliun
Labubu menghasilkan laba hingga Rp10,91 triliun pada semester pertama dan menyumbang 34,7 persen dari total pendapatan Pop Mart
Penulis:
Bobby W
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - CEO Pop Mart, Wang Ning memastikan bahwa perusahaan mainan yang dipimpinnya semakin mendekati target capaian pendapatan setara 20 miliar yuan (Rp45,38 triliun) pada tahun 2025 ini.
Pop Mart adalah perusahaan mainan asal Tiongkok, perusahaan ini dikenal karena menjual mainan 'rancangan desainer' yang dapat dikoleksi, dan sering dijual dalam format 'kotak buta'.
"30 miliar yuan (Rp68,07 triliun) tahun ini juga seharusnya cukup mudah dicapai." ungkap Wang Ning seperti yang dikutip dari Reuters pada wawancara hari pada Rabu ini (20/8/2025).
Wang menyampaikan prediksi capaian target laba tersebut saat menggelar wawancara dengan sejumlah analis setelah Pop Mart mengumumkan hasil semester pertama rekor pada Selasa lalu (19/8/2025)
Adapun Wang menyebutkan produk boneka Labubu buatan mereka menjadi sumber utama kenaikan laba bersih hingga angka hampir 400 persen pada tahun ini.
Pop Mart melaporkan bahwa peningkatan laba secara drastis tersebut didapatkan seiring banyaknya permintaan akan Labubu terutama di pasar luar negeri dengan margin lebih tinggi.
Labubu adalah anggota seri mainan "The Monsters" buatan sosok seniman asal Hong Kong, Kasing Lung.
Boneka Labubu sendiri telah menjadi favorit banyak selebriti dunia termasuk Lisa BLACKPINK, Rihanna, dan David Beckham.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2010 ini juga mencatatkan dirinya sebagai badan usaha dengan transaksi saham paling aktif 2025 ini
Adapun data tersebut merujuk pada nilai perdagangan Pop Mart selama ini di Bursa Hong Kong hingga hari Rabu lalu.
Bahkan nilai saham Pop Mart tercatat naik lebih dari 12,5 persen ke level penutupan tertinggi sejak debut di Hong Kong pada Desember 2020 lalu.
Kenaikan saham secara 'gila-gilaan' ini juga menjadikan Pop Mart lebih berharga daripada raksasa mainan lainnya seperti Mattel yang membuat boneka Barbie dan perusahaan induk Hello Kitty, Sanrio.
Baca juga: Boneka Labubu Termahal di Dunia Terjual dengan Harga Rp 2,4 Miliar
Kedua perusahaan mainan raksasa tersebut memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 50 miliar dolar AS.
Terkait strategi di masa yang akan datang, Wang Ning mengaku fokus perusahaannya saat ini adalah melakukan ekspansi ke negara-negara Timur Tengah, Eropa Tengah, serta Amerika Tengah dan Selatan.
"Saya pikir untuk pasar luar negeri kami masih sangat optimistis, dan kami juga percaya masih ada ruang pertumbuhan yang sangat luas," kata Wang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.